Bicara tentang berhubungan intim selama menstruasi seringkali menimbulkan keraguan di kalangan banyak wanita. Pertanyaan mengenai boleh atau tidaknya berhubungan intim saat sedang menstruasi kerap muncul, terutama karena khawatir akan dampak negatif terhadap kesehatan. Jika kamu penasaran apakah bahayanya dari berhubungan seks saat haid, simak penjelasan di bawah ini.
Bahaya Berhubungan Seks Saat Haid
Meskipun masih ada pandangan negatif di masyarakat mengenai hubungan intim saat sedang menstruasi, tak bisa diabaikan bahwa terdapat beberapa risiko yang perlu dipahami. Berikut diantaranya:
1. Meningkatnya Risiko Penularan Penyakit Menular Seksual (PMS)
Salah satu konsekuensi dari aktivitas seksual saat menstruasi adalah peningkatan kemungkinan tertular penyakit menular seksual (PMS). Virus-virus yang mungkin terdapat dalam darah menstruasi dapat lebih mudah menular ke pasangan. Beberapa PMS yang rentan menyebar saat berhubungan seks saat haid meliputi HIV, hepatitis, dan herpes.
2. Kehamilan
Mungkin kamu berpikir bahwa berhubungan seks saat menstruasi adalah jaminan terhindar dari kehamilan. Namun, realitanya tidak semudah itu. Kehamilan masih bisa terjadi, meskipun ini merupakan hal yang jarang terjadi.
Perlu diingat bahwa sperma memiliki potensi untuk bertahan dalam tubuh hingga tujuh hari. Jika berhubungan seks menjelang akhir periode haid dan kamu memiliki siklus menstruasi yang relatif pendek atau tidak teratur, kemungkinan sperma akan masih aktif saat proses ovulasi terjadi.
3. Infeksi Jamur Vagina
Kadar pH normal vagina berkisar antara 3,8 hingga 5,0. Selama menstruasi, pH ini dapat berubah menjadi lebih asam atau basa. Kondisi lingkungan yang berubah ini dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan jamur, yang pada gilirannya dapat menyebabkan infeksi pada saluran reproduksi wanita.
Tanda-tanda infeksi jamur vagina mungkin akan muncul pada minggu pertama menstruasi. Melakukan hubungan seks dapat memperparah gejala ini, termasuk keputihan yang menyerupai gumpalan keju, sensasi gatal, nyeri, dan kemerahan di sekitar area vulva.
4. Vagina Kering
Berhubungan seks selama menstruasi kadang dapat mengurangi kebutuhan akan pelumas tambahan, karena darah menstruasi sendiri dapat berperan sebagai pelumas alami. Namun, hal ini berbeda jika kamu biasanya menggunakan tampon selama menstruasi.
Penggunaan tampon, terutama jika kamu masih menggunakannya sebelum berhubungan seks, dapat mengakibatkan penurunan pelumas vagina. Ini terjadi karena tampon mampu menyerap darah menstruasi sekaligus menghilangkan pelumas alami di sekitar leher rahim.
5. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Salah satu risiko lain dari berhubungan seks saat haid adalah kemungkinan lebih besar mengalami infeksi saluran kemih (ISK). Letak uretra dan vagina yang berdekatan dapat memudahkan bakteri dalam darah menstruasi menyebar, terutama saat terjadi aktivitas seksual.
6. Endometriosis
Dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa hubungan seks saat menstruasi dapat berkontribusi pada risiko terjadinya endometriosis. Aktivitas seksual pada periode ini dapat menyebabkan aliran darah menstruasi yang seharusnya keluar, kembali ke dalam rongga perut (menstruasi retrograde), yang akhirnya berisiko memicu pertumbuhan endometriosis di luar rahim.
Penting untuk diingat bahwa meskipun terdapat potensi efek samping dari hubungan seks saat haid, bukan berarti kamu harus sepenuhnya menghindarinya. Langkah-langkah pencegahan dan perilaku seks yang aman tetap dapat diterapkan untuk mengurangi risiko penularan penyakit atau infeksi. Jika kamu mengalami efek samping akibat berhubungan seks saat menstruasi, bijaksanalah untuk berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan penanganan yang sesuai.
Sumber:
https://www.alodokter.com/6-efek-samping-berhubungan-saat-haid#
https://www.morulaivf.co.id/id/blog/efek-berhubungan-saat-haid-apa-saja-risikonya/
Tinggalkan komentar