Situs ini memiliki dukungan terbatas untuk browser Anda. Sebaiknya beralih ke Edge, Chrome, Safari, atau Firefox.

Gunakan kode FREESHIP untuk pesanan di atas IDR 90.000

Hai Nona! Unduh aplikasi pelacak menstruasi kami untuk iOS & Android untuk memahami lebih baik tentang siklus menstruasi kamu.

Vaginitis - Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Vaginitis - Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Vaginitis merupakan infeksi atau peradangan pada vagina yang dapat menimbulkan gejala seperti keluarnya cairan, sensasi gatal, dan rasa nyeri. Kondisi ini umumnya dipicu oleh perubahan keseimbangan bakteri vagina atau infeksi yang meradang.

Mengenali Gejala Vaginitis

Jika bicara tentang gejala vaginitis, variasinya sangatlah luas. Namun, beberapa gejala yang paling umum muncul meliputi:

  1. Keputihan yang Berubah: Perubahan tekstur keputihan, dari kental hingga berwarna putih atau kuning kehijauan, seringkali disertai aroma yang kurang mengenakan.
  2. Rasa Gatal: Sensasi gatal di sekitar area vagina, termasuk vulva dan labia mayora, bisa menjadi tanda lain dari vaginitis.
  3. Kemerahan dan Nyeri: Kulit di sekitar vagina bisa terlihat kemerahan dan terasa nyeri. Vulvitis, kondisi ini disebut, bisa jadi salah satu konsekuensinya.
  4. Flek atau Pendarahan: Terkadang, ada juga kemungkinan munculnya flek atau pendarahan dari vagina, yang perlu diwaspadai.
  5. Ketidaknyamanan saat Buang Air Kecil dan Berhubungan Seks: Vaginitis juga bisa menimbulkan ketidaknyamanan saat buang air kecil dan selama berhubungan seks.

Faktor-Faktor yang Meningkatkan Risiko Vaginitis

Risiko terkena vaginitis pada wanita dapat ditingkatkan oleh sejumlah faktor. Beberapa di antaranya termasuk:

  1. Kehidupan Seksual: Bergonta-ganti pasangan seksual dapat mempengaruhi risiko vaginitis.
  2. Kondisi Medis: Penderita diabetes yang tidak terkontrol rentan terhadap vaginitis.
  3. Kebiasaan Kebersihan: Praktik vaginal douching atau membersihkan vagina dengan cara tertentu juga dapat berkontribusi terhadap risiko vaginitis.
  4. Pilihan Pakaian: Mengenakan celana yang lembab atau ketat secara berlebihan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan vaginitis.
  5. Metode Kontrasepsi: Menggunakan KB spiral atau spermisida juga memiliki potensi meningkatkan risiko vaginitis.
  6. Produk Perawatan Kewanitaan: Penggunaan produk pembersih kewanitaan yang tidak sesuai dapat mengganggu keseimbangan alami vagina dan meningkatkan risiko vaginitis. Ini salah satu alasan Nona Woman mengeluarkan sabun intim organik yang menjaga keseimbangan pH vagina.
  7. Penggunaan Obat-Obatan: Efek samping dari beberapa obat-obatan, seperti antibiotik atau kortikosteroid, juga dapat memicu perkembangan vaginitis.
  8. Perubahan Hormonal: Fluktuasi hormon yang terjadi selama kehamilan atau akibat konsumsi pil KB juga dapat memainkan peran dalam risiko vaginitis.

Penyebab Vaginitis

Vaginitis dapat dipicu oleh berbagai faktor yang perlu kita pahami. Namun, sebagian besar kasus vaginitis terkait dengan infeksi bakteri. Normalnya, vagina mengandung beragam bakteri yang seimbang. Namun, vaginitis muncul ketika keseimbangan antara bakteri 'baik' dan 'buruk' di vagina terganggu.

Selain infeksi bakteri, beberapa pemicu vaginitis meliputi:

  1. Infeksi jamur, dimana pertumbuhan jamur di vagina berlebihan.
  2. Infeksi cacing kremi yang merambat dari area anus.
  3. Reaksi alergi atau iritasi pada vagina, seringkali terkait dengan penggunaan produk pembersih kewanitaan.
  4. Penyakit menular seksual seperti trikomoniasis, klamidia, dan herpes genital.
  5. Penipisan dinding vagina akibat penurunan kadar estrogen, bisa terjadi pasca menopause atau setelah operasi pengangkatan rahim (histerektomi).

Diagnosis Vaginitis

Untuk mengonfirmasi diagnosa vaginitis, dokter akan pertama-tama menanyakan gejala yang dirasakan oleh pasien dan apakah pasien pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. Selanjutnya, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, antara lain:

  1. Pemeriksaan Panggul

Dokter mungkin akan menggunakan alat (spekulum) untuk melihat ke dalam vagina dan mengamati tanda-tanda peradangan serta keputihan.

  1. Pengambilan Sampel di Laboratorium

Dokter akan mengambil sampel keputihan atau cairan dari vagina untuk diuji di laboratorium guna mengetahui jenis vaginitis yang terjadi.

  1. Pengukuran pH

Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan alat uji pH atau kertas pH yang ditempelkan pada dinding vagina. Kenaikan nilai pH dapat mengindikasikan adanya bakteri vaginosis atau trikomoniasis. Namun, perlu diingat bahwa pengukuran pH saja tidak cukup sebagai tes diagnostik yang dapat diandalkan.

Pengobatan Vaginitis

Vaginitis adalah masalah yang umum terjadi pada wanita, namun pengobatannya bergantung pada akar penyebabnya. Terdapat beberapa langkah yang dapat diambil untuk meredakan gejala dan mencegah kekambuhan:

  1. Obat Antibiotik: Jika bakteri menjadi pemicu vaginitis, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik seperti metronidazole atau clindamycin. Kedua obat ini efektif dalam mengatasi infeksi bakteri.
  2. Antijamur: Infeksi jamur dapat diatasi dengan obat antijamur seperti miconazole, clotrimazole, atau fluconazole. Ini akan membantu mengembalikan keseimbangan mikroorganisme di area vagina.
  3. Terapi Hormon: Terkadang, penurunan hormon estrogen dapat menjadi pemicu vaginitis. Terapi pengganti hormon dapat membantu mengatasi masalah ini dan meredakan gejala yang timbul.
  4. Pencegahan Iritasi: Vaginitis yang disebabkan oleh iritasi atau alergi dapat dihindari dengan menghindari pemicunya, seperti sabun pembersih vagina yang berlebihan atau kondom berbahan lateks. Ini akan membantu menjaga keseimbangan pH alami vagina.
  5. Meredakan Gejala: Jika kamu mengalami peradangan dan gatal, dokter dapat meresepkan obat-obatan yang sesuai untuk meredakan ketidaknyamanan tersebut.

Jika kamu mengalami gejala vaginitis seperti keputihan yang tidak normal, gatal, atau perubahan dalam kebiasaan buang air kecil, segera konsultasikan dengan dokter. Penanganan yang tepat dan cepat akan membantu mencegah komplikasi lebih lanjut. 

Sumber:

https://www.halodoc.com/kesehatan/vaginitis

https://www.alodokter.com/vaginitis

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/vaginitis/symptoms-causes/syc-20354707

Tinggalkan komentar

Use coupon code WELCOME10 for 10% off your first order.

Keranjang

Selamat! Pesanan Anda memenuhi syarat untuk pengiriman gratis Spend Rp 200.000 for free shipping
Tidak ada lagi produk yang tersedia untuk dibeli

Keranjang Anda saat ini kosong.