Pemeriksaan keputihan umumnya dilaksanakan apabila dokter mengindikasikan adanya potensi masalah pada organ kewanitaan, seperti tanda-tanda peradangan, infeksi jamur vagina atau vaginosis bakterialis. Selain mengidentifikasi kondisi kesehatan yang mungkin terjadi di area kewanitaan, pemeriksaan cairan mukosa vagina juga berguna untuk menentukan masa subur.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai prosedur tes keputihan, silahkan simak penjelasan berikut ini!
Prosedur Tes Keputihan
Uji keputihan melibatkan serangkaian langkah yang mirip dengan pemeriksaan kesehatan wanita lainnya, seperti pemeriksaan panggul dan pap smear. Berikut adalah uraian langkah-langkahnya.
- Petugas kesehatan akan meminta Anda untuk melepaskan pakaian bawahan, termasuk pakaian dalam, dan menggantinya dengan gaun atau sprei sebagai penutup.
- Setelah itu, Anda akan diminta berbaring telentang di tempat tidur atau kursi periksa dengan posisi kaki terangkat dan ditopang oleh penyangga.
- Petugas kesehatan akan memasukkan alat khusus yang dikenal sebagai spekulum ke dalam vagina Anda, membukanya secara perlahan untuk mendapatkan akses.
- Selanjutnya, petugas akan menggunakan kapas atau tongkat kecil untuk mengambil sampel keputihan.
- Sampel keputihan yang diambil akan dibawa ke laboratorium untuk dianalisis.
Penting untuk diingat bahwa sebelum menjalani tes ini, hindari menggunakan tampon, produk pembersih kewanitaan seperti sabun kewanitaan dan douche vagina, atau berhubungan seks setidaknya 24 jam sebelumnya. Hal ini penting karena penggunaan barang-barang tersebut dapat mempengaruhi kondisi cairan vagina dan mengakibatkan hasil tes yang tidak akurat.
Tujuan Dilakukan Tes Keputihan
Pemeriksaan keputihan dilakukan dengan tujuan utama untuk menilai kemungkinan adanya penyakit kelamin, seperti vaginitis. Selain itu, pemeriksaan ini dapat memberikan informasi yang relevan terkait kondisi-kondisi berikut:
- Bakterial vaginosis,
- Trichomoniasis,
- Vulvovaginal candidiasis,
- Atrofi vaginitis,
- Penyakit menular seksual, atau
- Iritasi vagina (alergi dermatitis kontak).
Selain tujuan tersebut, pemeriksaan keputihan juga dapat digunakan untuk memantau siklus menstruasi dan menentukan masa subur. Pemeriksaan ini dapat membantu dalam mengelola kehamilan atau merencanakan program perencanaan keluarga. Berbeda dengan pemeriksaan keputihan untuk mendeteksi infeksi, pencatatan kondisi cairan vagina sepanjang siklus menstruasi dapat dilakukan secara mandiri di rumah.
Caranya adalah dengan mencatat setiap hari kondisi cairan vagina, termasuk kekentalan, warna, aroma, dan jumlahnya. Informasi ini dapat disajikan kepada tenaga medis untuk dianalisis guna menentukan waktu subur dengan lebih akurat.
Cara Membaca Hasilnya
Setelah laboratorium mengeluarkan hasil pemeriksaan mengenai keputihan, disarankan untuk menyerahkan hasil tersebut kepada dokter untuk penilaian lebih lanjut. Dokter dapat menganalisis hasil tes tersebut guna memahami kondisi vagina yang sedang kamu alami.
Perubahan warna pada cairan keputihan dapat menjadi indikator kondisi medis spesifik, seperti:
1. Merah Darah atau Coklat Tua
Pergantian warna ini biasa terjadi selama atau setelah menstruasi. Namun, jika perubahan warna ini terjadi di luar periode tersebut, hal tersebut dapat menjadi petunjuk adanya infeksi pada organ intim.
2. Kuning hingga Hijau
Perubahan warna ini umumnya normal dan dapat dipengaruhi oleh asupan suplemen atau pola makan. Namun, jika disertai dengan gejala gatal atau bau tidak wajar, kemungkinan cairan keputihan berwarna ini dapat menjadi pertanda infeksi bakteri atau paparan penyakit menular seksual.
3. Merah Muda
Perubahan warna menjadi merah muda dekat siklus menstruasi dianggap normal. Tetapi, jika terjadi di luar siklus tersebut, hal ini mungkin menunjukkan adanya iritasi atau luka pada vagina.
4. Abu-abu Terang hingga Gelap
Perubahan warna ini dapat menjadi indikator serius, menandakan kemungkinan adanya infeksi bakteri pada vagina. Biasanya, cairan ini disertai dengan bau tidak sedap, iritasi, sensasi panas, dan kemerahan pada vulva.
5. Putih dan Kental
Keputihan berwarna putih dengan tekstur kental dapat menjadi tanda infeksi jamur pada vagina. Disarankan untuk segera berkonsultasi dengan rumah sakit atau dokter guna memastikan kesehatan reproduksi Anda. Namun, perlu diingat bahwa ada kondisi lain, seperti siklus menstruasi, penggunaan kontrasepsi, dan aktivitas seksual, yang juga dapat mempengaruhi keputihan berwarna putih susu dan kental.
Setiap orang mungkin mendapatkan diagnosis yang beragam tergantung pada jenis penyakit yang sedang dialaminya. Oleh karena itu, sebaiknya kamu berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan diagnosis yang akurat dan penanganan yang sesuai dengan kondisi yang dialami.
Sumber:
https://hellosehat.com/wanita/tes-kesehatan-wanita/tes-keputihan/
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2582/keputihan-normal-lt-keputihan-tidak-normal
https://www.halodoc.com/kesehatan/keputihan
https://www.alodokter.com/komunitas/topic/hasil-lab-dari-pemeriksaan-mikrobiologi-pewarnaan-gram
Tinggalkan komentar