Fibroid rahim, atau dikenal juga sebagai miom, adalah kondisi di mana benjolan-benjolan tumbuh pada rahim karena pertumbuhan sel-sel rahim yang tidak normal. Miom memiliki hubungan yang kuat dengan hormon estrogen, sehingga perlu diwaspadai, terutama pada wanita yang sedang hamil atau berencana untuk hamil.
Benjolan-benjolan fibroid dapat muncul dalam berbagai ukuran, mulai dari yang tidak teraba hingga yang cukup besar dan dapat memberikan tekanan pada rahim sehingga dapat teraba. Meskipun demikian, jenis tumor ini tidak terkait dengan risiko kanker dan jarang sekali berkembang menjadi kanker.
Penyebab Fibroid Rahim
Setelah memahami konsep fibroid rahim, berikut adalah faktor-faktor yang dapat menjadi pemicu kondisi tersebut yang perlu kamu kenali. Dengan memahami penyebab-penyebab ini, kamu dapat lebih aware terhadap potensi munculnya fibroid rahim.
1. Hormon
Salah satu pemicu fibroid rahim adalah peran hormon. Estrogen dan progesteron, sebagai hormon yang mempengaruhi penebalan lapisan rahim setiap siklus menstruasi, dapat menjadi kontributor utama. Fibroid cenderung mengecil setelah seorang wanita memasuki fase menopause, yang dikarenakan penurunan produksi hormon pada periode tersebut.
2. Faktor Genetika
Selain hormon, faktor genetika juga memiliki peran dalam kemungkinan terjadinya fibroid rahim. Menurut informasi dari Web Md, terdapat perbedaan genetika antara fibroid dan sel-sel normal dalam rahim.
3. Extracellular matrix (ECM)
Extracellular matrix (ECM) merupakan substansi yang memfasilitasi perlekatan antar sel, mirip dengan mortar yang mengikat batu bata. Tingkat ECM cenderung meningkat pada fibroid, menyebabkannya menjadi berserat. ECM juga mencakup faktor-faktor pertumbuhan yang dapat menyebabkan perubahan biologis dalam sel itu sendiri.
4. Faktor Pertumbuhan
Beberapa zat dalam tubuh yang berperan dalam pemeliharaan jaringan, seperti insulin, memiliki dampak pada pertumbuhan fibroid. Hormon insulin sendiri bertanggung jawab untuk mengubah glukosa menjadi energi dan mendistribusikannya ke seluruh tubuh.
Gejala Fibroid Rahim
Sebagian besar perempuan tidak menunjukkan tanda-tanda fibroid rahim, karena gejalanya bervariasi tergantung pada jumlah, dimensi, dan letak fibroid. Beberapa gejala yang umum terjadi adalah:
- Periode menstruasi yang berlangsung lama.
- Anemia, yang mencakup jumlah sel darah merah yang rendah.
- Pendarahan di antara siklus menstruasi.
- Dispareunia, atau rasa sakit selama hubungan intim.
- Frekuensi buang air kecil yang meningkat, disebabkan oleh tekanan tumor pada kandung kemih.
- Rasa sakit atau tekanan di perut bagian bawah atau punggung bawah.
Perawatan Fibroid Rahim
Cara mengatasi fibroid rahim dapat bervariasi, tergantung pada ukuran, jumlah, lokasi, dan gejala yang muncul dari fibroid rahim.
Jika fibroid yang kamu miliki kecil dan tidak menimbulkan gejala, mungkin tidak perlu dilakukan perawatan. Pengawasan rutin dan pemeriksaan panggul serta USG dapat dilakukan secara berkala. Namun, jika kamu mengalami anemia atau pendarahan berlebihan, serta mengalami rasa sakit pada saluran kemih, segera konsultasikan dengan profesional kesehatan.
Perawatan yang diperlukan juga bergantung pada tujuan kesuburan di masa depan. Jika kamu berencana untuk memiliki keturunan, ada beberapa opsi pengobatan yang dapat dipertimbangkan, seperti:
1. Penggunaan Obat-Obatan
- Mengonsumsi suplemen zat besi dapat membantu mengatasi anemia akibat perdarahan berlebihan.
- Penggunaan obat pereda nyeri yang tersedia di apotik dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan dan rasa sakit yang disebabkan oleh fibroid rahim.
- Terapi oral seperti Elagolix dapat mengurangi pendarahan berat pada wanita premenopause yang mengalami fibroid rahim. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.
- Kontrasepsi hormonal (KB) dapat digunakan untuk mengelola gejala fibroid, terutama jika kamu mengalami pendarahan hebat saat menstruasi.
2. Tindakan Operasi
- Pilihan operasi untuk mengatasi fibroid rahim tergantung pada ukuran, lokasi, dan jumlah fibroid.
- Miomektomi, seperti histeroskopi, laparoskopi, atau laparotomi, adalah beberapa metode pengangkatan fibroid tanpa merusak rahim. Pilihan ini perlu dipertimbangkan dengan hati-hati bersama dengan dokter yang merawat.
- Embolisasi Fibroid Rahim melibatkan penempatan kateter kecil di pembuluh darah rahim untuk memblokir aliran darah ke fibroid, menyebabkan fibroid mengecil dan gejala mereda.
- Radiofrequency Ablation (RFA) menggunakan energi panas untuk menargetkan massa fibroid dengan minimal sayatan, membantu mengurangi ukurannya.
Penting untuk mencari pertimbangan medis dan memilih metode perawatan yang sesuai dengan kondisi dan tujuan kesehatan kamu. Lakukan pemeriksaan secara teratur untuk memastikan kesehatan organ vital dan mencapai impian memiliki buah hati.
Sumber:
https://www.halodoc.com/kesehatan/fibroid-rahim
https://www.morulaivf.co.id/id/blog/mengenal-penyakit-fibroid-rahim-dan-cara-mengatasinya/
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/gejala-miom-pada-rahim
https://www.klikdokter.com/info-sehat/reproduksi/berbagai-cara-untuk-mengobati-fibroid-rahim
Tinggalkan komentar