Perempuan pada umumnya mengalami menstruasi setiap bulannya. Namun, setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda. Ada yang mengalami siklus menstruasi rutin selama 21-35 hari sekali, dan adapula yang lebih cepat atau lambat daripada itu.
Terdapat 4 siklus menstruasi, seperti fase menstruasi, folikuler, ovulasi, dan luteal. Dan artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai fase folikuler. Terlebih jika kamu sedang berencana untuk hamil, maka penting untuk mengetahui kapan fase folikuler kamu terjadi, dan apakah fase folikuler yang terjadi panjang atau pendek.
Baca Artikel Tanda keputihan normal
Siklus Fase Folikuler (Pra-Ovulasi)
Fase folikuler atau biasa disebut dengan fase pra-ovulasi merupakan fase yang dimulai di hari pertama menstruasi. Pada hari pertama menstruasi, hormon perangsang folikuler mulai meningkat.
Fase ini dimulai ketika hipotalamus mengirimkan sinyal ke kelenjar pituitari. Setelah itu kelenjar akan mengeluarkan zat kimia yang disebut dengan hormon pelepas gonadotropin. Hormon inilah yang mendorong kelenjar hipofisis untuk meningkatkan kadar hormon lutein (LH) dan FSH. FSH sendiri berfungsi merangsang indung telur sehingga menghasilkan 5-20 kantong kecil yang disebut dengan folikel.
Dalam setiap folikel, terdapat telur yang belum matang. Namun, hanya sel telur yang sehat yang akhirnya akan matang. Sementara, sel telur yang lain akan kembali di serap oleh tubuh.
Folikel dengan telur yang matang akan menghasilkan lonjakan estrogen tubuh yang dapat menebalkan lapisan rahim. Dengan begitu, embrio akan memiliki banyak nutrisi untuk tumbuh.
Fase folikel ini umumnya berlangsung selama 16 hari. Namun, adapula yang memiliki durasi antara 11-27 hari, tergantung pada siklusnya.
Perbedaan Panjang-Pendek Fase
Berapa panjang fase folikuler bergantung pada jumlah waktu yang dibutuhkan folikel untuk matang. Ketika folikel matang dalam waktu yang lama, tentu fase ini akan berlangsung lebih lama. Dan akibatnya, siklus menstruasi yang dialami juga akan lebih lama.
Pada saat fase folikuler panjang, itu berarti tubuh kamu membutuhkan lebih banyak waktu untuk berovulasi. Ada banyak faktor yang menyebabkan fase folikuler panjang, seperti menggunakan pil KB dalam waktu yang cukup lama. Selain itu, kekurangan vitamin D juga dapat membuat fase folikuler lebih panjang.
Secara statistik, fase folikuler yang panjang sama halnya dengan fase folikuler normal. Artinya untuk perempuan dengan fase folikuler panjang memiliki kesempatan yang sama untuk hamil. Karena fase folikuler yang panjang tidak akan berpengaruh pada kesuburan kamu.
Sementara untuk fase folikuler yang pendek atau cepat dapat mempengaruhi kemungkinan kamu untuk hamil. Hal itu dikarenakan, tingkat FSH masih dalam kondisi yang meningkat, sementara kondisi LH masih rendah. Hal itu menyebabkan folikel matang terlalu cepat, sehingga sel telur belum cukup matang untuk dibuahi.
Folikuler yang pendek dapat menjadi tanda bahwa ovarium kamu menua dan semakin dekat menuju menopause. Kondisi ini biasanya terjadi pada usia akhir 30-an. Bahkan jika kamu masih mengalami menstruasi, hormon masih dapat berubah selama kamu masih menstruasi. Kesimpulannya adalah, jika fase folikuler pendek atau cepat, maka kehamilan akan susah terjadi.
Itulah beberapa penjelasan singkat mengenai fase folikuler. Bagi kamu yang sedang berencana hamil, kamu perlu memperhatikan dengan baik fase folikuler ini. Dengan begitu perencanaan kehamilan dapat dilakukan dengan baik dan tepat.
Jangan lewatkan Produk Kesehatan Wanita Organik dari Nona Woman:
Tinggalkan komentar