Menorrhagia merujuk pada kondisi medis di mana terjadi perdarahan haid dengan jumlah yang berlebihan dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Bagi banyak wanita, kondisi menoragia ini dapat menjadi penghalang dalam menjalani aktivitas sehari-hari selama masa menstruasi.
Perdarahan yang berlebihan tidak hanya mengganggu, tetapi juga dapat menyebabkan kram perut yang intens, yang dikenal sebagai dismenore. Hal ini secara bersamaan dapat mempengaruhi kenyamanan serta kualitas hidup selama periode tersebut.
Gejala menorrhagia
Wanita yang mengalami pendarahan yang berat atau berkepanjangan biasanya akan mengalami satu atau beberapa gejala berikut ini secara umum:
- Seringkali perlu mengganti pembalut setiap 1-3 jam pada hari-hari awal menstruasi.
- Menstruasi berlangsung lebih dari 7 hari.
- Kadang-kadang harus menggunakan lebih dari satu pembalut secara bersamaan karena volume perdarahan yang sangat tinggi.
- Perlu mengganti pembalut selama malam hari saat beristirahat.
- Terkadang keluar gumpalan darah berukuran lebih dari 2,5 cm.
- Aktivitas sehari-hari dapat terbatas karena perdarahan yang cukup banyak.
- Tampak gejala-gejala anemia seperti kelelahan yang berlebihan, rasa lemas, atau kesulitan dalam bernapas.
Penyebab Menoragia
Dalam beberapa kasus, penyebab menoragia tidak diketahui. Meski begitu, ada sejumlah kondisi yang pada umumnya menyebabkan menstruasi hebat ini, seperti:
- Disfungsi ovarium. Ketika indung telur tidak melepaskan sel telur (ovulasi) selama siklus menstruasi (anovulasi), tubuh kemudian tidak mampu menghasilkan hormon progesteron, seperti yang terjadi selama siklus menstruasi normal. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan dapat menyebabkan menoragia.
- Fibroid rahim. Tumor rahim (jinak) non-kanker ini muncul selama tahun-tahun subur. Fibroid rahim dapat menyebabkan perdarahan menstruasi yang lebih berat dari biasanya atau berkepanjangan.
- Polip. Pertumbuhan kecil dan jinak pada lapisan rahim (polip rahim) dapat menyebabkan perdarahan menstruasi yang berat atau berkepanjangan.
- Adenomiosis. Kondisi ini terjadi ketika kelenjar dari endometrium menjadi tertanam di otot rahim, sering menyebabkan perdarahan hebat dan menstruasi yang menyakitkan.
- Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD). Menoragia adalah salah satu efek samping yang paling umum dari penggunaan alat kontrasepsi non-hormonal untuk pengendalian kelahiran.
- Komplikasi kehamilan. Menstruasi tunggal, berat, dan terlambat mungkin disebabkan oleh keguguran. Penyebab lain perdarahan hebat selama kehamilan termasuk lokasi plasenta yang tidak biasa, seperti plasenta letak rendah atau plasenta previa.
- Kanker. Penyakit kanker rahim dan kanker serviks dapat menyebabkan perdarahan menstruasi yang berlebihan, terutama jika kamu sedang mengalami pascamenopause atau pernah menjalani tes Pap yang abnormal di masa lalu.
- Gangguan perdarahan yang diturunkan. Beberapa gangguan pendarahan, seperti penyakit von Willebrand. Kondisi ini disebabkan faktor pembekuan darah mengalami gangguan dapat menyebabkan pendarahan menstruasi yang tidak normal.
- Obat-obatan. Jenis obat anti-inflamasi, obat hormonal seperti estrogen dan progestin, dan antikoagulan seperti warfarin atau enoxaparin dapat menyebabkan perdarahan menstruasi yang berat atau berkepanjangan.
- Kondisi medis lainnya. Sejumlah kondisi medis lainnya, termasuk penyakit hati atau ginjal, dapat dikaitkan dengan menoragia.
Pengobatan Menorrhagia
Menangani menorrhagia memerlukan pendekatan yang tepat, disesuaikan dengan akar penyebab dan tingkat keparahan kondisi pasien. Ada beberapa metode penanganan yang dapat diterapkan untuk membantu penderita menorrhagia meraih kembali kenyamanan:
1. Terapi Obat yang Tepat
Dokter dapat meresepkan berbagai jenis obat guna mengatasi menorrhagia, termasuk:
- Obat Antifibrinolitik. Seperti asam traneksamat, membantu mengurangi pendarahan berlebih dengan memperkuat pembekuan darah.
- Antiinflamasi Nonsteroid (NSAIDs). Seperti ibuprofen, naproxen, dan asam mefenamat, meredakan nyeri serta mengurangi produksi prostaglandin yang memicu menorrhagia.
- Kontrasepsi Kombinasi, membantu mengatur siklus menstruasi, mengurangi durasi dan jumlah darah yang dikeluarkan saat menstruasi.
- Desmopressin, berguna untuk mengatasi perdarahan akibat penyakit von Willebrand.
- Terapi Hormon seperti progestogen suntik dan norethisterone oral, membantu mengatur kadar hormon serta mengurangi perdarahan.
- Analog GnRH-a, mengurangi perdarahan, memperbaiki siklus, dan mengurangi risiko komplikasi.
- Suplemen Zat Besi, penting untuk pasien menorrhagia yang mengalami anemia. Pada kasus perdarahan berat, rawat inap dengan transfusi darah bisa menjadi solusi.
Jika terapi obat tidak cukup efektif, prosedur operasi bisa menjadi opsi:
- Dilatasi dan Kuretase (D&C), membantu mengurangi perdarahan dengan pengerokan dinding rahim.
- Embolisasi Arteri Rahim, efektif untuk menangani menorrhagia akibat miom dengan memblokir pasokan darah.
- Miomektomi, mengangkat miom melalui operasi, ada dua jenis yaitu laparoskopi dan histeroskopi.
- Pengangkatan Endometrium (Reseksi), menghilangkan lapisan endometrium dengan kawat dipanaskan.
- Ablasi Endometrium, menghancurkan lapisan endometrium secara permanen dengan berbagai metode.
- Histerektomi, langkah terakhir jika opsi lain tak berhasil, menghentikan menstruasi dan kemampuan hamil.
Untuk mencegah menoragia dengan efektif, penting untuk menjalani pemeriksaan rutin oleh dokter, terutama jika kamu memiliki faktor risiko menorrhagia. Langkah ini tidak hanya akan membuatmu lebih nyaman dalam menjalani menstruasi, tetapi juga memungkinkan dokter untuk mengambil tindakan preventif segera jika gejala menstruasi berlebihan mulai muncul.
Sumber:
https://www.alodokter.com/menorrhagia
https://www.halodoc.com/kesehatan/menoragia
https://bocahindonesia.com/menorrhagia-perdarahan-menstruasi-berlebihan/
Tinggalkan komentar