Vape merupakan perangkat rokok elektrik yang dijalankan dengan tenaga baterai, memungkinkan transformasi zat kimia menjadi uap yang bisa dihirup. Cairan vape yang umumnya mengandung nikotin telah menjadi semakin populer di Indonesia, meskipun menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan. Penggunaannya telah merambah ke berbagai lapisan masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, yang kadangkala mengadopsi vape sebagai bagian dari gaya hidup mereka. Data menunjukkan peningkatan tajam dalam jumlah pengguna vape di Indonesia, naik dari 1,2 juta pada tahun 2018 menjadi 2,2 juta pada tahun 2020.
Kandungan Zat Kimia Berbahaya dalam Vape
Penggunaan vape atau rokok elektrik melibatkan cairan dipanaskan dengan ragam rasa menarik sebagai daya tariknya. Namun, cairan ini mengandung zat-zat berbahaya bagi kesehatan:
- Nikotin: Seperti rokok, vape mengandung nikotin yang membuat pengguna mudah kecanduan. Berhenti menggunakannya dapat menyebabkan gelisah, uring-uringan, dan depresi. Konsumsi nikotin dalam jangka panjang merusak paru-paru secara permanen dan meningkatkan risiko kanker.
- Propilen Glikol: Meskipun bukan zat berbahaya, uap propilen glikol bisa mengiritasi mata dan saluran pernapasan, terutama bagi penderita asma, meskipun sering digunakan dalam makanan.
- Perisa: Vape menawarkan rasa manis dan harum, berbeda dengan rokok. Namun, lebih dari 75% zat perisa diasetil yang terdapat dalam vape dapat menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Menggunakan vape bisa membahayakan kesehatan dalam jangka panjang.
Dampak Vape Bagi Kesuburan dan Kehamilan
Sayangnya, penggunaan vape pada perempuan dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan. Dampak tersebut meliputi:
1. Pengaruh Terhadap Kesuburan
Merokok dengan vape dapat merusak sel telur, meningkatkan risiko keguguran, dan mengganggu kesehatan tuba falopi. Ini dapat mengurangi peluang kehamilan dan meningkatkan risiko kehamilan ektopik.
2. Risiko bagi Janin dalam Kandungan
Penggunaan vape selama kehamilan dapat berdampak negatif pada pertumbuhan dan metabolisme janin. Studi pada tikus menunjukkan bahwa paparan vape pada janin mengakibatkan masalah pertumbuhan.
3. Potensi Penyakit Paru-paru
Penggunaan vape dalam jangka panjang dapat merusak paru-paru, menyebabkan batuk, sesak napas, dan memperburuk kondisi asma. Ini bisa memicu penyakit serius seperti COPD dan kanker paru-paru.
4. Dampak pada Jantung
Vape juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dengan meningkatkan penumpukan plak di pembuluh darah jantung, yang dapat mengakibatkan serangan jantung atau stroke.
Tentu, memahami risiko bagi kesuburan saat menjalani program hamil sangat penting. Oleh karena itu, disarankan untuk menjauhi segala bentuk nikotin, termasuk rokok tembakau dan vape, selama masa kehamilan. Hal ini juga mencakup menghindari paparan asap atau uapnya. Dengan menjaga diri dari zat-zat berbahaya ini, kamu dapat memastikan kesehatan kamu dan perkembangan bayi tetap optimal selama kehamilan.
Sumber:
https://bocahindonesia.com/dampak-negatif-vape-pada-kesuburan/
https://www.halodoc.com/artikel/adakah-bahaya-vape-bagi-program-hamil
https://skata.info/article/detail/1295/dampak-vape-bagi-kesuburan-perempuan-dan-kehamilan
Tinggalkan komentar