Situs ini memiliki dukungan terbatas untuk browser Anda. Sebaiknya beralih ke Edge, Chrome, Safari, atau Firefox.

Gunakan kode FREESHIP untuk pesanan di atas IDR 90.000

Hai Nona! Unduh aplikasi pelacak menstruasi kami untuk iOS & Android untuk memahami lebih baik tentang siklus menstruasi kamu.

WHO: 1 Dari 6 Penduduk Bumi Terkena Infertilitas

WHO: 1 Dari 6 Penduduk Bumi Terkena Infertilitas

Pada tanggal 4 April 2023, Badan Kesehatan Dunia WHO merilis laporan terbarunya terkait kesehatan reproduksi yang terjadi pada semua pasangan di seluruh dunia. WHO mengatakan bahwa 1 dari 6 orang secara global, mengalami gangguan kesuburan atau biasa disebut dengan infertilitas

Dalam laporan tersebut, WHO menjelaskan bahwa tingkat infertilitas ini didefinisikan dari kegagalan kehamilan setelah 1 tahun melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa kondom. 

Apa Itu Infertilitas? 

Infertilitas merupakan sebuah kondisi dimana pasangan tidak mendapatkan kehamilan meskipun telah melakukan hubungan suami istri selama setahun tanpa menggunakan alat kontrasepsi. 

Infertilitas sendiri sebenarnya terbagi menjadi dua, yakni infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Infertilitas primer merupakan kondisi yang terjadi pada pasangan yang belum mendapatkan kehamilan sama sekali setelah menikah. Sedangkan infertilitas sekunder merupakan kondisi yang terjadi pada pasangan yang sudah memiliki anak namun kesulitan untuk mendapatkan anak kedua. 

Infertilitas bukanlah kondisi yang hanya disebabkan oleh perempuan saja. Namun, infertilitas ini bisa dipengaruhi oleh kedua belah pihak, dan semuanya tergantung kondisi dari masing-masing 

1 dari 6 Orang Secara Global Mengalami Kemandulan 

Badan Kesehatan Dunia atau WHO baru-baru ini telah melaporkan bahwa 1 dari 6 penduduk di bumi ini mengalami infertilitas atau kemandulan. Laporan dari WHO tersebut juga menunjukkan bahwa infertilitas yang dialami saat ini tidak memandang status kesejahteraan masyarakat atau status pembangunan dari suatu negara. Hal itu dapat dilihat dari hasil prevalensi yang terjadi pada negara berpenghasilan tinggi sebesar 17,8%, dimana hasil tersebut hampir sama dengan prevalensi di negara berpenghasilan rendah, yaitu sebesar 16,5%. 

Menurut seorang ilmuwan peneliti kesuburan dari WHO, Dr. Gitau Mburu, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan sebuah analisis, dimana hasil dari analisis tersebut menunjukkan bahwa prevalensi dari infertilitas menunjukkan angka

17,5% secara global. Dalam hal ini berarti 1 dari 6 orang mengalami infertilitas atau kemandulan di beberapa titik dalam hidup mereka. 

Pada kondisi ini, sebagian besar orang yang terkena dampak infertilitas ini menunjukkan kebutuhan untuk memperluas akses mereka untuk mendapatkan perawatan kesuburan. WHO juga akan menjamin bahwa masalah ini tidak akan dikesampingkan lagi dalam penelitian mereka dan kebijakan kesehatan. 

Usaha untuk mendapatkan kehamilan sebenarnya juga dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yang terjadi pada orang yang terdampak, seperti stres, kecemasan, depresi, stigma dalam kehidupan sosial, hingga kekerasan dalam rumah tangga. 

WHO mencatat bahwa sekitar 12,6% populasi secara global sedang berjuang melawan infertilitas. Namun, laporan tersebut juga menunjukkan bahwa masih kurangnya data-data yang tersedia di beberapa negara. Hal itu membuat sulitnya untuk membuat perbandingan beban infertilitas secara rinci dari seluruh negara di dunia. 

Penyebab Infertilitas 

Hingga saat ini, WHO belum menjabarkan secara rinci infertilitas dari laki-laki dan perempuan. Seperti yang kita tahu bahwa infertilitas dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang terjadi pada kedua belah pihak, baik laki-laki maupun perempuan, atau keduanya. 

Secara umum, infertilitas yang terjadi pada perempuan biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penyumbatan saluran tuba, endometriosis, ketidakseimbangan hormon reproduksi, hingga sindrom ovarium polikistik atau PCOS. 

Sedangkan pada laki-laki, infertilitas juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti infeksi menular seksual atau IMS, produksi atau kualitas sperma yang kurang baik, hingga ketidakseimbangan hormon. 

Poin utamanya adalah terletak pada pola hidup masing-masing. Faktor lingkungan seperti, merokok, minum alkohol, hingga obesitas, juga dapat menjadi pemicu infertilitas. Kita pun juga harus mulai menjaga pola hidup menjadi lebih sehat, untuk menghindari resiko infertilitas. 

Saat ini WHO sedang menyerukan kepada para pemerintah untuk lebih meningkatkan pencegahan, diagnosis, hingga perawatan untuk infertilitas. WHO juga berharap pemerintah untuk memastikan akses yang lebih adil hingga ke penanganan yang modern untuk membantu aktivitas reproduksi seperti IVF.

References

https://katadata.co.id/dinipramita/ekonopedia/642d5ebd24119/who-1-dari-6-pendudu k-bumi-mengalami-infertilitas 

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20230405131439-255-933885/laporan-w ho-1-dari-6-orang-di-dunia-mandul 

https://mediaindonesia.com/humaniora/571502/who-sebut-1-dari-6-orang-di-dunia-al ami-infertilitas

Tinggalkan komentar

Use coupon code WELCOME10 for 10% off your first order.

Keranjang

Selamat! Pesanan Anda memenuhi syarat untuk pengiriman gratis Spend Rp 200.000 for free shipping
Tidak ada lagi produk yang tersedia untuk dibeli

Keranjang Anda saat ini kosong.