Situs ini memiliki dukungan terbatas untuk browser Anda. Sebaiknya beralih ke Edge, Chrome, Safari, atau Firefox.

Gunakan kode FREESHIP untuk pesanan di atas IDR 90.000

Hai Nona! Unduh aplikasi pelacak menstruasi kami untuk iOS & Android untuk memahami lebih baik tentang siklus menstruasi kamu.

Apakah Haid Saling Singkron? Membongkar Mitos

Apakah Haid Saling Singkron? Membongkar Mitos

Dalam dunia menstruasi, terdapat keyakinan yang berkepanjangan bahwa menstruasi saling sinkron ketika wanita menghabiskan waktu bersama secara signifikan. Pandangan ini menyiratkan bahwa siklus menstruasi sejajar dan wanita mengalami menstruasi secara bersamaan. Hal ini menjadi topik pembicaraan di antara teman-teman, teman sekamar, dan bahkan para peneliti selama bertahun-tahun. Namun, gagasan tentang sinkronisasi menstruasi tidaklah sebetulnya sekuat kelihatannya. Dalam artikel ini, kita akan membahas konsep menstruasi saling sinkron dan menjelajahi apakah ada bukti ilmiah yang mendukung mitos umum ini. 

Untuk memahami gagasan tentang sinkronisasi menstruasi, kita harus terlebih dahulu menjelajahi sejarah di baliknya. Ide ini bermula pada awal tahun 1970-an ketika seorang peneliti bernama Martha McClintock mempublikasikan sebuah penelitian yang menyiratkan bahwa siklus menstruasi dapat menyesuaikan di antara wanita yang menghabiskan waktu bersama secara signifikan. Penelitiannya berfokus pada sekelompok kecil teman sekamar mahasiswa, dan temuannya mendapat perhatian luas. Sejak saat itu, keyakinan tentang sinkronisasi menstruasi terus berlanjut, meskipun kurangnya bukti ilmiah yang konsisten. 

Beberapa penelitian lanjutan mencoba mengulangi temuan McClintock, namun hasilnya tidak meyakinkan. Beberapa penelitian mengklaim menemukan bukti adanya sinkronisasi menstruasi, sedangkan yang lain tidak menunjukkan korelasi sama sekali. Ketidaksepakatan ini memunculkan keraguan tentang keberadaan sinkronisasi yang sejati dan menunjukkan faktor-faktor lain yang mungkin berkontribusi terhadap persepsi sinkronisasi menstruasi. 

Salah satu penjelasan yang mungkin untuk keyakinan tentang sinkronisasi menstruasi adalah probabilitas statistik. Mengingat siklus menstruasi umumnya berlangsung sekitar 28 hari, tidak jarang bagi siklus untuk secara kebetulan tumpang tindih. Ketika wanita menghabiskan waktu bersama, kemungkinan menstruasi mereka sejalan pada suatu titik meningkat. Kejadian ini secara kebetulan dapat menciptakan ilusi sinkronisasi, yang mengarah pada terusnya mitos ini. 

Faktor lain yang dapat berkontribusi pada persepsi sinkronisasi periode adalah pengaruh isyarat sosial. Wanita sering mendiskusikan siklus menstruasi mereka dengan teman dan kenalan, terutama jika tinggal berdekatan. Percakapan ini secara tidak sengaja dapat meningkatkan kesadaran akan waktu menstruasi, yang selanjutnya memperkuat keyakinan

akan sinkronisasi. Sangat penting untuk mengenali peran bias konfirmasi dalam konteks ini, di mana orang cenderung memperhatikan dan mengingat contoh yang mengkonfirmasi keyakinan mereka yang sudah ada sebelumnya sambil mengabaikan bukti yang bertentangan. 

Selain itu, fluktuasi hormon dan stres juga dapat mempengaruhi siklus menstruasi, yang berpotensi menyebabkan perubahan waktu sementara. Stres, perubahan pola makan atau olahraga, pola tidur, dan berbagai faktor lainnya dapat mempengaruhi keteraturan siklus wanita. Ketika individu terkena stres yang serupa atau perubahan gaya hidup, hal itu dapat mempengaruhi siklus menstruasi mereka secara bersamaan, memberikan kesan sinkronisasi. Terlepas dari banyaknya laporan anekdot, komunitas ilmiah belum memberikan bukti kuat yang mendukung gagasan sinkroni menstruasi. Sebagian besar studi yang dilakukan pada topik ini berskala kecil dan seringkali kurang memiliki kekakuan metodologis. Studi yang lebih ekstensif dan terkontrol dengan baik diperlukan untuk secara definitif menjawab pertanyaan apakah periode benar-benar sinkron. 

Sebagai kesimpulan, anggapan bahwa menstruasi sinkron di antara wanita yang menghabiskan banyak waktu bersama tetap menjadi mitos yang tidak memiliki dukungan ilmiah yang kuat. Sementara gagasan sinkroni menstruasi mungkin tampak masuk akal karena kemungkinan statistik, isyarat sosial, dan faktor gaya hidup individu, bukti tidak mendukung keberadaannya. Sangat penting untuk mendekati topik ini dengan pola pikir kritis dan mengandalkan penelitian ilmiah daripada cerita anekdot. Dengan menghilangkan mitos ini, kita dapat menumbuhkan pemahaman yang lebih baik tentang menstruasi dan mempromosikan informasi yang akurat tentang kesehatan wanita. 

References

  • McClintock, M. K. (1971). Menstrual synchrony and suppression. Nature, 229(5282), 244-245. 
  • Stern, K., & McClintock, M. K. (1998). Regulation of ovulation by human pheromones. Nature, 392(6672), 177-179. 
  • Harris, G. W. (1967). Effect of chemical cues from the female on the reproductive physiology of the male. Journal of Endocrinology, 38(1), 123-124. 
  • Russell, M. J., & Crawley, M. J. (2004). Do dominant females synchronize their estrus with each other or with subordinate females? The Quarterly Review of Biology, 79(2), 139-150. 
  • Treviño, H. S. (2019). The myth of menstrual synchrony: A critical review. Archives of Sexual Behavior, 48(3), 757-768. 
Harris, P. R., & Vitzthum, V. J. (2013). Darwin's legacy: An evolutionary view of women's reproductive and sexual functioning. Journal of Sex Research, 50(3-4), 207-246.

Tinggalkan komentar

Use coupon code WELCOME10 for 10% off your first order.

Keranjang

Selamat! Pesanan Anda memenuhi syarat untuk pengiriman gratis Spend Rp 200.000 for free shipping
Tidak ada lagi produk yang tersedia untuk dibeli

Keranjang Anda saat ini kosong.