Situs ini memiliki dukungan terbatas untuk browser Anda. Sebaiknya beralih ke Edge, Chrome, Safari, atau Firefox.

Gunakan kode FREESHIP untuk pesanan di atas IDR 90.000

Hai Nona! Unduh aplikasi pelacak menstruasi kami untuk iOS & Android untuk memahami lebih baik tentang siklus menstruasi kamu.

Kista Ovarium - Penyebab, Gejala dan Pengobatannya

Kista Ovarium - Penyebab, Gejala dan Pengobatannya

Kista ovarium merupakan kondisi di mana kantong berisi cairan tumbuh di dalam ovarium (indung telur), umumnya dialami oleh wanita usia produktif. Penyebabnya dapat berasal dari faktor hormonal, kehamilan, endometriosis, bahkan infeksi. Namun, seberapa risikonya kista ovarium ini? Untuk mengetahui lebih lanjut, mari kita simak penjelasannya di bagian berikut.

Penyebab Terjadinya Kista Ovarium

Kista ovarium muncul akibat beragam faktor, mulai dari perubahan siklus menstruasi hingga pertumbuhan sel yang tidak normal. Meskipun cenderung bersifat non-kanker, dalam beberapa situasi, kista bisa berpotensi menjadi ganas. Berikut beberapa pemicu utama terbentuknya kista ovarium:

  • Ketidakseimbangan Hormonal. Fluktuasi hormon dalam tubuh dapat memicu terbentuknya kista ovarium.
  • Pengaruh Kehamilan. Kista bisa muncul akibat perubahan hormonal selama kehamilan.
  • Infeksi Panggul Menyebar ke Ovarium. Infeksi panggul yang menyebar ke area ovarium dan tuba falopi bisa mengakibatkan pembentukan kista.
  • Endometriosis. Kondisi di mana jaringan yang seharusnya tumbuh di rahim malah tumbuh di luar rahim, dapat berkontribusi pada terbentuknya kista ovarium.

Di samping faktor-faktor tersebut, terdapat beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terbentuknya kista ovarium, yakni:

  • Rentang Usia 30-54 Tahun
  • Pengobatan Kesuburan
  • Gangguan Hipotiroidisme
  • Kebiasaan Merokok
  • Proses Pengobatan Kanker Payudara
  • Siklus Menstruasi Tidak Teratur
  • Riwayat Kista Ovarium Sebelumnya

Gejala Kista Ovarium

Pada awalnya, saat kista masih kecil, biasanya penderita tidak akan merasakan gejala apa pun. Namun, seiring dengan bertambah besarnya ukuran kista, baru kemudian gejala mulai muncul. Ini disebabkan oleh kemampuan kista dalam mengganggu aliran darah ke ovarium. Beberapa gejala yang umumnya terkait dengan kista ovarium meliputi:

  1. Sensasi Nyeri atau Ketidaknyamanan

Sensasi nyeri atau ketidaknyamanan kerap muncul di wilayah perut bagian bawah. Tingkat intensitasnya bisa bervariasi, mulai dari yang ringan hingga berat. Terkadang, nyeri ini dapat datang dan pergi, bahkan dapat terlokalisasi di sisi kanan atau kiri perut. Nyeri juga bisa dirasakan selama berhubungan intim.

  1. Gangguan pada Siklus Menstruasi

Selama masa menstruasi, penderita kista ovarium bisa mengalami perdarahan yang lebih banyak atau justru lebih sedikit dari biasanya. Selain itu, pola siklus menstruasi pun bisa menjadi tidak teratur.

  1. Gangguan Pencernaan

Penderita kista ovarium seringkali merasa cepat kenyang meskipun baru mengonsumsi sedikit makanan, juga bisa mengalami perut kembung. Gejala lain yang mungkin timbul berhubungan dengan gangguan pencernaan termasuk kesulitan saat buang air besar dan frekuensi buang air kecil yang lebih sering.

Pengobatan Kista Ovarium

Menangani kista ovarium melibatkan beragam pilihan tergantung pada jenis kista, ukurannya, dan usia penderitanya. Adapun opsi pengobatan yang bisa diambil meliputi:

  1. Pemantauan Berkala

Jika kista masih kecil dan tanpa gejala, pemantauan berkala menjadi pilihan. Melalui pemeriksaan USG beberapa minggu atau bulan setelah diagnosis, kita bisa memantau perkembangan kista, apakah menghilang atau tetap stabil. Bagi wanita yang telah memasuki masa pascamenopause, pemeriksaan berkala setiap 4 bulan menjadi penting untuk mengurangi risiko kanker ovarium.

  1. Pil Kontrasepsi

Pil KB bisa diresepkan oleh dokter untuk mencegah kista baru muncul. Namun, penting untuk diingat bahwa pil KB tidak akan mengecilkan kista yang sudah ada.

  1. Tindakan Bedah

Operasi perlu dipertimbangkan jika kista terus membesar, tetap ada setelah 3 periode menstruasi, atau menyebabkan nyeri. Tujuan dari operasi ini adalah pengangkatan kista. Dalam kasus yang lebih serius, dokter mungkin harus mengambil langkah lebih jauh dengan mengangkat ovarium.

Untuk kista kecil, laparoskopi dapat dilakukan. Metode ini melibatkan sayatan kecil yang dibantu oleh alat laparoskop dengan kamera. Namun, jika kista besar atau bersifat ganas, prosedur laparotomi dengan sayatan perut mungkin diperlukan.

Wajar jika merasa cemas terkait tindakan operasi. Namun, setiap operasi memiliki risiko. Kemungkinan komplikasi setelah operasi kista ovarium meliputi infeksi (ditandai dengan perdarahan, nyeri perut, pembengkakan, demam, dan keputihan yang berbau tak sedap). Namun, dengan diskusi dan pemantauan yang cermat, Anda dan dokter dapat memilih opsi pengobatan yang paling sesuai.

Kista ovarium, meskipun tidak dapat dicegah, tetap dapat dihadapi dengan langkah-langkah preventif. Melakukan pemeriksaan panggul secara berkala menjadi kunci dalam mendeteksi dini perubahan, kelainan, atau masalah pada ovarium.

Sumber:

https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-kista-ovarium

https://www.halodoc.com/kesehatan/kista-ovarium

https://www.alodokter.com/kista-ovarium

https://www.mitrakeluarga.com/artikel/kista-ovarium-adalah

Tinggalkan komentar

Use coupon code WELCOME10 for 10% off your first order.

Keranjang

Selamat! Pesanan Anda memenuhi syarat untuk pengiriman gratis Spend Rp 200.000 for free shipping
Tidak ada lagi produk yang tersedia untuk dibeli

Keranjang Anda saat ini kosong.