Kesehatan mental belakangan ini menjadi topik yang sering dibicarakan. Termasuk di dalamnya adalah stres yang menjadi kambing hitam dari terpuruknya kesehatan mental seseorang. Dampak stres tidak hanya terbatas pada kesehatan mental lho tapi juga kesehatan badan. Stres pada dasarnya adalah reaksi alami ketika seseorang menghadapi suatu perubahan di lingkungan sekitarnya yang bersifat menekan atau mengancam.
Tanda-tanda stres
Coba cek tanda-tanda stres di bawah ini, adakah dua tanda atau lebih yang kamu alami? Kalau ada, besar kemungkinan kamu sedang dilanda stres.
pusing, migrain, kaku otot, diare, jantung berdebar, konstipasi, sulit tidur, telinga berdengung, menurunnya hasrat seksual hingga tangan dan kaki yang terasa dingin
2. Secara emosi:
kebingungan, mudah marah, frustasi, emosi yang mudah berubah, pesimis, merasa tidak berguna
3. Secara perilaku:
menunjukkan perilaku gelisah seperti berjalan mondar mandir, sulit berkonsentrasi, mudah lupa, menggigit kuku, makan berlebihan, tidak mau makan, merokok hingga mengkonsumsi alkohol secara berlebihan
Pemicu stres
Ada dua kelompok faktor yang bisa menyebabkan terjadinya stres, fakter internal dan eksternal. Beberapa contoh adalah:
1. Internal
- Bekerja terlalu berlebihan
- Kebiasaan tidur yang buruk
- Pola makan yang tidak sehat
- Kesehatan dan kebugaran secara keseluruhan
2. Eksternal
- Tekanan berlebihan dari tempat kerja
- Tekanan berlebihan dari keluarga dan lingkungan tempat tinggal
- Kehilangan seseorang yang dicintai
- Kehilangan pekerjaan
Faktor internal sebenarnya punya peran besar menjadi pemicu stres sebab sangat berkaitan erat dengan pola hidup dan aktivitas harian. Namun faktor eksternal juga punya peran krusial menjadi pemicu stres sebab berkaitan dengan sesuatu yang tidak bisa dikontrol.
Dampak stres kepada siklus menstruasi
Stres secara umum akan berdampak pada kesehatan badan serta mental. Keduanya akan saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Secara khusus, pada perempuan stres akan berdampak pada jalannya siklus menstruasi. Kok bisa?
Dalam situasi penuh tekanan, tubuh akan merespon dengan melepaskan hormon adrenalin dan kortisol untuk membantu kita mengatasi stres yang muncul. Pelepasan hormon tersebut direspon oleh sistem yang mengatur siklus menstruasi dalam tubuh.
Jika hal ini terjadi secara konsisten, maka sistem tersebut akan mengeluarkan perintah yang memperlambatkan menstruasi hingga kondisi tubuh balik ke normal. Akibatnya, seorang perempuan bisa mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur atau bahkan tidak mengalami menstruasi sama sekali.
Lebih jauh, bukan tidak mungkin jika stres yang berlebihan bisa berdampak pada kesehatan reproduksi perempuan secara umum, termasuk yang berkaitan dengan fertilitas.
Cara mencegah dampak buruk stres terhadap siklus menstruasi
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, stres adalah hal yang alami dan normal. Tinggal bagaimana cara untuk mencegah dampak buruknya dari mempengaruhi siklus menstruasi. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengelola stres:
- Mencoba latihan meditasi untuk membantu pikiran menjadi fokus
- Alokasikan waktu untuk tidur cukup setidaknya 7 jam sehari
- Olahraga atau sekedar peregangan badan meski hanya 10 menit setiap hari
- Makan sehat dan perbanyak konsumsi buah serta sayur
- Melakukan hobi dan aktivitas yang menyenangkan
- Hubungi keluarga dan teman dekat yang kamu percaya
- Hubungi layanan psikolog terdekat jika memerlukan bantuan ekstra. Di beberapa puskesmas bahkan sudah ada layanan psikolog lho!
Siklus menstruasi adalah sistem istimewa untuk perempuan yang harus dijaga. Jangan sampai stres merusak sistem tubuh yang sudah sedemikian sempurnanya. Yuk, jaga kesehatan dan kelola stres dengan baik agar siklus menstruasi terjaga dan badan tetap sehat.
Jangan lewatkan Produk Kesehatan Wanita Organik dari Nona Woman:
Tinggalkan komentar