Situs ini memiliki dukungan terbatas untuk browser Anda. Sebaiknya beralih ke Edge, Chrome, Safari, atau Firefox.

Gunakan kode FREESHIP untuk pesanan di atas IDR 90.000

Hai Nona! Unduh aplikasi pelacak menstruasi kami untuk iOS & Android untuk memahami lebih baik tentang siklus menstruasi kamu.

Musium Vagina

Museum Vagina di London

Selama ini pembahasan mengenai reproduksi hingga seks masih menjadi hal yang tabu. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, namun juga di beberapa negara lainnya. 

Padahal, edukasi tentang reproduksi, seks, dan kelamin sangat penting, khususnya bagi remaja hingga usia lainnya. Dengan pemahaman dan pendidikan yang tepat, tidak akan ada lagi stigma negatif tentang dunia reproduksi, kelamin, dan seks. 

Di London telah dibuka museum vagina, tepatnya di Camden Stables Market, Chalk Farm Road, London, Inggris. Museum ini memang khusus dibuat untuk mendidik pengunjung tentang vulva dan vagina sambil menantang stigma negatif tentang hal tersebut. 

Dilansir dari situs Forbes, museum vagina ini didirikan berkat penggalangan dan dari publik, yang dapat menyumbangkan 50 ribu poundsterling atau setara dengan Rp. 908 juta. Proyek ini dimulai pada Maret 2017, setelah sutradara Florence Schechter menemukan museum penis di Islandia. Untuk itu, Ia memiliki ide untuk membangun museum vagina pertama di dunia. 

Museum ini dibangun untuk memberikan edukasi serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang bagian reproduksi. Selain itu, museum ini juga digunakan sebagai media untuk mendengarkan serta mendiskusikan subyek tabu pada tubuh perempuan. 

Di kalangan para perempuan, kata “vagina” masih sering disalahgunakan. Sebuah riset yang dilakukan oleh organisasi Eve Appeal menyebutkan bahwa, hampir 65% perempuan mempunyai kesulitan untuk menggambarkan vagina, vulva, bagian yang terlihat dari organ kemaluan, penghubung bagian yang terlihat, serta bagian dalam organ tersebut. Dan 40% dari mereka biasanya menyebutkan vagina menggunakan kata pengganti lainnya, seperti “bagian bawah”.

Museum Vagina Pertama Di Dunia 

Sebagai museum vagina pertama di dunia, museum vagina dibuat ala pameran seni. Sebagai pameran terbuka, museum ini mengusung tema: “Muff Busters: Myths Vagina and How to Fight Them." 

Mungkin tidak seperti yang kamu bayangkan, di sini, vagina dan vulva tidak dijadikan sebagai objek seni, melainkan, museum mengadakan semacam forum diskusi, dialog, serta pameran mengenai hak-hak perempuan, serta topik-topik terkait.

Selain itu, di ruang pameran ini, terdapat banner yang bertujuan untuk menjelaskan mitos serta fakta dari vagina dan vulva. Seperti, mitos tentang penggunaan tampon yang dapat membuat perempuan kehilangan keperawanannya. Selain itu, ada pula mitos yang mengatakan bahwa menstruasi merupakan hal yang kotor. 

Menurut Sarah Creed, salah satu kurator museum vagina, mengatakan bahwa, Museum Vagina dapat digunakan sebagai tempat untuk mendiskusikan anatomi perempuan secara terbuka tanpa adanya rasa malu dan tidak nyaman. 

Sarah juga berharap, bahwa museum ini dapat menjadi hal yang lebih, dibandingkan dengan penjelasan anatomi semata, namun juga dapat menjadi sebuah ruang untuk berdiskusi tentang seks, identitas gender, hingga kesehatan seksual reproduksi perempuan. 

Jika kamu tertarik dengan konsep museum ini, kamu bisa mengunjunginya di London, Inggris. Museum ini buka pada hari senin hingga sabtu dan tiket masuk ke museum ini adalah gratis. 

Resources: 

  • https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20191006162901-269-437250/museum-v agina-pertama-di-dunia-bakal-buka-di-london 
  • https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4112656/museum-vagina-pertama-resmi-dibu ka-di-london-apa-isinya
  • https://travel.kompas.com/read/2019/11/20/220000227/museum-vagina-di-london-di buka-apa-saja-isinya-?page=all

Tinggalkan komentar

Use coupon code WELCOME10 for 10% off your first order.

Keranjang

Selamat! Pesanan Anda memenuhi syarat untuk pengiriman gratis Spend Rp 200.000 for free shipping
Tidak ada lagi produk yang tersedia untuk dibeli

Keranjang Anda saat ini kosong.