Situs ini memiliki dukungan terbatas untuk browser Anda. Sebaiknya beralih ke Edge, Chrome, Safari, atau Firefox.

Gunakan kode FREESHIP untuk pesanan di atas IDR 90.000

Hai Nona! Unduh aplikasi pelacak menstruasi kami untuk iOS & Android untuk memahami lebih baik tentang siklus menstruasi kamu.

Jangan Panik! Berikut Penyebab BAB Keluar Darah Seperti Haid dan Cara Mengatasinya

Jangan Panik! Berikut Penyebab BAB Keluar Darah Seperti Haid dan Cara Mengatasinya

BAB berdarah adalah kondisi serius yang ditandai dengan keluarnya darah saat buang air besar. Jangan anggap remeh gejala ini, karena bisa jadi indikasi adanya pendarahan dalam saluran pencernaan. Penting untuk mengenali berbagai penyebab dan cara penanganannya agar dapat segera mengambil langkah yang tepat.

Yuk, cari tau penyebab dan cara mengatasi BAB berdarah dalam artikel berikut ini.

Penyebab Keluar Darah Ketika BAB 

Penyebab BAB berdarah umumnya berkaitan dengan perdarahan di saluran pencernaan, termasuk lambung dan usus besar. Berbagai kondisi kesehatan dapat memicu terjadinya BAB berdarah, antara lain:

1. Wasir

 

Wasir yang lebih dikenal oleh masyarakat sebagai ambeien adalah kondisi medis yang serius dan sering kali mengganggu kualitas hidup penderitanya. Penyakit ini terjadi ketika pembuluh darah di area anus mengalami pembengkakan dan tekanan berlebih, yang dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah tersebut. 

Akibatnya, pendarahan dapat terjadi, dan darah dapat terlihat pada feses. Menurut penelitian, prevalensi wasir meningkat seiring dengan bertambahnya usia, dan diperkirakan sekitar 50% populasi mengalami gejala wasir pada usia 50 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa wasir bukan hanya masalah kesehatan individu, tetapi juga tantangan kesehatan masyarakat yang perlu diperhatikan.

Baca juga tentang Bahayakah Mengeluarkan Darah Ketika Berhubungan Intim?

2. Fisura Ani

Salah satu penyebab umum dari buang air besar yang berdarah adalah fisura ani. Fisura ani terjadi ketika jaringan kulit di sekitar anus mengalami robekan atau kerusakan, sering kali disebabkan oleh pengeluaran feses yang besar dan keras. 

Ketika seseorang mengalami kondisi ini, dokter biasanya menemukan adanya robekan kecil atau benjolan di sekitar anus. Data menunjukkan bahwa fisura ani lebih sering terjadi pada individu yang mengalami sembelit kronis, yang dapat memperburuk kondisi dan menyebabkan rasa sakit yang signifikan saat buang air besar. Oleh karena itu, pemahaman tentang fisura ani penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

3. Divertikulitis

Divertikulitis adalah kondisi lain yang dapat menyebabkan darah dalam feses. Penyakit ini ditandai dengan peradangan pada dinding usus besar, di mana kantung kecil terbentuk. Meskipun banyak kasus divertikulitis tidak menunjukkan gejala, terkadang kondisi ini dapat menyebabkan pendarahan. 

Baca juga tentang Cara Mudah & Cepat Menghilangkan Noda Darah di Sprei

Seseorang yang berisiko terkena divertikulitis adalah pada individu yang jarang mengonsumsi makanan kaya serat, seperti buah dan sayuran. Hal ini menekankan pentingnya pola makan yang sehat dan seimbang dalam menjaga kesehatan pencernaan dan mencegah kondisi yang lebih serius.

4. Tukak Lambung 

Tukak lambung merupakan kondisi lain yang dapat menyebabkan feses berdarah. Penyakit ini ditandai dengan munculnya luka pada lambung, yang sering disertai gejala seperti maag, kembung, dan nyeri di ulu hati. Kerusakan pada lapisan mukus lambung mengakibatkan asam lambung langsung mengenai jaringan lambung, menyebabkan luka. 

Ketika jaringan lambung terluka, makanan yang diproses di dalamnya dapat terkontaminasi oleh darah, yang kemudian dapat terlihat pada feses. Penanganan tukak lambung yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut, termasuk pendarahan yang lebih serius.

5. Angiodisplasia

Angiodisplasia adalah kondisi lain yang dapat menyebabkan buang air besar berdarah. Kelainan ini melibatkan pembuluh darah yang rapuh di saluran pencernaan, sering terjadi di bagian kolon. Ketika pembuluh darah ini pecah, dapat menyebabkan pendarahan yang signifikan. 

Data menunjukkan bahwa angiodisplasia lebih umum pada individu yang lebih tua, dan seringkali sulit didiagnosis karena gejalanya yang tidak spesifik. Oleh karena itu, pemahaman yang lebih baik tentang angiodisplasia sangat penting untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.

6. Radang Usus

Radang usus seperti kolitis ulseratif dan penyakit Crohn adalah sejenis penyakit autoimun yang dapat menyebabkan peradangan dan iritasi pada usus. Infeksi yang terjadi akibat bakteri atau kuman dapat memperburuk kondisi ini, mengakibatkan luka pada dinding usus dan pendarahan. 

Baca juga tentang Apakah BAB Kamu Normal?

Dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa prevalensi radang usus meningkat di banyak negara, dan pengelolaan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius. Kesadaran akan gejala radang usus sangat penting untuk diagnosis dini dan pengobatan yang efektif.

Cara Atasi BAB Berdarah 

BAB berdarah adalah kondisi yang dapat menimbulkan kekhawatiran dan ketidaknyamanan. Berbagai faktor dapat menjadi penyebabnya, sehingga pendekatan pengobatan yang tepat sangat bergantung pada diagnosis yang akurat. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini secara umum:

1. Pengobatan Rumahan

Pengobatan rumahan sering kali menjadi langkah awal yang efektif, terutama untuk kasus BAB berdarah yang ringan. Jika wasir menjadi penyebabnya, mandi air hangat dapat membantu meredakan nyeri dan ketidaknyamanan. Penggunaan krim yang tersedia tanpa resep atau yang diresepkan oleh dokter juga dapat mengurangi iritasi.

Bila fisura ani akibat konstipasi menjadi penyebab, mengatasi masalah sembelit menjadi prioritas untuk mendukung penyembuhan fisura tersebut. Beberapa langkah sederhana yang dapat diambil untuk mencegah BAB berdarah meliputi:

  • Mengonsumsi makanan tinggi serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
  • Melakukan olahraga secara teratur untuk menjaga kelancaran sistem pencernaan.
  • Menjaga kebersihan area dubur untuk mencegah iritasi.
  • Memastikan tubuh tetap terhidrasi dengan baik, sehingga tinja tidak keras.

2. Perawatan Medis

Apabila pengobatan rumahan tidak membuahkan hasil, perawatan medis mungkin diperlukan. Jika wasir menjadi penyebab, dokter dapat menggunakan berbagai metode untuk menghentikan pendarahan. 

Prosedur endoskopi sering kali digunakan untuk menyuntikkan obat ke lokasi pendarahan atau menggunakan arus listrik atau laser untuk merawat sumber pendarahan. Dalam kasus yang lebih serius, angiografi dapat dilakukan untuk menyuntikkan obat langsung ke dalam pembuluh darah yang terlibat.

Perawatan medis juga bervariasi tergantung pada penyebab yang mendasari. Misalnya, antibiotik mungkin diresepkan untuk mengatasi infeksi H. pylori atau obat antiinflamasi untuk kolitis. Dalam beberapa situasi, pembedahan diperlukan untuk mengangkat polip atau bagian usus besar yang rusak akibat kanker, divertikulitis, atau penyakit radang usus.

Jika fisura ani adalah penyebabnya, biasanya kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, jika terdapat risiko infeksi, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. 

Tonton Penjelasan Selengkapnya tentang “5 Penyebab BAB Disertai Darah” dalam video berikut ini.

Makanan yang Bisa Menyebabkan BAB Berdarah

Ketika berbicara tentang kesehatan pencernaan, penting untuk memahami bahwa beberapa jenis makanan dapat memperburuk atau bahkan memicu gejala dari kondisi yang dapat menyebabkan buang air besar (BAB) berdarah. 

Berikut adalah beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari:

1. Makanan yang Pedas

Makanan pedas, terutama yang mengandung cabai, bisa menjadi pemicu masalah pencernaan yang serius bagi sebagian orang. Kapsaisin, senyawa aktif dalam cabai, dapat merangsang lambung dan usus. 

Konsumsi berlebihan makanan yang sangat pedas, seperti saus cabai atau hidangan khas Asia yang kaya rempah, dapat menyebabkan kembung, gas, bahkan iritasi usus. Dalam kasus ekstrim, luka pada dinding usus dapat terjadi, yang berpotensi menyebabkan BAB berdarah.

2. Makanan Tinggi Gluten

Bagi individu yang menderita penyakit celiac, makanan yang mengandung gluten seperti roti, pasta, dan produk gandum lainnya dapat sangat berbahaya. Gluten, yang merupakan protein dalam gandum, dapat memicu peradangan pada usus, merusak dinding usus, dan menyebabkan gejala seperti diare berdarah dan kram perut. Oleh karena itu, penting bagi penderita penyakit ini untuk menghindari konsumsi gluten agar kesehatan pencernaan tetap terjaga.

3. Produk Olahan Susu Sapi

Produk susu seperti susu, keju, dan yogurt mengandung laktosa, yang dapat menjadi masalah bagi individu yang intoleran laktosa. Ketika mereka mengonsumsi produk ini, tubuh tidak dapat mencerna laktosa dengan baik, yang dapat mengakibatkan gejala seperti diare, kembung, dan bahkan BAB berdarah. 

Misalnya, seseorang yang intoleran laktosa mungkin mengalami reaksi ini setelah menikmati es krim. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan asupan produk susu dan mempertimbangkan alternatif rendah laktosa.

4. Makanan Manis

Konsumsi berlebihan makanan tinggi gula dapat mengganggu keseimbangan bakteri di usus dan menyebabkan masalah pencernaan, termasuk BAB berdarah. Meskipun gula adalah sumber energi penting, asupan yang berlebihan dapat menciptakan lingkungan yang tidak sehat bagi bakteri usus, memicu peradangan, dan mengganggu proses pencernaan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan konsumsi gula dalam diet sehari-hari.

Baca juga tentang Penyebab dan Cara Mengatasi Gatal Pada Area Vagina dan Anus

5. Makanan yang Mengandung Fruktosa

Fruktosa yang berlebihan dalam diet dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan berpotensi memicu diare atau BAB berdarah. Misalnya, konsumsi berlebihan jus buah yang kaya fruktosa dapat mengiritasi usus dan memicu reaksi yang tidak diinginkan. 

Selain itu, makanan olahan yang mengandung sirup jagung tinggi fruktosa juga dapat menyebabkan masalah pencernaan jika dikonsumsi secara berlebihan. Oleh karena itu, penting untuk mengatur asupan fruktosa agar tetap dalam batas wajar.

6. Daging Olahan

Daging olahan seperti sosis, bacon, dan ham sering mengandung bahan pengawet seperti natrium nitrat dan nitrit. Konsumsi daging olahan dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan iritasi pada dinding usus dan berpotensi mengakibatkan BAB berdarah. Selain itu, proses pengolahan yang melibatkan garam berlebihan dapat menyebabkan retensi air dan mengganggu keseimbangan elektrolit, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kesehatan pencernaan.

7. Makanan Cepat Saji

Makanan cepat saji, yang umumnya tinggi lemak jenuh, garam, dan gula tambahan, juga merupakan salah satu penyebab masalah pencernaan. Makanan ini cenderung rendah serat dan nutrisi penting lainnya. 

Sehingga mengkonsumsi berlebihan dapat mengganggu keseimbangan bakteri usus dan menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan. Beberapa individu mungkin mengalami konstipasi atau diare parah akibat makanan cepat saji, yang dalam beberapa kasus dapat berhubungan dengan BAB berdarah.

Itulah penjelasan mengenai penyebab, gejala, dan penanganan BAB berdarah yang perlu Anda ketahui. Jika Anda mengalami gejala BAB berdarah, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter, terutama jika gejala tersebut telah berlangsung dalam waktu yang lama. Tindakan cepat dapat membantu mengidentifikasi masalah kesehatan yang mendasari dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Sumber:

https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/bab-berdarah

https://www.halodoc.com/artikel/jangan-panik-ini-cara-mengatasi-bab-berdarah 

https://www.alodokter.com/bab-berdarah

https://ciputrahospital.com/makanan-penyebab-bab-berdarah/

Tinggalkan komentar

Use coupon code WELCOME10 for 10% off your first order.

Keranjang

Selamat! Pesanan Anda memenuhi syarat untuk pengiriman gratis Spend Rp 200.000 for free shipping
Tidak ada lagi produk yang tersedia untuk dibeli

Keranjang Anda saat ini kosong.