Sebagai umat Islam, menjaga kesucian diri dari hadats kecil dan besar adalah suatu keharusan agar ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Kesucian ini adalah syarat fundamental dalam melaksanakan berbagai ibadah, seperti shalat, i'tikaf di masjid, thawaf, dan menyentuh mushaf.
Untuk membersihkan diri dari hadats kecil, kita cukup melakukan wudhu. Namun, untuk menghilangkan hadats besar, seperti setelah berhubungan suami istri, keluarnya mani, atau haid kita perlu melaksanakan mandi wajib atau mandi junub.
Haid adalah proses alami yang dialami oleh wanita dalam masa reproduksi, dan selama periode ini, wanita berada dalam keadaan hadats. Untuk kembali suci dan dapat melanjutkan ibadah seperti shalat dan membaca Al-Qur'an, penting bagi wanita untuk melakukan mandi junub setelah haid selesai.
Sebelum memahami tata cara mandi wajib, ada baiknya kita mengenali enam penyebab yang memerlukan mandi wajib. Mari kita ketahui lebih jauh dalam artikel ini!
Hal-hal yang Mengharuskan Mandi Wajib
Dalam Islam terdapat beberapa hal yang mengharuskan seorang muslim untuk melakukan mandi wajib. Mandi wajib atau yang dikenal juga dengan istilah "mandi besar" bertujuan untuk mensucikan diri dari hadas besar. Berikut beberapa hal yang mengharuskan seseorang mandi wajib:
1. Keluarnya Sperma
Baik laki-laki maupun perempuan diwajibkan untuk mandi setelah keluarnya sperma (mani). Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Sa'id Al-Khudri ra:
Artinya: Rasulullah Saw.bersabda: “Air itu karena air (wajibnya mandi karena keluarnya air mani).” (HR Muslim).
Hadits ini dengan tegas menyatakan bahwa keluarnya mani mewajibkan mandi, tanpa terkecuali. Mandi wajib ini wajib dilakukan baik mani keluar saat terjaga atau tertidur, disengaja atau tidak, ada sebab atau tidak, disertai syahwat atau tidak. Yang terpenting adalah mani tersebut keluar dari tubuh.
Pentingnya mandi wajib setelah keluar mani ini karena mani mengandung najis. Mandi wajib bertujuan untuk membersihkan diri dari hadas besar dan mensucikan diri sebelum melakukan ibadah, seperti shalat, membaca Al-Qur'an, dan memasuki masjid.
Oleh karena itu, bagi umat Islam yang telah keluar mani, baik laki-laki maupun perempuan, diwajibkan untuk segera melakukan mandi wajib dengan tata cara yang benar. Hal ini untuk kembali ke dalam keadaan suci dan menjalankan ibadah dengan tenang dan khusyuk.
Baca juga tentang 5 Cara Efektif Memperbanyak Sperma yang Harus Diketahui
2. Berhubungan Seksual
Dalam Islam, hubungan seksual (persetubuhan) memiliki konsekuensi ritual tertentu, yaitu kewajiban mandi wajib atau mandi junub. Mandi junub diwajibkan ketika terjadi persinggungan alat kelamin laki-laki dengan alat kelamin perempuan, meskipun tidak mengeluarkan mani dan menggunakan kondom.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Muslim:
Artinya: “Bila seorang lelaki duduk diantara empat potongan tubuh wanita (dua tangan dan dua kaki) dan tempat khitan (laki-laki) bertemu tempat khitan (wanita) maka sungguh wajib mandi meskipun ia tidak mengeluarkan mani,” (HR Muslim).
3. Keluarnya Darah Haid
Haid atau menstruasi adalah keluarnya darah dari organ kewanitaan dalam kondisi normal, dengan durasi minimal satu hari satu malam (24 jam) dan maksimal lima belas hari. Secara umum, haid berlangsung selama tujuh atau delapan hari. Dasar hukum kewajiban mandi bagi perempuan yang mengalami haid adalah firman Allah:
Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: "Haid itu adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu,” (Surat Al-Baqarah: 222).
4. Berakhirnya Masa Nifas
Nifas adalah darah yang keluar dari kemaluan wanita setelah melahirkan. Durasi minimal nifas adalah waktu yang singkat, sedangkan durasi maksimalnya adalah 60 hari. Umumnya, nifas berlangsung selama 40 hari.
Seperti halnya haid, wanita yang mengalami nifas juga wajib mandi setelah darahnya berhenti (mampet). Namun, dalam kasus nifas, tidak perlu menunggu hingga mencapai hitungan 24 jam karena darah yang keluar setelah melahirkan sudah dapat dikategorikan sebagai nifas.
Perlu diketahui bahwa wanita yang sedang mengalami haid atau nifas tidak diperbolehkan dan tidak sah melakukan wudhu atau mandi ketika darah masih keluar (belum mampet).
Hal ini disebabkan oleh fungsi utama wudhu atau mandi adalah untuk mencapai kesucian, sementara ia sedang mengalami keluarnya darah yang menyebabkan hadats. Ia hanya diperbolehkan melakukan mandi sunah yang bertujuan untuk menghilangkan aroma tak sedap, terutama ketika hendak berkumpul dengan orang banyak, seperti mandi sunah saat hendak memasuki Mekkah dan mandi dua hari raya.
5. Melahirkan
Bagi wanita yang melahirkan secara normal, wajib hukumnya untuk mandi wajib meskipun yang dilahirkan masih berupa segumpal darah atau daging. Hal ini dikarenakan proses melahirkan mengeluarkan darah nifas yang termasuk hadas besar.
Sedangkan bagi wanita yang melahirkan melalui operasi caesar, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai kewajiban mandi wajib. Ada pendapat yang menyatakan bahwa tetap wajib mandi, dan ada pula yang mengatakan tidak wajib.
6. Meninggal
Mandi wajib juga diwajibkan bagi orang yang meninggal, kecuali bagi mereka yang meninggal dalam keadaan syahid, serta korban keguguran atau aborsi yang belum menunjukkan bentuk manusia seperti masih berbentuk segumpal daging.
Namun, jika bayi keguguran tersebut telah memiliki sebagian bentuk manusia seperti tangan atau kepala, maka wajib hukumnya untuk dimandikan.
Dalil Tentang Mandi Wajib
Berikut adalah beberapa dalil mengenai mandi wajib yang terdapat dalam Al-Quran dan hadits:
1. Al-Quran Surat Al-Maidah Ayat 6
Adapun dalil yang bersumber dari Al-Qur’an sebagaimana tercantum dalam surat Al-Maidah ayat 6 yang menunjukkan bahwa mandi wajib harus dilakukan oleh mereka yang junub sebelum melaksanakan shalat:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai kedua mata kaki, dan jika kamu junub, maka mandilah.”
2. Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim
Selain Al-Qur’an, berikut ini juga terdapat hadits yang menjelaskan kewajiban mandi besar bagi mereka yang memiliki hadas besar, seperti setelah haid, nifas, bersetubuh, melahirkan, atau menyentuh mayat.
“Mandi itu wajib atas setiap orang yang mengalami hadas besar.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Tata Cara Mandi Wajib Setelah Haid yang Benar
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, setelah periode menstruasi berakhir, wanita Muslim diwajibkan melakukan mandi besar. Langkah-langkah melakukan mandi wajib setelah menstruasi adalah sebagai berikut:
Baca juga tentang Bolehkah Mandi di Malam Hari?
-
Membaca Niat Mandi Wajib
Seperti semua ibadah dalam Islam, mandi wajib harus dimulai dengan niat yang tulus di hati untuk mensucikan diri dari keadaan najis. Berikut bacaannya:
“Nawaitul ghusla lifraf il hadatsil akbari minal haidil lillahi ta’ala”
Artinya: “Saya berniat mandi wajib untuk mensucikan hadats besar dari haid karena Allah Ta’ala.”
-
Mencuci Tangan dan Bagian Intim
Sebelum melakukan mandi wajib, disarankan bagi wanita untuk berwudhu, mencuci tangan dan membersihkan bagian intim mereka untuk memastikan kebersihan.
-
Seluruh Bagian Tubuh Harus Terguyur Air
Saat mandi wajib, seluruh badan bagian luar harus terguyur air, termasuk rambut dan bulu-bulunya. Untuk bagian tubuh yang berambut atau berbulu, air harus bisa mengalir sampai ke bagian kulit dan pangkal rambut/bulu sehingga tubuh tidak tertempel najis.
-
Menuangkan Air ke Kepala
Wanita harus memastikan air mencapai akar rambut dengan menuangkan air ke kepala mereka. Penting untuk memastikan bahwa air mencapai kulit kepala.
-
Menyiram Bagian Tubuh Sesuai dengan Urutan
Tubuh harus dicuci dengan urutan tertentu, dimulai dari sisi kanan kemudian sisi kiri. Ini melibatkan mencuci sisi kanan tubuh dan kemudian sisi kiri sebanyak tiga kali masing-masing.
-
Menggunakan Air yang Bersih
Air yang digunakan untuk mandi harus bersih dan suci. Disarankan untuk melakukan mandi wajib di tempat di mana air dapat mengalir, seperti bak mandi atau shower.
-
Membaca Doa Setelah Mandi Wajib
Apabila rangkaian mandi wajib sudah rampung, dianjurkan untuk membaca doa setelah mandi wajib seperti berikut yang dirangkum dari berbagai sumber:
Asyhadu allaa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu. Wa asyhadu anna Muhammadan Abduhu wa rasuluhu. Allahumma-j alnii minat tawabinna waj alnii minal mutathohiirina waj alni min ibadati shalihin.
Artinya: Aku bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah dan tidak ada yang menyekutukan bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah jadikanlah aku orang yang ahli tobat, dan jadikanlah aku orang yang suci dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang saleh.
Tonton Video Ini “Urutan Tata Cara..!! Mandi Wajib Setelah Haid-Untuk Perempuan”
Pentingnya Mandi Wajib dalam Islam
Mandi wajib adalah ritual pembersihan yang memiliki makna mendalam dalam konteks keagamaan, di mana individu membersihkan diri dari najis ritual dan sekaligus memperbaharui niat untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Dalam pandangan Islam, setelah melaksanakan mandi wajib, seseorang dianggap suci dan dapat kembali melaksanakan ibadah yang diwajibkan, seperti shalat dan membaca Al-Quran, yang merupakan dua pilar penting dalam kehidupan seorang Muslim.
Prosedur mandi wajib ini memiliki keutamaan khusus bagi wanita, terutama setelah masa menstruasi. Hal ini menjadi suatu keharusan untuk mencapai keadaan suci ritual yang memungkinkan mereka untuk melanjutkan ibadah dan aktivitas harian tanpa merasa terhalang oleh keadaan fisik mereka sebelumnya.
Dalam konteks ini, mandi wajib bukan hanya sekedar ritual, tetapi juga sebuah sarana untuk mengembalikan kehormatan dan kesucian, sehingga wanita dapat berpartisipasi secara penuh dalam kehidupan spiritual dan sosial mereka.
Lebih jauh lagi, mandi wajib melambangkan pencarian ampunan dari Allah dan upaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Ketika seseorang melaksanakan mandi wajib dengan niat yang tulus, mereka tidak hanya membersihkan tubuh, tetapi juga membersihkan jiwa dari beban dosa dan kesalahan.
Dalam hal ini, niat dan ketulusan menjadi kunci utama agar ritual ini diterima di sisi Allah, menegaskan bahwa tindakan fisik harus disertai dengan kesadaran spiritual yang mendalam.
Oleh karena itu, memahami dan melaksanakan mandi wajib dengan benar adalah langkah penting dalam perjalanan spiritual seorang Muslim. Ritual ini tidak hanya sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan kesempatan untuk merefleksikan diri dan memperbaharui komitmen kepada Allah.
Semoga penjelasan mengenai tata cara dan doa mandi besar setelah haid ini bermanfaat bagi kita semua.
Sumber:
https://www.nu.or.id/syariah/ini-sebab-sebab-mandi-wajib-hKBlr
https://kemenag.go.id/islam/cara-mandi-junub-lengkap-dengan-niat-dan-sunahnya-1UIN6
Tinggalkan komentar