Situs ini memiliki dukungan terbatas untuk browser Anda. Sebaiknya beralih ke Edge, Chrome, Safari, atau Firefox.

Gunakan kode FREESHIP untuk pesanan di atas IDR 90.000

Hai Nona! Unduh aplikasi pelacak menstruasi kami untuk iOS & Android untuk memahami lebih baik tentang siklus menstruasi kamu.

Bisakah Pasangan yang Terinfeksi HIV Melahirkan Anak?

Bisakah Pasangan yang Terinfeksi HIV Melahirkan Anak?

Penting untuk diketahui bahwa penyebab AIDS adalah virus HIV yang tidak ditangani dengan baik, sehingga berkembang menjadi AIDS. Penyakit ini termasuk dalam kategori sangat berbahaya karena dapat menyerang sistem kekebalan tubuh.

Meski hidup dengan HIV/AIDS mungkin terasa sulit, namun bukan berarti itu adalah akhir dari segalanya. Berkat kemajuan ilmu kedokteran dan teknologi, penderita sekarang dapat menjalani hidup dengan kualitas yang setara dengan orang sehat.

Dengan perencanaan yang matang, mereka yang hidup dengan HIV/AIDS memiliki kesempatan untuk hamil, melahirkan, dan memiliki anak yang sehat tanpa terjangkit penyakit tersebut. Jika kamu dan pasangan tengah mempertimbangkan untuk merencanakan kehamilan namun dihadapkan pada masalah HIV, simak petunjuk berikut untuk panduan yang berguna.

Merencanakan Kehamilan Untuk Penderita HIV

Memilih untuk memulai perjalanan kehamilan adalah langkah besar, terutama bagi wanita yang hidup dengan HIV atau yang memiliki pasangan pria yang juga mengidap HIV. Merencanakan kehamilan dalam kondisi seperti ini memerlukan pertimbangan tambahan.

Jika kamu berada dalam situasi ini, sangat disarankan untuk mencari nasihat dari para profesional kesehatan dan mendapatkan informasi sebanyak mungkin sebelum membuat keputusan untuk hamil. Berdiskusi dengan dokter atau konselor yang memiliki pengalaman dalam hal ini dapat sangat membantu.

Sangat penting bagi individu yang hidup dengan HIV untuk memberi tahu dokter, dokter kandungan, atau bidan sejak awal saat merencanakan kehamilan, meskipun keputusan untuk hamil masih dalam pertimbangan. Berbagi informasi ini dengan profesional kesehatan dapat membantu kamu mengatasi kekhawatiran yang mungkin timbul, dan juga memastikan bahwa kamu menerima perawatan yang sesuai dengan kebutuhan kamu, sehingga kamu dapat menjalani kehamilan dengan aman dan merawat bayi dengan baik setelah lahir.

Dapatkah Ibu dengan HIV/AIDS Melahirkan Normal?

Agar proses persalinan bagi wanita yang mengidap HIV/AIDS dapat berlangsung dengan aman dan optimal bagi ibu serta bayi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mengeluarkan regulasi yang menyatakan bahwa ibu dapat melahirkan secara normal dengan memenuhi syarat berikut:

  • Ibu yang mengalami HIV harus menjalani terapi ART (antiretroviral therapy) minimal selama enam bulan selama masa kehamilan.
  • Pada usia kehamilan minggu ke-36, dilakukan pemeriksaan viral load untuk mengukur jumlah virus HIV dalam darah. Hasil pemeriksaan harus kurang dari 1.000 kopi/mm3.

Dengan memenuhi kedua syarat di atas, risiko penularan HIV dari ibu ke bayi dapat diminimalkan, sehingga memungkinkan proses persalinan normal. Namun, jika salah satu atau kedua kondisi tersebut tidak terpenuhi, lebih disarankan bagi ibu hamil untuk menjalani operasi caesar.

Tidak hanya sampai di situ, upaya pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi juga dilakukan setelah bayi lahir. Bayi perlu mendapatkan terapi ART selama beberapa minggu untuk mencegah infeksi HIV.

Cara Mencegah Penularan HIV pada Janin

Dengan mengikuti langkah-langkah pencegahan sesuai petunjuk dokter, risiko penularan HIV dari ibu ke bayi dapat diminimalkan hingga 1%. Sebaliknya, tanpa pengobatan, ibu hamil yang positif HIV memiliki peluang antara 5-25% untuk menularkan virus kepada bayinya. Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi:

  • Berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk menentukan metode persalinan yang paling tepat, apakah itu melalui operasi caesar atau persalinan normal.
  • Menjalani terapi kombinasi antiretroviral atau HAART (highly active antiretroviral therapy) selama masa kehamilan.
  • Tidak memberikan ASI kepada bayi.
  • Dokter juga akan memberikan obat antiretroviral kepada bayi yang lahir dari ibu dengan status HIV positif guna mencegah penularan HIV.

Itulah panduan untuk merencanakan kehamilan bagi pengidap HIV. Jika kamu dan pasangan berada dalam kondisi ini, sangat penting untuk secara rutin memeriksakan status HIV.

Sumber:

https://www.halodoc.com/artikel/merencanakan-kehamilan-sehat-untuk-pengidap-hiv-dan-aids

https://www.klikdokter.com/info-sehat/hiv-aids/bisakah-ibu-pengidap-hivaids-melahirkan-normal

1 komentar

santra raidu

Hi, I find the blog informative, though… nice work… do share such information. I’ll bookmark your website.It was such a wonderful and useful article about the HIV infection. It is a must-readable blog to know the brief details of HIV infection.This information is so helpful for me.

Tinggalkan komentar

Use coupon code WELCOME10 for 10% off your first order.

Keranjang

Selamat! Pesanan Anda memenuhi syarat untuk pengiriman gratis Spend Rp 200.000 for free shipping
Tidak ada lagi produk yang tersedia untuk dibeli

Keranjang Anda saat ini kosong.