Situs ini memiliki dukungan terbatas untuk browser Anda. Sebaiknya beralih ke Edge, Chrome, Safari, atau Firefox.

Gunakan kode FREESHIP untuk pesanan di atas IDR 90.000

Hai Nona! Unduh aplikasi pelacak menstruasi kami untuk iOS & Android untuk memahami lebih baik tentang siklus menstruasi kamu.

Luteal phase - Nona Woman

Fase Luteal - Apa yang harus dilakukan (seri Cycle Syncing pt 3/4)

Dalam siklus menstruasi terdapat 4 fase penting, yakni fase menstruasi, folikuler, ovulasi, dan luteal. Pada fase luteal ini sering ditandai dengan perubahan hormon yang signifikan. Fase ini kamu akan mengalami perubahan mood yang meningkat tajam. Selain itu, kamu juga akan merasakan gangguan seperti perut kembung.

Fase luteal ini bisa disebut sebagai fase yang penting dalam siklus menstruasi. Untuk itu, penting bagi kamu mengetahui dengan benar bagaimana fase luteal ini bekerja dalam tubuh, terutama selama masa menstruasi berlangsung. Dengan begitu kamu dapat memahami kondisi serta perubahan yang akan terjadi pada tubuh kamu.

Artikel kali ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai fase luteal, baik pengertian hingga gejala yang terjadi.

Download eBook menstruasi untuk memahami lebih dalam tentang siklus menstruasi kamu!


Pengertian Fase Luteal

Fase luteal sering disebut sebagai fase terakhir dalam siklus menstruasi. Fase ini dimulai setelah fase ovulasi dan akan berakhir pada hari pertama menstruasi. Pada fase ini, folikel akan melepaskan sel telurnya dan akan bergerak menuju tuba falopi. Proses ini memungkinkan sel telur bertemu dengan sperma dan siap untuk dibuahi. Folikel yang berisi sel telur akan mengalami perubahan sehingga menjadi korpus luteum dan mulai memproduksi hormon progesteron dan estrogen.

Hormon progesteron ini juga menyebabkan suhu tubuh meningkat, dan saat hamil, suhu tubuh tidak akan menurun. Namun, jika kamu tidak dalam kondisi hamil, maka suhu tubuh akan mengalami penurunan sebelum menstruasi terjadi. Pada fase ini juga perempuan memiliki banyak gejala yang berkaitan dengan hormon.

Durasi Fase Luteal

Fase luteal umumnya terjadi selama 12 hingga 14 hari. Namun, fase ini juga dapat terjadi selama 8 hingga 16 hari. Fase luteal yang memiliki durasi kurang dari 8 hari dapat menandakan terjadinya masalah fertilitas. Hal itu dikarenakan, fase luteal yang terlalu pendek membuat dinding rahim tidak menebal dengan baik dan sempurna, sehingga tidak mendukung untuk pertumbuhan janin. Sementara, untuk fase luteal yang terlalu panjang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan pada hormon, seperti PCOS (polycystic ovary syndrome).

Perempuan yang kesulitan untuk hamil atau bahkan sering mengalami keguguran, biasanya memiliki fase luteal yang pendek. Namun, tidak semua keguguran atau masalah fertilitas dipengaruhi oleh fase luteal yang pendek.

Gejala Pada Fase Luteal

Sama halnya dengan fase lainnya, pada fase luteal ini juga memiliki gejala yang akan terjadi pada tubuh perempuan. Seperti yang kita tahu, terjadinya perubahan hormon pada fase luteal ini berhubungan dengan gejala pramenstruasi pada perempuan. Hal tersebut tentu menimbulkan beberapa reaksi yang terjadi pada beberapa bagian tubuh. Misalnya, rasa nyeri pada bagian payudara. Selain itu, ada beberapa gejala lain yang terjadi pada fase luteal ini, seperti:

  • Perubahan mood yang meningkat
  • Perut terasa kembung
  • Timbulnya jerawat hormonal pada wajah
  • Sakit kepala

Jika kamu merasakan beberapa gejala diatas, kamu tidak perlu khawatir, karena gejala tersebut merupakan gejala yang umum terjadi pada fase luteal ini dan dapat mereda dengan sendirinya. Namun, harus diperhatikan, kamu perlu menjaga pola hidup yang sehat, agar tidak terjadi dampak yang buruk saat menjelang menstruasi. 

Tinggalkan komentar

Use coupon code WELCOME10 for 10% off your first order.

Keranjang

Selamat! Pesanan Anda memenuhi syarat untuk pengiriman gratis Spend Rp 200.000 for free shipping
Tidak ada lagi produk yang tersedia untuk dibeli

Keranjang Anda saat ini kosong.