Situs ini memiliki dukungan terbatas untuk browser Anda. Sebaiknya beralih ke Edge, Chrome, Safari, atau Firefox.

Gunakan kode FREESHIP untuk pesanan di atas IDR 90.000

Hai Nona! Unduh aplikasi pelacak menstruasi kami untuk iOS & Android untuk memahami lebih baik tentang siklus menstruasi kamu.

Kenali 10 Penyebab Kista Ovarium pada Wanita

Kenali 10 Penyebab Kista Ovarium pada Wanita

Kista ovarium itu sebenarnya adalah kantung berisi cairan yang bisa muncul di salah satu atau kedua ovarium wanita. Ovarium sendiri adalah organ kecil di panggul wanita yang berfungsi menampung sel telur dan memproduksi hormon seperti estrogen dan progesteron. Penyakit ini sering kali muncul karena pertumbuhan sel yang tidak normal.

Terdapat berbagai jenis kista ovarium, dan sebagian besar di antaranya tidak menimbulkan gejala serta tergolong jinak. Banyak wanita mungkin tidak menyadari keberadaan kista ini, terutama jika tidak menjalani pemeriksaan panggul secara rutin. Oleh karena itu, penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala guna mendeteksi kemungkinan adanya kista ovarium sejak dini.

Mungkin kamu penasaran kan kenapa kista ovarium ini bisa muncul? Yuk, simak penjelasan lebih lanjut tentang penyebabnya di bawah ini!

Penyebab Kista Ovarium yang Harus Diketahui

Kista ovarium dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut adalah sepuluh penyebab utama yang perlu diperhatikan:

1. Reproduksi Sel yang Tidak Normal

Proses reproduksi sel yang tidak normal dapat memicu pembentukan kista, seperti kista dermoid yang mengandung jaringan seperti rambut, kulit, atau gigi. Kista ini tidak terkait dengan siklus menstruasi. Selain itu, reproduksi sel yang tidak normal juga dapat menghasilkan kistadenoma, yang biasanya berisi cairan atau lendir.

Kista dermoid dan kistadenoma dapat membesar dan menggeser posisi ovarium, berpotensi menyebabkan torsi ovarium. Torsi ini dapat mengurangi atau bahkan menghentikan aliran darah ke ovarium, yang dapat menimbulkan komplikasi serius.

Baca Juga: Pentingnya Pemeriksaan Kualitas Sel Telur Sebelum Melakukan Program Kehamilan

2. Mengkonsumsi Obat Penyubur Kandungan Secara Berlebihan

Memiliki keturunan adalah impian banyak pasangan, dan demi mencapai tujuan tersebut, sebagian dari mereka tidak ragu untuk mencoba berbagai cara, termasuk mengkonsumsi obat penyubur kandungan. 

mengkonsumsi obat penyubur kandungan bisa memicu pembentukan kista ovarium

Namun, penting untuk diingat bahwa penggunaan obat ini secara berlebihan dapat menimbulkan efek samping yang serius. Salah satu risiko yang mungkin muncul adalah pembentukan kista ovarium, yang dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi. 

Oleh karena itu, disarankan untuk mempertimbangkan alternatif yang lebih aman, seperti penggunaan bahan alami. Kacang hijau dan tauge, misalnya, merupakan pilihan yang baik sebagai penyubur kandungan alami.

3. Belum Memiliki Anak

Mengandung dan melahirkan memiliki manfaat signifikan bagi kesehatan rahim wanita, termasuk penurunan risiko terkena kista ovarium. Bagi mereka yang belum atau tidak berencana untuk mengandung, penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. 

Salah satu cara yang efektif adalah dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan. Antioksidan berperan penting dalam melindungi tubuh dari infeksi yang disebabkan oleh parasit, virus, kuman, dan bakteri yang dapat mempengaruhi kesehatan organ reproduksi. Dengan menjaga pola makan yang sehat dan seimbang, kamu dapat menjaga kesehatan rahim dan mengurangi risiko terjadinya kista ovarium.

4. Endometriosis

Dalam beberapa kasus, kista ovarium dapat disebabkan oleh endometriosis, yaitu kondisi di mana jaringan yang seharusnya melapisi rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim. 

Jaringan ini dapat ditemukan di berbagai lokasi, termasuk saluran tuba, kandung kemih, usus, vagina, rektum, serta ovarium. Proses ini dapat menyebabkan pembentukan kista yang dikenal sebagai endometrioma, yang seringkali berisi darah.

Baca Juga: Penjelasan Mengenai Endometriosis

5. Mengidap Penyakit Radang Panggul

Penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease) yang parah dapat menyebar hingga ke ovarium, berpotensi meningkatkan risiko terbentuknya kista ovarium. 

Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kesehatan reproduksi, tetapi juga dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk gangguan kesuburan dan kehamilan ektopik. Infeksi yang menjadi penyebab PID dapat berasal dari berbagai mikroorganisme, seperti bakteri, jamur, atau parasit.

6. Masalah Hormon

Penggunaan obat kesuburan, seperti clomiphene, dapat menjadi solusi efektif untuk merangsang ovulasi. Namun, penting untuk diingat bahwa terapi ini juga dapat meningkatkan risiko terbentuknya kista ovarium yang bersifat jinak dan sering kali tidak menimbulkan gejala yang signifikan. Meskipun demikian, pemantauan yang cermat oleh tenaga medis sangat dianjurkan selama proses pengobatan.

7. Siklus Menstruasi yang Tidak Teratur

Siklus menstruasi yang idealnya berlangsung selama 28 hari dapat mengalami gangguan, dan jika haid terjadi lebih dari 45 hari, hal ini berpotensi menyebabkan pembentukan kista di ovarium. Remaja yang mengalami menstruasi pertama sebelum usia 11 tahun juga berada dalam kategori berisiko tinggi untuk mengalami kista ovarium.

8. Obesitas

Obesitas adalah salah satu faktor penyebab wanita mengalami kista ovarium. Kondisi ini dapat mempengaruhi keseimbangan hormonal dan kesehatan reproduksi secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi wanita untuk menjaga berat badan yang sehat melalui pola makan yang seimbang dan aktivitas fisik yang teratur, guna mengurangi risiko terkait kesehatan ini.

9. Faktor Genetik

Wanita yang memiliki riwayat keluarga, seperti ibu atau saudara perempuan yang pernah mengalami kista ovarium, perlu lebih waspada. Mereka memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kondisi serupa dibandingkan dengan wanita yang tidak memiliki riwayat keluarga tersebut. Ini menunjukkan bahwa faktor genetik berkontribusi terhadap kerentanan terhadap kista ovarium.

10. Pola Makan yang Tidak Sehat

Gaya hidup dan pola makan yang kurang sehat dapat meningkatkan risiko pembentukan kista ovarium. Oleh karena itu, disarankan untuk mengonsumsi makanan bergizi guna mencegah perkembangan kista ovarium menjadi kondisi yang lebih serius. Beberapa makanan yang sebaiknya dihindari meliputi makanan cepat saji, daging merah, makanan laut, minuman soda, alkohol, serta minuman berkafein.

Baca Juga: Makanan Untuk Kesehatan Hormon

Jenis-Jenis Kista Ovarium Berdasarkan Penyebabnya

Kista ovarium dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori utama berdasarkan penyebabnya, yaitu kista fungsional dan kista patologis. Berikut adalah penjelasan mengenai masing-masing jenis kista ovarium.

1. Kista Fungsional

Kista fungsional merupakan jenis kista yang paling umum dijumpai dan terbentuk akibat fluktuasi hormon selama siklus menstruasi. Kista ini umumnya tidak berbahaya dan dapat menyusut dengan sendirinya dalam waktu singkat. Kista fungsional terdiri dari dua jenis, yaitu:

  • Kista Folikel

Selama siklus menstruasi, sel telur berkembang dalam kantong folikel di ovarium. Kista folikel terbentuk ketika folikel tidak pecah dan mengakibatkan penumpukan cairan, sehingga membentuk kista.

  • Kista Corpus Luteum

Setelah ovulasi, folikel yang telah mengeluarkan sel telur seharusnya menghilang. Namun, jika folikel tetap terbuka dan cairan terakumulasi di dalamnya, kista corpus luteum akan terbentuk.

2. Kista Patologis

Berbeda dengan kista fungsional, kista patologis disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal yang dapat menghasilkan kista jinak atau tumor ganas. Kista patologis dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

  • Kistadenoma

Kistadenoma adalah jaringan yang terbentuk dari sel-sel di luar ovarium, biasanya berisi cairan lendir dan memiliki dinding yang tebal. Kista ini dapat tumbuh lebih besar dibandingkan dengan kista lainnya.

  • Endometriosis

Pada kondisi endometriosis, jaringan yang seharusnya berada di dalam rahim tumbuh di luar, termasuk ovarium, dan dapat menyebabkan pembentukan kista.

  • Kista Dermoid

Kista dermoid atau teratoma muncul dari sel-sel yang membentuk sel telur dan dapat mengandung berbagai jaringan, seperti kulit, rambut, dan lemak. Jenis kista ini lebih umum terjadi pada wanita di bawah usia 30 tahun. 

Meskipun bisa dikatakan jinak dan tidak menimbulkan gejala serius, pengangkatan melalui prosedur bedah sangat dianjurkan untuk mencegah risiko berkembangnya teratoma menjadi kanker.

Apakah Kista Ovarium Berbahaya?

Ketika menerima diagnosis kista ovarium dari dokter, banyak wanita yang merasakan kecemasan dan ketakutan. Namun, kamu tidak perlu khawatir, karena kista ovarium adalah kondisi yang cukup umum dan sering kali tidak menimbulkan gejala yang menyakitkan. 

Bahkan seringkali kista ini muncul sebagai bagian dari siklus menstruasi dan dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa bulan tanpa memerlukan pengobatan khusus.

Kista ovarium biasanya tidak mengganggu kesuburan, meskipun dalam beberapa kasus, dapat berkontribusi pada masalah kesuburan. Masalah baru muncul jika kista tidak menghilang, pecah, atau berkembang menjadi ukuran yang lebih besar, yang dapat mengganggu aliran darah ke ovarium.

Namun, penting untuk waspada terhadap potensi komplikasi yang mungkin timbul, seperti peningkatan risiko kanker endometrial, kanker payudara, dan kanker ovarium. Selain itu, kista juga dapat berkontribusi pada masalah kesehatan lain seperti infertilitas, gangguan kadar hormon insulin, serta obesitas.

Tonton penjelasan tentang “Benarkah Kista Ovarium Bikin sulit Hamil?” dalam video dibawah ini


Pengobatan Kista Ovarium Pada Wanita

Kista ovarium adalah kondisi yang umum dialami oleh wanita dan memerlukan penanganan yang tepat. Berikut adalah beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengobati kista ovarium:

1. Observasi Medis

Pendekatan ini melibatkan pemantauan berkala oleh dokter selama 1-3 bulan setelah pemeriksaan awal. Pemeriksaan rutin, termasuk pemeriksaan panggul, memungkinkan dokter untuk mengevaluasi perubahan ukuran kista. Dengan cara ini, dokter dapat menentukan langkah selanjutnya yang paling sesuai berdasarkan kondisi pasien.

2. Tindakan Operasi

Operasi dilakukan jika kista ovarium tidak menunjukkan tanda-tanda penyembuhan

Operasi diperlukan jika kista ovarium tidak menunjukkan tanda-tanda penyembuhan setelah beberapa bulan, membesar, atau terdeteksi adanya kemungkinan keganasan melalui USG. Pembedahan juga dianjurkan jika kista menyebabkan nyeri hebat atau terjadi pada wanita pasca menopause. Terdapat dua jenis pembedahan: 

  • Laparoskopi: Cocok untuk kista berukuran sedang yang tidak bersifat ganas. Prosedur ini dilakukan dengan sayatan kecil pada perut di bawah bius umum, menggunakan alat laparoskopi untuk melihat dan mengangkat kista. 
  • Laparotomi:Digunakan untuk kista yang lebih besar atau jika dicurigai adanya keganasan. Prosedur ini melibatkan sayatan yang lebih besar, memungkinkan pemeriksaan lebih mendalam terhadap kista. Jika kista terbukti ganas, dokter akan mengangkat indung telur serta jaringan sekitarnya, termasuk rahim dan kelenjar getah bening.

3. Mengkonsumsi Pil Kontrasepsi

Dalam beberapa kasus, dokter dapat meresepkan pil kontrasepsi untuk mengurangi nyeri dan mencegah pembentukan kista baru. Penanganan terbaik harus ditentukan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan setelah melakukan pemeriksaan menyeluruh, mengingat setiap pasien memiliki riwayat kesehatan dan tingkat keparahan yang berbeda.  

Baca Juga: Kontrasepsi dan Kenaikan Berat Badan

Pencegahan Kista Ovarium

Kista ovarium dapat muncul kembali dengan risiko sekitar 10-15% setelah tindakan pengangkatan. Oleh karena itu, penting untuk mengadopsi gaya hidup sehat guna mencegah kemunculan kista tersebut. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah pola makan. 

Berikut beberapa jenis makanan yang sebaiknya kamu konsumsi untuk menjaga kesehatan ovarium:

  • Makanan Berserat Tinggi: Konsumsi sayuran seperti brokoli, kacang almond, buah beri, dan labu yang kaya serat.
  • Protein Tanpa Lemak: Pilih sumber protein sehat seperti ikan, daging ayam, dan tahu untuk mendukung kesehatan tubuh.
  • Flaxseeds: Biji rami ini dapat membantu menurunkan kadar androgen dalam tubuh, yang jika meningkat dapat memicu gangguan kesehatan reproduksi pada wanita.

Dengan memahami penyebab kista ovarium, kamu dapat lebih proaktif dalam menjaga kesehatan. Pastikan untuk memilih menu makanan bergizi demi mengurangi risiko kemunculan kista ovarium. Jika kamu mengalami gejala seperti nyeri saat menstruasi, nyeri panggul, atau perut kembung, segera konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Sumber:

https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-kista-ovarium

https://www.halodoc.com/artikel/penyebab-kista-ovarium-pada-wanita-yang-wajib-diketahui

https://www.klikdokter.com/info-sehat/reproduksi/penyebab-kista-ovarium

https://www.mitrakeluarga.com/artikel/kista-ovarium-adalah

Tinggalkan komentar

Use coupon code WELCOME10 for 10% off your first order.

Keranjang

Selamat! Pesanan Anda memenuhi syarat untuk pengiriman gratis Spend Rp 200.000 for free shipping
Tidak ada lagi produk yang tersedia untuk dibeli

Keranjang Anda saat ini kosong.