Situs ini memiliki dukungan terbatas untuk browser Anda. Sebaiknya beralih ke Edge, Chrome, Safari, atau Firefox.

Gunakan kode FREESHIP untuk pesanan di atas IDR 90.000

Hai Nona! Unduh aplikasi pelacak menstruasi kami untuk iOS & Android untuk memahami lebih baik tentang siklus menstruasi kamu.

Polimenorea: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Polimenorea: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Pernahkah kamu mengalami menstruasi dengan siklus yang lebih pendek dari biasanya, bahkan kurang dari 21 hari? Jika ya, kamu mungkin mengalami polimenorea, sebuah gangguan siklus menstruasi yang bisa menandakan beberapa kondisi kesehatan tertentu.

Meskipun siklus menstruasi setiap wanita berbeda-beda, umumnya berkisar antara 21 hingga 35 hari. Jika kamu sebelumnya memiliki siklus normal dan kemudian mengalami polimenorea, sebaiknya perhatikan dan konsultasikan dengan dokter.

Penyebab Polimenorea

Beberapa faktor mungkin menjadi pemicu polimenorea, termasuk hal-hal berikut:

1. Tingkat Stres yang Tinggi

Ketidakmampuan mengelola stres dengan baik dapat menghasilkan berbagai masalah kesehatan, termasuk polimenorea. Stres memiliki potensi untuk mempengaruhi keseimbangan hormon tubuh. Mengelola stres dengan efektif dapat membantu menangani polimenorea yang disebabkan oleh faktor ini.

2. Infeksi Menular Seksual (IMS)

Polimenorea juga dapat dipicu oleh infeksi menular seksual. Pemeriksaan dini terhadap polimenorea dapat membantu mencegah perkembangan lebih lanjut dari infeksi menular seksual. Gejala seperti keputihan, gatal di area vagina, dan sensasi panas saat buang air kecil mungkin menyertai polimenorea akibat IMS.

3. Endometriosis

Endometriosis terjadi ketika sel endometrium tumbuh di luar rahim, misalnya di ovarium atau saluran tuba. Selain menyebabkan ketidaknormalan siklus menstruasi, endometriosis dapat menyebabkan nyeri menstruasi yang berlebihan dan nyeri saat berhubungan intim. Pengobatan endometriosis melibatkan pembedahan atau penggunaan obat.

4. Fibroid dan Polip Rahim

Fibroid dan polip rahim adalah pertumbuhan abnormal di organ reproduksi wanita. Meskipun bersifat jinak, kedua kondisi ini dapat menyebabkan masalah seperti perdarahan, nyeri perut, dan ketidaknyamanan saat berhubungan intim, yang mungkin mengakibatkan polimenorea.

5. Tumor atau Sel Kanker

Adanya tumor atau sel kanker pada organ reproduksi wanita juga dapat menjadi penyebab polimenorea. Kehadiran sel kanker dapat mengganggu siklus haid secara signifikan.

6. Koagulopati

Gangguan pembekuan darah seperti koagulopati, yang dapat disebabkan oleh asupan protein yang tidak mencukupi atau kondisi turunan seperti hemofilia, dapat menyebabkan polimenorea. Wanita dengan koagulopati cenderung mengalami perdarahan menstruasi yang lebih sering.

7. Komplikasi dari Penggunaan Alat Kontrasepsi

Penggunaan alat kontrasepsi, baik hormonal maupun non hormonal, bisa berkontribusi pada polimenorea. Kontrasepsi hormonal dapat mengubah keseimbangan hormon, sedangkan alat kontrasepsi non hormonal seperti KB spiral dapat menyebabkan infeksi, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan pendarahan atau menstruasi yang lebih sering.

8. Transisi Menopause

Perubahan kadar hormon selama masa transisi menopause atau perimenopause pada wanita yang berusia 40 tahun ke atas dapat menjadi pemicu polimenorea.

Cara Mengatasi Polimenorea

Penanganan polimenorea akan bervariasi tergantung pada akar penyebabnya. Apabila faktor pencetus dapat diatasi atau diselesaikan, kelainan ini kemungkinan akan mereda dan siklus menstruasi akan pulih ke kondisi normal.

Pemeriksaan menyeluruh diperlukan untuk menentukan penyebab polimenorea. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, meninjau riwayat menstruasi, dan merekomendasikan beberapa tes, seperti:

  • Tes darah
  • Tes kehamilan
  • Histeroskopi
  • USG transvaginal
  • Biopsi endometrium

Berbagai metode penanganan polimenorea disesuaikan dengan faktor utama penyebab ketidaknormalan siklus menstruasi, termasuk:

  • Pemberian antibiotik untuk infeksi menular seksual.
  • Pengangkatan tumor untuk mengatasi perdarahan, terutama jika kelainan disebabkan oleh tumor jinak pada rahim.
  • Penghentian penggunaan alat kontrasepsi jika polimenorea muncul sebagai efek samping pemasangan atau penggunaan alat kontrasepsi.

Penting untuk dicatat bahwa pada beberapa wanita, siklus menstruasi yang singkat mungkin saja normal tanpa gejala yang mencolok. Namun, jika polimenorea disertai gejala yang mengkhawatirkan, sebaiknya segera menjalani pemeriksaan untuk mendapatkan perawatan yang sesuai.

Sumber:

https://www.halodoc.com/artikel/polimenorea-masalah-menstruasi-yang-sebabkan-susah-hamil

https://hellosehat.com/wanita/menstruasi/polimenorea/

Tinggalkan komentar

Use coupon code WELCOME10 for 10% off your first order.

Keranjang

Selamat! Pesanan Anda memenuhi syarat untuk pengiriman gratis Spend Rp 200.000 for free shipping
Tidak ada lagi produk yang tersedia untuk dibeli

Keranjang Anda saat ini kosong.