Baru-baru ini, kabar tentang efek samping vaksin Astrazeneca yang terungkap memicu kekhawatiran dan pertanyaan di masyarakat. Vaksin ini, yang menggunakan teknologi vektor virus, bekerja dengan cara menstimulasi tubuh untuk menghasilkan antibodi melawan virus SARS-CoV-2.
Kekhawatiran utama berpusat pada potensi pembekuan darah atau thrombosis thrombocytopenia syndrome (TTS), yang bisa terjadi setelah penyuntikan vaksin. Tapi, benarkah demikian? Mari kita telusuri faktanya.
Apa Itu TTS?
Sindrom ini terbilang sangat langka, dan bisa terjadi ketika seseorang mengalami pembekuan darah (trombosis) bersamaan dengan jumlah trombosit yang rendah (trombositopenia). Kondisi ini juga dikenal sebagai 'trombositopenia trombotik imun yang diinduksi vaksin' (VITT).
Pembekuan darah (trombosis) dapat mengurangi aliran darah normal di pembuluh darah yang terkena. Sedangkan trombositopenia adalah kondisi di mana tidak terdapat cukup trombosit dalam darah, yang biasanya membantu darah membeku dan menghentikan pendarahan berlebihan.
TTS merupakan efek samping yang sangat langka yang diamati pada beberapa orang setelah mendapatkan vaksin COVID-19 AstraZeneca. Risiko TTS sedikit lebih tinggi pada orang yang berusia di bawah 60 tahun.
Penggumpalan darah akibat TTS dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, seperti:
- Otak (disebut trombosis sinus vena serebral, atau CVST)
- Perut (trombosis vena splanknikus)
- Paru-paru (emboli paru)
- Vena ekstremitas (trombosis vena dalam DVT), dan arteri (trombosis arteri).
Benarkah Vaksin AstraZeneca Menyebabkan Pembekuan Darah?
Vaksin AstraZeneca, yang dikembangkan menggunakan adenovirus simpanse, bekerja dengan cara melatih sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus corona. Meskipun vaksin ini diketahui memiliki efek samping pembekuan darah, perlu diingat bahwa kemungkinannya sangat kecil.
Pada tahun 2021, Bulgaria sempat menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca dan meminta pernyataan resmi dari European Medicines Agency (EMA) terkait keamanannya. EMA kemudian menyatakan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan hubungan antara penyuntikan vaksin dan pembekuan darah, dan manfaat vaksin jauh lebih besar daripada risikonya. Namun, di tahun 2024, AstraZeneca mengakui efek samping pembekuan darah ini, meskipun masih ditegaskan bahwa kemunculannya sangat jarang.
Faktor yang Memicu Pembekuan Darah
Pembekuan darah adalah proses alami yang biasanya terjadi saat tubuh mengalami luka, berfungsi sebagai bagian dari mekanisme penyembuhan. Namun, ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan pembekuan darah berlebihan, antara lain:
- Faktor keturunan
- Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti obat hormonal dan heparin
- Penyakit seperti kanker, sirosis, dan gangguan autoimun
- Obesitas
- Kehamilan
- Usia, terutama di atas 65 tahun
- Perjalanan panjang yang mengharuskan duduk lebih dari empat jam
- Bed rest atau ketidakaktifan fisik dalam waktu lama
- Merokok
Penting untuk diingat bahwa risiko TTS sangat rendah, dan manfaat vaksinasi COVID-19 jauh lebih besar dibandingkan risikonya. Jika kamu memiliki kekhawatiran tentang vaksin AstraZeneca, jangan ragu untuk berbicara dengan dokter kamu.
Sumber:
Tinggalkan komentar