Menjelang atau saat masa menstruasi berlangsung, beberapa perempuan sering mengalami “Premenstrual Syndrome” atau yang biasa disebut PMS. Namun, tahukah kamu, bahwa gejala yang terjadi sebelum atau saat menstruasi bukan hanya PMS saja, tapi bisa juga PMDD.
Apakah itu PMDD? Lalu apa perbedaan antara PMS dan PMDD? Sebelum membahas lebih dalam terkait perbedaan keduanya, kita akan membahas pengertian masing-masing.
Apa Itu PMS?
PMS atau “Premenstrual Syndrome” merupakan gejala yang terjadi pada perempuan sebelum atau saat memasuki masa menstruasi. Pada umumnya, gejala PMS ini terjadi sekitar 1 hingga 2 minggu sebelum hari pertama menstruasi. Kondisi ini biasanya terjadi setiap bulan. Gejala PMS sendiri berupa perubahan fisik, suasana hati, hingga perilaku.
Tercatat 3 dari 4 perempuan yang mengalami menstruasi akan mengalami beberapa bentuk dari PMS. Bahkan, hampir 50% perempuan yang mengalami sindrom ini berada pada usia produktif, yakni antara usia 20 hingga 30 tahun.
Gejala PMS pun bervariasi, semua tergantung kondisi tubuh masing-masing perempuan. Dan dari gejala tersebut memiliki tingkat keparahan yang beragam, mulai dari ringan hingga parah.
Beberapa gejala PMS yang terjadi pada perempuan, meliputi perubahan fisik, seperti munculnya jerawat, nyeri punggung, nyeri pada payudara, sakit kepala, hingga kram pada perut. Sedangkan perubahan emosional, seperti suasana hati yang berubah ubah, perasaan gelisah, cemas berlebihan, dan lainnya.
Apa Itu PMDD?
PMDD atau “Premenstrual Dysphoric Disorder” merupakan gejala yang juga terjadi pada perempuan saat menstruasi, namun dengan skala yang lebih parah dibandingkan dengan PMS.
Gejala PMDD ini umumnya terjadi antara 1 hingga 2 minggu sebelum masa menstruasi. Kemudian, gejala tersebut akan hilang setelah 2 hingga 3 hari setelah menstruasi.
John Hopkins Medicine menyebutkan bahwa, PMDD termasuk kondisi kronis yang serius. Bahkan, gejala PMDD akan membuat seseorang tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Dan hal tersebut tentu dapat mengganggu kegiatan mereka sehari-hari. Untuk itu, jika seseorang mengalami PMDD, maka butuh perawatan medis untuk mengatasi gangguan tersebut.
Bahkan dalam kondisi tertentu, perempuan yang mengalami PMDD dapat memiliki pikiran untuk bunuh diri. Umumnya hal ini terjadi pada mereka yang sebelumnya memiliki riwayat depresi.
Beberapa contoh gejala PMDD, seperti kejang otot, pusing, paranoid, mudah lupa, merasa lemas yang luar biasa, perubahan suasana hati yang ekstrim hingga cenderung ke depresi, sulit tidur, hingga pingsan.
PMS dan PMDD
Jika beberapa orang bertanya, manakah yang lebih berbahaya, PMS atau PMDD? jawaban nya adalah PMDD. Hal itu dikarenakan, PMDD memiliki gejala yang lebih ekstrim dibandingkan PMS.
Persamaan antara PMS dan PMDD adalah sama sama menimbulkan gejala fisik dan emosional. Namun, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan, yaitu tingkat keparahan gejala dan tanda yang terjadi.
PMDD dianggap sebagai versi terparah dari PMS. Dimana PMDD dapat membuat perempuan akan mengalami rasa sedih yang berlebih, gugup dan cemas, perubahan mood yang drastis, sehingga hal tersebut dapat mengganggu aktivitas mereka sehari-hari.
Upaya Penanganan PMDD
Beberapa gejala PMDD sering kali terjadi dalam jangka waktu yang panjang. Hal tersebut tentu dapat mempengaruhi aktivitas serta kualitas hidup perempuan. Namun, ada beberapa penanganan untuk PMDD yang telah direkomendasikan oleh para dokter.
Jika gejala yang dialami masih tergolong ringan, dan sekiranya tidak mengganggu aktivitas, maka penanganan yang disarankan adalah dengan melakukan olahraga secara rutin, melakukan teknik relaksasi, serta mengkonsumsi vitamin dan mineral yang cukup
Namun, jika gejala yang dialami termasuk kategori berat serta mengakibatkan aktivitas terganggu, maka dokter akan melakukan tindakan medis, serta memberikan beberapa jenis resep obat tertentu.
PMS dan PMDD merupakan salah satu kondisi yang terjadi pada perempuan menjelang dan saat menstruasi. Jika kamu mengalami gejala yang cukup berat sebelum menstruasi, kamu dapat berkonsultasi dengan dokter dan mendapatkan perawatan cukup.
References:
https://www.halodoc.com/artikel/mana-yang-lebih-buruk-pms-atau-pmdd https://www.klikdokter.com/gaya-hidup/perawatan-wanita/ini-perbedaan-antara-pms dan-pmdd-pada-menstruasi
Tinggalkan komentar