Pernahkah kamu mengalami menstruasi datang lebih cepat, terlambat, atau bahkan tidak datang sama sekali saat bepergian? Tenang — kamu tidak sendirian. Banyak perempuan mengalami siklus haid yang berubah saat melakukan perjalanan jauh. Meski kadang terasa mengganggu, hal ini sebenarnya bisa dijelaskan secara ilmiah.
1. Pengaruh Ritme Sirkadian Tubuh
Siklus menstruasi sangat dipengaruhi oleh ritme sirkadian, yaitu jam biologis tubuh yang mengatur pola tidur, metabolisme, dan hormon. Saat kamu bepergian melintasi zona waktu (misalnya dari Jakarta ke Eropa atau Amerika), tubuh mengalami jet lag, yang bisa mengacaukan keseimbangan hormon.
Penelitian menunjukkan bahwa gangguan pola tidur dapat memengaruhi produksi hormon seperti melatonin dan kortisol, yang pada akhirnya memengaruhi kadar estrogen dan progesteron — dua hormon penting dalam siklus menstruasi. Akibatnya, ovulasi bisa tertunda dan siklus menjadi tidak teratur.
2. Stres Perjalanan dan Hormon Kortisol
Bepergian tidak selalu santai — bahkan liburan pun bisa menimbulkan stres, mulai dari persiapan, penerbangan panjang, hingga adaptasi di tempat baru. Kondisi ini meningkatkan kadar kortisol (hormon stres), yang dapat menekan kerja poros hipotalamus-hipofisis-gonad, sistem yang mengatur hormon reproduksi.
Akibatnya, menstruasi bisa datang terlambat, lebih sedikit dari biasanya, atau bahkan tertunda satu siklus penuh.
3. Perubahan Pola Makan, Cairan, dan Aktivitas Fisik
Selama bepergian, pola makan sering berubah — lebih banyak makanan cepat saji, minum alkohol, atau kurang asupan serat dan air. Ditambah lagi, aktivitas fisik pun tidak menentu: kadang terlalu banyak berjalan, kadang duduk berjam-jam di pesawat.
Perubahan mendadak seperti ini dapat mengubah kadar estrogen dan mengacaukan keseimbangan hormon.
4. Kurang Tidur dan Kualitas Istirahat
Tidur yang terganggu — akibat perbedaan waktu, penerbangan malam, atau lingkungan baru — juga berdampak pada melatonin, hormon yang membantu mengatur ritme biologis tubuh. Rendahnya kadar melatonin telah dikaitkan dengan fase luteal yang lebih pendek dan menstruasi tidak teratur.
5. Tips Menjaga Siklus Saat Traveling
✨ Atur waktu tidur secara bertahap agar tubuh cepat menyesuaikan diri.
💧 Tetap terhidrasi dan kurangi konsumsi kopi atau alkohol.
🥗 Bawa camilan sehat untuk menjaga kadar gula darah stabil.
🧘♀️ Kelola stres dengan napas dalam atau meditasi singkat.
📱 Catat siklus haid di aplikasi untuk memantau perubahan.
Jika setelah kembali dari perjalanan menstruasimu tetap tidak teratur selama lebih dari dua bulan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk memeriksa penyebab lain seperti PCOS atau gangguan tiroid.
🌸 Kesimpulan
Menstruasi yang tidak teratur saat bepergian biasanya bersifat sementara dan akan kembali normal setelah tubuh menyesuaikan diri. Dengan menjaga tidur, pola makan, hidrasi, dan stres, kamu bisa membantu tubuh tetap seimbang — bahkan ketika berpindah zona waktu.
📚 Sumber:
-
Baker, F. C., & Driver, H. S. (2007). Circadian rhythms, sleep, and the menstrual cycle. Sleep Medicine, 8(6), 613–622.
-
Chaturvedi, C. M., Bhatt, R., & Sharma, N. (2020). Jet lag and menstrual cycle disturbances: Possible correlation through circadian and endocrine interactions. Journal of Biological Rhythms, 35(2), 150–162.
-
De Souza, M. J., Toombs, R. J., Scheid, J. L., O’Donnell, E., West, S. L., & Williams, N. I. (2010). High prevalence of subtle and severe menstrual disturbances in exercising women. Sports Medicine, 40(9), 783–798.
-
Mastorakos, G., & Pavlatou, M. (2005). Exercise as a stress model and the interplay between the hypothalamus-pituitary-adrenal and -gonadal axes. Hormones, 4(1), 9–20.
-
Voiculescu, S. E., Zygouropoulos, N., Zahiu, C. D., & Zagrean, A. M. (2014). Role of melatonin in health and disease. Physiological Research, 63(2), 125–137.
Tinggalkan komentar