Liang vagina dilapisi oleh selaput membran yang dikenal dengan sebutan selaput dara. Namun, terdapat anggapan yang keliru yang masih dipegang oleh banyak orang bahwa keperawanan seseorang terkait erat dengan robeknya selaput dara. Sebenarnya, hal ini tidaklah benar karena selaput dara hanya berfungsi sebagai pelindung vagina dan bukan indikator utama tentang keperawanan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui fakta-fakta seputar selaput dara yang belum terungkap. Apa saja fakta-fakta tersebut? Mari kita bahas lebih lanjut.
Beberapa Fakta Mengenai Selaput Dara
Berikut fakta seputar Selaput Dara yang harus kamu ketahui, diantaranya yaitu:
-
Selaput Dara Memiliki Banyak Bentuk
Setiap wanita memiliki bentuk selaput dara yang berbeda-beda. Ada yang sangat tebal hingga menutupi seluruh bagian vagina dan ada juga yang sangat tipis. Selaput dara ini terlihat seperti cakram tipis atau cincin yang melingkar di sekitar vagina, dengan beberapa selaput dara memiliki perforasi atau banyak lubang kecil.
Selaput dara adalah bagian jaringan elastis di sekitar vagina yang memiliki kemampuan untuk meregang dan menyempit ketika kulit sekitarnya bergerak. Dan selaput dara terdiri dari dua jenis lipatan, yaitu bagian yang melekat pada vulva dan lipatan yang bergerak bebas dari permukaan kulit. Meski lebih padat, bagian yang melekat pada vulva tidak memiliki serabut saraf, otot, atau sel darah, sehingga tidak akan berdarah atau menyebabkan rasa sakit apabila terjadi robekan.
-
Bukan Penanda Keperawanan Wanita
Selaput dara dapat mengalami robekan akibat aktivitas berat, penggunaan tampon, atau hubungan seksual. Namun, tak selalu robekan selaput dara tersebut menyebabkan rasa sakit atau pendarahan. Sayangnya, masih ada mitos yang mengaitkan robekan selaput dara dengan kehilangan keperawanan pada wanita, padahal hal tersebut tidaklah benar.
Sebenarnya, mitos tersebut berasal dari arti kata "hymenaios" yang merupakan nama dewa pernikahan Yunani. Beberapa budaya menganggap bahwa seorang wanita tidak boleh berhubungan seksual sebelum menikah.
-
Selaput Dara Robek Saat Pertama Kali Berhubungan Seks
Sampai saat ini, belum ditemukan bukti yang meyakinkan bahwa hubungan seksual dapat merubah selaput dara. Selain itu, perlu diingat bahwa tidak semua wanita akan mengalami pendarahan saat pertama kali melakukan hubungan seksual.
Faktanya, hanya sekitar 43% wanita yang mengalami robekan selaput dara dan berdarah saat pertama kali berhubungan seks, sementara 57% lainnya tidak mengalami pendarahan. Hal ini disebabkan karena beberapa selaput dara lebih elastis dibandingkan yang lainnya, sehingga hubungan seksual pertama mungkin tidak akan merusaknya.
Namun, tidak sepenuhnya benar anggapan yang mengatakan bahwa penetrasi seksual selalu merusak selaput dara. Sebab, ada berbagai faktor lain yang dapat menyebabkan robeknya selaput dara, seperti penggunaan speculum untuk memeriksa liang vagina, penggunaan tampon, aktivitas fisik yang terlalu berat, cedera, trauma, dan tentu saja, penetrasi seksual itu sendiri.
-
Tidak Semua Wanita Memiliki Selaput Dara
Apakah kamu tahu jika tidak semua wanita dilahirkan dengan memiliki selaput dara? Faktanya, hanya sekitar 1:1000 wanita yang tidak memiliki selaput dara sejak lahir. Oleh karena itu, selaput dara seharusnya tidak digunakan sebagai ukuran keperawanan seseorang. Jangan sampai kesalahpahaman tentang keperawanan menjadi stigma negatif bagi wanita yang sebenarnya tidak memiliki selaput dara sejak lahir.
Itulah fakta-fakta mengenai selaput dara atau hymen yang harus kamu ketahui. Sebenarnya, setiap wanita memiliki bentuk dan elastisitas yang berbeda pada selaput dara mereka. Sehingga, tidak semua selaput dara yang robek saat pertama kali berhubungan seks akan menimbulkan pendarahan.
References:
https://www.honestdocs.id/fakta-selaput-dara
Tinggalkan komentar