Situs ini memiliki dukungan terbatas untuk browser Anda. Sebaiknya beralih ke Edge, Chrome, Safari, atau Firefox.

Gunakan kode FREESHIP untuk pesanan di atas IDR 90.000

Hai Nona! Unduh aplikasi pelacak menstruasi kami untuk iOS & Android untuk memahami lebih baik tentang siklus menstruasi kamu.

Masalah Kulit yang Terkait dengan Siklus Menstruasi

Masalah Kulit yang Terkait dengan Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi adalah proses alami yang terjadi pada wanita usia reproduksi. Meskipun fokus seringkali pada perubahan fisik yang terjadi di dalam sistem reproduksi, penting untuk diakui bahwa fluktuasi hormon selama periode ini juga dapat mempengaruhi kulit. Banyak wanita mengalami berbagai masalah kulit yang terkait dengan siklus menstruasi mereka, mulai dari jerawat hingga kulit kering atau peningkatan sensitivitas. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi masalah kulit umum yang terjadi selama fase-fase berbeda dari siklus menstruasi dan memberikan tips untuk mengelolanya dengan efektif.

Jerawat

Fluktuasi hormon, terutama peningkatan kadar androgen, dapat menyebabkan timbulnya jerawat selama siklus menstruasi. Biasanya terjadi sekitar fase pramenstruasi ketika kadar progesteron meningkat. Kenaikan hormon androgen merangsang kelenjar sebaceous untuk menghasilkan lebih banyak sebum, yang dapat menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat. Untuk mengelola jerawat selama waktu ini, penting untuk menjaga rutinitas perawatan kulit yang konsisten yang meliputi pembersihan yang lembut, eksfoliasi teratur, dan penggunaan pelembab dan produk non-komedogenik.

Kulit Kering dan Sensitif

Beberapa wanita mungkin mengalami kulit kering atau peningkatan sensitivitas selama siklus menstruasi. Hal ini dapat disebabkan oleh fluktuasi hormon, khususnya penurunan kadar estrogen. Estrogen membantu menjaga kelembaban dan kekenyalan kulit, jadi ketika kadar menurun, kulit dapat menjadi lebih kering dan rentan terhadap sensitivitas. Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk menjaga kelembaban kulit dengan menggunakan produk perawatan kulit yang melembabkan dan menghindari bahan yang keras dan mengeringkan. Selain itu, melindungi kulit dari faktor lingkungan seperti cuaca dingin atau paparan sinar matahari yang berlebihan dapat membantu mengurangi kulit kering dan sensitif.

Hiperpigmentasi

Hiperpigmentasi merujuk pada penggelapan daerah tertentu pada kulit, sering berupa bintik-bintik gelap atau bercak. Perubahan hormon selama siklus menstruasi dapat memicu peningkatan produksi melanin, yang menyebabkan perkembangan hiperpigmentasi. Ini umumnya terjadi dalam bentuk melasma atau "masker kehamilan". Untuk mengelola hiperpigmentasi, penting untuk melindungi kulit dari sinar matahari dengan menggunakan tabir surya dengan SPF tinggi secara teratur. Selain itu, penggunaan produk yang mengandung bahan seperti vitamin C atau niacinamide dapat membantu mencerahkan bintik-bintik gelap yang sudah ada dan menyamakan warna kulit seiring waktu.

Peningkatan Minyak

Sementara beberapa wanita mungkin mengalami kulit kering selama siklus menstruasi, yang lain mungkin mencatat peningkatan minyak. Hal ini seringkali disebabkan oleh peningkatan produksi sebum akibat fluktuasi hormon. Untuk mengelola minyak yang meningkat, penting untuk menjaga rutinitas perawatan kulit yang seimbang. Ini meliputi membersihkan kulit dua kali sehari dengan pembersih yang lembut, menggunakan pelembab bebas minyak atau yang mengandung bahan yang mengurangi kilap, dan menghindari produk yang berat dan dapat menyumbat pori-pori.

Masalah kulit yang terkait dengan siklus menstruasi umum terjadi pada wanita karena fluktuasi hormon. Memahami perubahan yang terjadi selama fase-fase berbeda dari siklus menstruasi dapat membantu wanita mengelola masalah kulit ini dengan efektif. Dengan mengadopsi rutinitas perawatan kulit yang konsisten, menggunakan produk yang sesuai untuk masalah kulit tertentu, dan melindungi kulit dari faktor lingkungan, wanita dapat menjaga kulit sehat dan seimbang sepanjang siklus menstruasi mereka. Jika masalah kulit tetap berlanjut atau memburuk secara signifikan, disarankan untuk berkonsultasi dengan seorang dokter kulit untuk mendapatkan rencana pengobatan yang disesuaikan.

Ingatlah, setiap kulit memiliki karakteristik yang unik, dan apa  yang berhasil bagi satu orang mungkin tidak berhasil bagi orang lain. Penting untuk mendengarkan tubuh kamu, bersabar dalam prosesnya, dan mencari saran profesional ketika diperlukan untuk mencapai kesehatan kulit yang optimal.

Sumber:

  • American Academy of Dermatology. (n.d.). Acne: Tips for managing. Diakses dari https://www.aad.org/public/diseases/acne/skin-care/tips
  • American Academy of Dermatology. (n.d.). Skin care tips for menopause. Diakses dari https://www.aad.org/public/everyday-care/skin-care-basics/care/skin-care-menopause
  • Del Rosso, J. Q. (2012). The role of skin care as an integral component in the management of acne vulgaris: part 1: the importance of cleanser and moisturizer ingredients, design, and product selection. The Journal of clinical and aesthetic dermatology, 5(12), 20–31.
  • Al-Niaimi, F., & Chiang, N. (2017). Topical Vitamin C and the Skin: Mechanisms of Action and Clinical Applications. The Journal of clinical and aesthetic dermatology, 10(7),14–17.

Tinggalkan komentar

Use coupon code WELCOME10 for 10% off your first order.

Keranjang

Selamat! Pesanan Anda memenuhi syarat untuk pengiriman gratis Spend Rp 200.000 for free shipping
Tidak ada lagi produk yang tersedia untuk dibeli

Keranjang Anda saat ini kosong.