Perubahan “mood” atau suasana hati adalah kejadian umum dalam kehidupan kita sehari-hari. Terkadang, kita mungkin merasa bahagia dan puas, sementara di lain waktu, kita mungkin merasa marah, mudah tersinggung, atau tertekan. Perubahan suasana hati dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk faktor fisiologis, psikologis, dan lingkungan. Memahami penyebab perubahan suasana hati dapat membantu kita mengelola dan mengatasinya dengan lebih baik.
Penyebab Fisiologis
Perubahan hormon dapat menyebabkan perubahan suasana hati, terutama pada wanita. Fluktuasi hormon selama menstruasi, kehamilan, dan menopause dapat menyebabkan perubahan suasana hati. Perubahan ini terutama disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh. Estrogen adalah hormon yang mempengaruhi suasana hati dengan meningkatkan serotonin, neurotransmitter yang bertanggung jawab untuk mengatur suasana hati, sedangkan progesteron memiliki efek menenangkan pada otak.
Selain perubahan hormonal, faktor fisiologis lainnya dapat menyebabkan perubahan suasana hati, seperti kondisi medis tertentu. Misalnya, hipoglikemia (gula darah rendah) dapat menyebabkan perubahan suasana hati, seperti gangguan tiroid, seperti hipotiroidisme dan hipertiroidisme. Penyalahgunaan atau penarikan zat juga dapat menyebabkan perubahan suasana hati, terutama dengan obat-obatan yang mempengaruhi sistem saraf pusat.
Penyebab Psikologis
Faktor psikologis juga dapat menyebabkan perubahan suasana hati. Stres, kecemasan, dan depresi adalah penyebab psikologis umum dari perubahan suasana hati. Saat kita mengalami stres, tubuh kita melepaskan kortisol, hormon yang dapat menyebabkan lekas marah dan perubahan suasana hati. Kecemasan dan depresi juga dapat menyebabkan perubahan suasana hati, karena kondisi ini dapat mempengaruhi kadar “neurotransmitter,” seperti serotonin dan dopamin, di otak.
Trauma dan masalah emosional yang belum terselesaikan juga dapat menyebabkan perubahan suasana hati. Peristiwa traumatik, seperti pelecehan, dapat menyebabkan perubahan jangka panjang di otak dan mempengaruhi pengaturan suasana hati.
Demikian pula, masalah emosional yang belum terselesaikan, seperti kesedihan atau kemarahan yang belum terselesaikan, dapat menyebabkan perubahan suasana hati.
Penyebab Lingkungan
Faktor lingkungan juga dapat berperan dalam menyebabkan perubahan suasana hati. Perubahan lingkungan kita, seperti perubahan cuaca, dapat mempengaruhi suasana hati kita. Misalnya, “Seasonal Affective Disorder” (“SAD”) adalah jenis depresi yang terjadi selama bulan-bulan musim dingin ketika sinar matahari berkurang. Kurang tidur atau pola tidur yang terganggu juga dapat menyebabkan perubahan suasana hati, seperti paparan racun atau polutan.
Selain itu, faktor gaya hidup tertentu dapat menyebabkan perubahan suasana hati, seperti pola makan dan olahraga. Nutrisi yang buruk dan dehidrasi dapat menyebabkan perubahan suasana hati, sementara olahraga teratur dapat membantu mengatur suasana hati dengan meningkatkan endorfin, zat kimia alami tubuh yang "merasa nyaman.”
Mengelola Perubahan Suasana Hati
Mengelola perubahan suasana hati bisa jadi menantang, tetapi ada beberapa strategi yang dapat membantu. Pertama, mengidentifikasi penyebab perubahan suasana hati dapat membantu kita mengelolanya dengan lebih baik. Misalnya, jika perubahan hormonal menyebabkan perubahan suasana hati, terapi hormon bisa menjadi pilihan. Demikian pula, mengatasi masalah psikologis, seperti stres atau kecemasan, melalui terapi atau konseling dapat membantu mengatur suasana hati.
Selain itu, perubahan gaya hidup, seperti memperbaiki pola makan dan kebiasaan berolahraga, dapat membantu mengatur suasana hati. Meditasi, mindfulness, dan teknik relaksasi lainnya juga dapat membantu mengelola perubahan suasana hati dengan mengurangi stres dan kecemasan.
Kesimpulannya, perubahan suasana hati adalah kejadian umum dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Memahami penyebab perubahan suasana hati dapat membantu kita mengelola dan mengatasinya dengan lebih baik. Dengan mengatasi penyebab perubahan suasana hati, seperti perubahan hormonal, masalah psikologis, atau faktor
lingkungan, kita dapat mengambil langkah untuk mengatur suasana hati dan meningkatkan kesejahteraan kita secara keseluruhan.
References:
- American Psychological Association. (2018). Hormones and Mood: What’s the Connection? Retrieved from https://www.apa.org/news/press/releases/stress/2018/hormones-mood
- Mayo Clinic. (2020). Hypoglycemia. Retrieved from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hypoglycemia/symptoms-caus es/syc-20373685
- National Institute of Mental Health. (2021). Seasonal Affective Disorder. Retrieved from https://www.nimh.nih.gov/health/publications/seasonal-affective-disorder/index.
- Harvard Health Publishing. (2018). Exercise is an all-natural treatment to fight depression. Retrieved from https://www.health.harvard.edu/mind-and-mood/exercise-is-an-all-natural-treatm ent-to-fight-depression
- American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th Edition (DSM-5). American Psychiatric Association.
- McEwen, B. S. (2012). Brain on stress: How the social environment gets under the skin. Proceedings of the National Academy of Sciences, 109(Supplement 2), 17180-17185.
- Harvard Health Publishing. (2019). Understanding the stress response. Retrieved from https://www.health.harvard.edu/stress/understanding-the-stress-response
Tinggalkan komentar