Situs ini memiliki dukungan terbatas untuk browser Anda. Sebaiknya beralih ke Edge, Chrome, Safari, atau Firefox.

Gunakan kode FREESHIP untuk pesanan di atas IDR 90.000

Hai Nona! Unduh aplikasi pelacak menstruasi kami untuk iOS & Android untuk memahami lebih baik tentang siklus menstruasi kamu.

Hipermenorea: Pengertian, Gejala, dan Pengobatan

Hipermenorea: Pengertian, Gejala, dan Pengobatan

Hipermenorea adalah kondisi di mana terjadi pendarahan menstruasi yang berlebihan atau berlangsung lebih lama dari biasanya. Penyebab utamanya sering kali terkait dengan masalah ginekologi pada wanita dalam masa reproduksi. Berbeda dengan menstruasi normal, hipermenorea dapat menyebabkan pendarahan yang sangat banyak sehingga wanita harus sering mengganti pembalut. 

Berikut adalah beberapa tanda lain yang perlu diperhatikan oleh wanita. Mari ketahui selengkapnya di sini!

Apa Itu Hipermenorea?

Hipermenorea adalah kondisi medis di mana seorang wanita mengalami menstruasi dengan volume darah yang lebih banyak dari biasanya. Selain itu, menstruasi ini juga berlangsung lebih lama dari durasi normal. Pada hipermenorea, pendarahan menstruasi yang berlebihan dapat menyebabkan ketidaknyamanan fisik bagi pengidapnya. Hal ini sering kali membuat aktivitas sehari-hari menjadi terganggu.

Di samping ketidaknyamanan fisik, hipermenorea juga dapat menimbulkan dampak emosional bagi pengidapnya. Rasa cemas dan stres sering kali menyertai kondisi ini, mengingat pendarahan yang berlebihan dan berkepanjangan. Oleh karena itu, penting bagi pengidap hipermenorea untuk mendapatkan dukungan emosional selain penanganan medis.

Penyebab hipermenorea dapat bervariasi, salah satunya adalah gangguan hormonal. Gangguan ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh wanita. Ketidakseimbangan hormon ini dapat mempengaruhi siklus menstruasi dan menyebabkan pendarahan yang tidak normal.

Selain gangguan hormonal, faktor lain seperti kondisi medis tertentu juga dapat menjadi penyebab hipermenorea. Misalnya, adanya polip atau fibroid di dalam rahim dapat memperparah kondisi ini. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui penyebab pasti dari hipermenorea agar dapat diberikan penanganan yang tepat.

Gejala hipermenorea biasanya mencakup menstruasi dengan aliran darah yang sangat banyak. Aliran darah yang berlebihan ini seringkali memerlukan penggantian pembalut atau tampon lebih sering dari biasanya. Selain itu, menstruasi yang berlangsung lebih dari 7 hari juga merupakan gejala umum dari hipermenorea.

Untuk menegakkan diagnosis hipermenorea, diperlukan konsultasi dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh untuk mengetahui kondisi kesehatan secara umum. Selain itu, dokter mungkin akan melakukan beberapa tes tambahan untuk memastikan diagnosis dan menentukan penyebab dari hipermenorea.

Baca Juga: 6 Gejala Normal Saat Menstruasi

Gejala Hipermenorea

Gejala hipermenorea bisa bervariasi pada setiap wanita. Meski begitu, hipermenorea umumnya menimbulkan beberapa gejala yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pengidapnya. Berikut adalah beberapa gejala yang sering muncul pada kondisi hipermenorea:

1. Pendarahan Menstruasi yang Berat

Menstruasi bisa berlangsung lebih dari tujuh hari atau pendarahan yang sangat banyak. Kamu mungkin perlu mengganti pembalut atau tampon setiap jam berturut-turut. Kondisi ini tentu sangat mengganggu dan memerlukan perhatian medis untuk menghindari komplikasi lebih lanjut.

2. Pembalut yang Cepat Penuh

Saking banyaknya darah yang keluar, pembalut menjadi cepat penuh dalam waktu singkat. Hal ini bahkan bisa berlangsung dalam satu jam saja. Kondisi ini menandakan bahwa pendarahan yang terjadi sangat banyak dan tidak normal, sehingga perlu segera diperiksakan ke dokter.

3. Keluarnya Gumpalan Darah yang Besar

Gumpalan darah yang keluar pun abnormal, yakni berukuran besar. Darah bisa seukuran kuartal atau bahkan lebih besar. Gumpalan darah yang besar ini bisa menjadi tanda adanya masalah serius pada sistem reproduksi dan memerlukan evaluasi medis segera.

4. Kram Menstruasi yang Parah

Hipermenorea seringkali muncul bersamaan dengan kram menstruasi yang hebat atau nyeri panggul yang intens. Kram yang parah ini bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan memerlukan pengobatan untuk mengurangi rasa sakit yang dialami.

5. Kelelahan dan Lemas

Kehilangan darah yang berlebihan dapat menyebabkan kelelahan dan kelemahan setiap harinya. Jika tidak mendapat penanganan yang tepat, aktivitas harian kamu bisa terganggu. Kelelahan ini bisa menjadi sangat melelahkan dan mempengaruhi produktivitas serta kualitas hidup secara keseluruhan.

6. Anemia

Keluarnya darah terus menerus atau sangat banyak bisa membuat pengidapnya mengalami anemia. Kondisi ini ditandai dengan gejala seperti kelelahan, pusing, dan sesak napas. Anemia yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan komplikasi serius dan memerlukan pengobatan yang tepat.

7. Terganggunya Aktivitas Sehari-hari

Hipermenorea adalah kondisi yang sangat mungkin untuk mengganggu kegiatan sehari-hari. Sebab, pengidapnya perlu mengganti pembalut dalam waktu singkat, pergi ke toilet lebih sering, atau ketidaknyamanan akibat kram dan pendarahan berat. Semua ini dapat mempengaruhi kinerja di tempat kerja, sekolah, atau aktivitas sosial lainnya.

Dengan memahami gejala-gejala hipermenorea, diharapkan para wanita dapat lebih waspada dan segera mencari bantuan medis jika mengalami salah satu atau beberapa gejala tersebut. Penanganan yang tepat dan cepat dapat membantu mengurangi dampak negatif dari kondisi ini dan meningkatkan kualitas hidup pengidapnya.

Baca Juga: Kencing Terus Itu Gejala Apa Pada Wanita?

Faktor Penyebab Terjadinya Hipermenorea

Ada berbagai hal yang bisa menyebabkan kondisi ini, yaitu:

1. Ketidakseimbangan Hormon

Kadar estrogen yang terlalu tinggi atau kadar progesteron yang terlalu rendah dapat menyebabkan hipermenorea. Ketidakseimbangan hormon ini sering kali disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan alami dalam tubuh wanita, seperti pubertas atau menopause. 

Selain itu, kondisi medis tertentu seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau gangguan tiroid juga dapat mempengaruhi kadar hormon dalam tubuh. Untuk kondisi demikian, biasanya penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon. Terapi hormon ini bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan hormon dalam tubuh dan mengurangi gejala hipermenorea.

2. Gangguan Ovulasi

Sindrom ovarium polikistik (PCOS) bisa memicu perubahan hormon sehingga menyebabkan pendarahan menstruasi yang berat. PCOS adalah kondisi di mana ovarium memproduksi androgen dalam jumlah yang lebih tinggi dari normal, yang dapat mengganggu siklus menstruasi. 

Selain PCOS, gangguan ovulasi lainnya seperti anovulasi (tidak terjadinya ovulasi) juga dapat menyebabkan hipermenorea. Pada kondisi anovulasi, lapisan endometrium terus menebal tanpa adanya ovulasi, yang kemudian menyebabkan pendarahan yang berat saat menstruasi.

3. Penggunaan Alat Kontrasepsi

Spiral rahim (IUD) yang mengandung hormon bisa menjadi faktor penyebab hipermenorea pada beberapa kasus. IUD hormonal bekerja dengan melepaskan progestin ke dalam rahim, yang dapat mempengaruhi siklus menstruasi dan menyebabkan pendarahan yang lebih berat pada beberapa wanita. 

Selain IUD hormonal, penggunaan alat kontrasepsi lain seperti pil kontrasepsi atau suntikan hormon juga dapat mempengaruhi siklus menstruasi dan menyebabkan hipermenorea.

4. Gangguan Rahim

Masalah pada rahim, seperti fibroid rahim (mioma), polip rahim, atau hiperplasia endometrium, dapat menyebabkan kondisi ini. Fibroid rahim adalah tumor jinak yang tumbuh di dalam atau di sekitar rahim dan dapat menyebabkan pendarahan menstruasi yang berat. 

Polip rahim adalah pertumbuhan jaringan yang menempel pada dinding rahim dan dapat menyebabkan pendarahan yang tidak normal. Hiperplasia endometrium adalah kondisi di mana lapisan endometrium menebal secara berlebihan, yang juga dapat menyebabkan pendarahan yang berat.

5. Gangguan Pembekuan Darah

Hemofilia atau penyakit von Willebrand adalah contoh gangguan pembekuan darah yang bisa menyebabkan menstruasi yang berat. Hemofilia adalah kondisi genetik yang menyebabkan darah sulit membeku, sehingga pendarahan berlangsung lebih lama dari biasanya. 

Penyakit von Willebrand adalah gangguan pembekuan darah yang disebabkan oleh kekurangan atau kelainan pada faktor von Willebrand, yang juga dapat menyebabkan pendarahan menstruasi yang berat dan berkepanjangan.

6. Efek Samping Obat-Obatan

Beberapa obat-obatan, seperti antikoagulan atau obat pereda nyeri tertentu bisa menimbulkan efek samping berupa pendarahan menstruasi yang berat. Antikoagulan adalah obat yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah, namun dapat menyebabkan pendarahan yang lebih berat selama menstruasi. Obat pereda nyeri tertentu, terutama yang mengandung aspirin atau ibuprofen, juga dapat mempengaruhi pembekuan darah dan menyebabkan pendarahan yang lebih berat.

7. Kanker

Kanker rahim adalah jenis kanker lain yang dapat mempengaruhi siklus menstruasi. Kondisi ini terjadi ketika sel-sel di rahim berkembang secara tidak terkendali dan membentuk tumor ganas. Kanker rahim dapat menyebabkan pendarahan yang tidak normal, termasuk pendarahan menstruasi yang berat. Pilihan pengobatan untuk kanker rahim juga dapat berpengaruh pada produksi hormon dan menyebabkan perubahan pada menstruasi. Terapi seperti kemoterapi, radiasi, atau operasi dapat mempengaruhi fungsi hormon dan menyebabkan perubahan pada siklus menstruasi.

Tonton video tentang “Supaya Haid Bisa Cepat Selesai, Ini Tips Yang Bisa Kamu Lakukan!”

Cara Penanganan Hipermenorea

Mengetahui penyebab hipermenorea adalah kunci utama dalam menangani kondisi ini. Sebagai langkah awal, Anda bisa melakukan beberapa hal di rumah untuk membantu mengurangi gejala. 

1. Minum Air Putih yang Cukup

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah minum banyak air putih agar tubuh tetap terhidrasi. Hidrasi yang cukup sangat penting untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, terutama saat mengalami perdarahan menstruasi yang berlebihan.

2. Coba Kompres dengan Air Hangat

Selain itu, kompres hangat dapat digunakan untuk mengurangi kram atau nyeri perut yang sering menyertai hipermenorea. Kompres hangat bekerja dengan cara melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah, sehingga dapat membantu meredakan nyeri.

3. Cukupi Kebutuhan Asupan Nutrisi

Selain menjaga hidrasi dan mengurangi nyeri, penting juga untuk memperhatikan asupan nutrisi. Mengonsumsi makanan tinggi zat besi, seperti daging, sayuran hijau, dan kacang-kacangan, dapat membantu mencegah anemia yang mungkin terjadi akibat perdarahan yang berlebihan. Zat besi adalah komponen penting dalam pembentukan sel darah merah yang dibutuhkan tubuh.

Untuk membantu tubuh menyerap zat besi dengan lebih baik, kamu juga dianjurkan untuk mengonsumsi buah yang mengandung vitamin C. Vitamin C meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan, sehingga dapat membantu mengatasi kekurangan zat besi yang mungkin terjadi.

Jika tanda-tanda hipermenorea tetap berlanjut meskipun sudah melakukan penanganan di rumah, kamu perlu segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Dokter akan melakukan evaluasi untuk menentukan penyebab perdarahan menstruasi berlebih agar bisa memberikan penanganan yang tepat dan efektif.

Baca Juga: Amankah Menggunakan Obat Pelancar Menstruasi?

Hipermenorea yang disebabkan oleh fibroid atau polip rahim biasanya memerlukan penanganan lebih lanjut, seperti operasi. Namun, untuk kasus yang lebih ringan, penanganan umumnya dapat dilakukan melalui perawatan non-bedah. Salah satu pilihan perawatan adalah penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti paracetamol atau ibuprofen, yang dapat membantu mengurangi rasa sakit.

Pil kontrasepsi juga sering diresepkan untuk mencegah haid berkepanjangan dan mengurangi jumlah perdarahan yang berlebihan. Selain itu, terapi hormon progesteron dapat digunakan untuk memperbaiki kadar hormon dan mengurangi perdarahan haid berlebih.

IUD yang mengandung hormon merupakan pilihan lain yang efektif dalam mengurangi perdarahan. Asam traneksamat juga dapat diresepkan untuk mengurangi perdarahan berat dan biasanya diminum pada awal periode menstruasi setiap bulan.

Namun, dalam kasus hipermenorea berat yang menyebabkan komplikasi serius, semua penanganan di atas mungkin tidak cukup. Dalam situasi seperti ini, dokter umumnya akan menyarankan operasi pengangkatan rahim sebagai pilihan terakhir. Dengan prosedur ini, perdarahan yang banyak dan lama dari vagina dapat dihentikan secara permanen.

Apabila kamu mengalami gejala hipermenorea, seperti perdarahan menstruasi yang berlebihan hingga menyebabkan anemia, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Tindakan ini penting untuk memastikan kamu mendapatkan penanganan yang sesuai dan efektif.

Sumber:

https://www.halodoc.com/kesehatan/hipermenorea#h-1 

https://www.alodokter.com/hipermenorea-kenali-penyebab-dan-cara-menanganinya

Tinggalkan komentar

Use coupon code WELCOME10 for 10% off your first order.

Keranjang

Selamat! Pesanan Anda memenuhi syarat untuk pengiriman gratis Spend Rp 200.000 for free shipping
Tidak ada lagi produk yang tersedia untuk dibeli

Keranjang Anda saat ini kosong.