“Intermittent fasting” atau diet puasa adalah sebuah metode diet yang membagi waktu menjadi dua periode yakni periode makan dan periode tidak makan. Metode ini sebenarnya telah dikenal sejak dahulu dan dipraktikkan oleh beberapa kebudayaan dan agama. Sejak diperkenalkan oleh Michelle Harvie dan Mark Mattson pada tahun 2012, metode ini semakin populer di Inggris dan Australia.
Meskipun mirip seperti puasa Ramadhan, tetapi “intermittent fasting” bertujuan untuk diet, sedangkan puasa Ramadhan adalah untuk menunaikan ibadah. Apakah hanya itu saja perbedaannya? Tentu tidak. Karena masih banyak lagi perbedaan yang lainnya. Oleh karena itu, yuk ketahui beberapa perbedaan yang lainnya terkait kedua jenis puasa ini.
Perbedaan Antara Puasa Intermittent dan Puasa Ramadhan
Inilah beberapa perbedaan diantara keduanya, mulai dari segi durasi dan waktu makan, mengkonsumsi minuman tertentu, hingga mengkonsumsi makanan manis:
-
Perbedaan dari segi durasi dan waktu makan
Puasa Ramadhan memiliki durasi yang bervariasi tergantung pada lokasi di seluruh dunia. Dimulai dari waktu imsak hingga menjelang maghrib, durasi puasa bisa berkisar antara 11 hingga 16 jam. Sementara itu, “intermittent fasting” adalah metode puasa yang memiliki variasi durasi antara puasa dan makan.
Ada tiga jenis metode intermittent fasting yang paling umum diketahui, yakni: - Metode 16:8 melibatkan periode makan selama 8 jam dan 16 jam tanpa makan.
- Metode “eat-stop-eat” melibatkan puasa selama 24 jam, yang dilakukan satu sampai dua kali dalam seminggu.
- Sedangkan metode 5:2 memungkinkan kamu makan secara normal selama 5 hari dan membatasi kalori yang dikonsumsi pada 2 hari sisanya.
-
Perbedaan dari segi kebolehan untuk mengkonsumsi minuman tertentu
Selama Ramadan, tidak hanya dilarang makan, tetapi juga harus menahan diri dari minum. Namun, pada diet “intermittent fasting,” kamu masih boleh minum dalam batasan tertentu. Hal ini terkait dengan jenis minuman dan jumlah kalori yang diperbolehkan. Dalam konteks ini, penting untuk memperhatikan bahwa kamu hanya boleh minum selama periode puasa jika minuman tersebut rendah gula dan kalori.
-
Perbedaan dalam mengkonsumsi makanan manis
Menjelang buka puasa Ramadhan, banyak yang mengikuti anjuran untuk memulai dengan makanan manis seperti kurma. Meskipun demikian, dalam intermittent fasting, tidak ada aturan khusus terkait jenis makanan yang dikonsumsi selama periode makan.
Namun, beberapa metode menghindari konsumsi makanan atau minuman manis yang mengandung gula berlebihan, mengingat semakin tinggi kandungan gula, semakin banyak pula kalorinya. Konsumsi kalori berlebihan bisa merusak upaya diet yang sedang dijalankan. Oleh karena itu, perlu memperhatikan asupan gula dan kalori dalam menu makanan saat melakukan “intermittent fasting.”
Manfaat Intermittent Fasting
Adapun beberapa manfaat dari puasa intermittent yaitu:
-
Meningkatkan Sistem Imunitas
“Intermittent Fasting” (IF) membawa perubahan pada pola makan dan beberapa studi menunjukkan bahwa puasa dapat memperbaiki kesehatan tubuh. Salah satu manfaatnya adalah meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan menekan produksi sitokin proinflammatory yang memicu inflamasi dalam tubuh.
Tidak hanya itu, IF juga dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah, serta menghambat pertumbuhan sel yang dapat menunjukkan risiko kanker. -
Menurunkan Tekanan Darah
Menerapkan siklus puasa 12-16 jam dan tidak berpuasa selama 8-12 jam dapat membantu mengendalikan tekanan darah tanpa obat. Menurut penelitian di Klinik Buchinger Wilhelmi Jerman yang melibatkan 1.422 responden penderita hipertensi, berpuasa selama 4-21 hari dapat menurunkan tekanan darah.
Mekanisme yang terjadi adalah puasa secara periodik dapat merangsang aktivitas reseptor glutamatergik dan neuron kolinergik sehingga tekanan sistolik dan diastolik dapat menurun.
-
Mengontrol Berat Badan
Menjaga berat badan yang sehat sangat penting untuk memastikan aktivitas sehari-hari kamu tidak terganggu. Namun, salah memilih jenis diet dapat membahayakan kesehatan tubuh.
Salah satu alternatif penurunan berat badan yang aman adalah dengan melakukan puasa berselang. Metode ini terbukti efektif dalam menurunkan berat badan karena membantu kamu terbiasa mengontrol asupan makanan dan kalori harian secara teratur.
Itulah pembahasan mengenai perbedaan antara intermittent fasting dan puasa Ramadhan semakin populer belakangan ini, terutama karena metode diet ini sangat fleksibel dibandingkan dengan jenis diet lainnya.
Dengan intermittent fasting, kamu bisa membatasi waktu makan tanpa terlalu membatasi jenis makanan yang dikonsumsi. Jadi, jika kamu mencari cara untuk menjalankan diet yang efektif tanpa terlalu keras, intermittent fasting mungkin bisa menjadi pilihan yang tepat untukmu. Semoga informasi ini bermanfaat bagi kamu.
Baca juga Tips Sehat dan Kuat di Bulan PuasaReferences:
https://linisehat.com/intermittent-fasting-dan-puasa-ramadan/
Tinggalkan komentar