Situs ini memiliki dukungan terbatas untuk browser Anda. Sebaiknya beralih ke Edge, Chrome, Safari, atau Firefox.

Gunakan kode FREESHIP untuk pesanan di atas IDR 90.000

Hai Nona! Unduh aplikasi pelacak menstruasi kami untuk iOS & Android untuk memahami lebih baik tentang siklus menstruasi kamu.

Epididimitis: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati

Epididimitis: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati

Epididimitis adalah peradangan yang terjadi pada epididimis, bagian penting dalam sistem reproduksi pria. Selain rasa nyeri yang intens di testis, gejala lain yang mungkin muncul termasuk pembengkakan, kemerahan, dan terkadang demam. Penyebab umum epididimitis adalah infeksi, baik dari bakteri maupun virus, dan sering kali berkaitan dengan infeksi menular seksual.

Mari simak penjelasan lebih jauh mengenai apa itu epididimitis dalam artikel di bawah ini.

Apa itu Epididimitis?

Epididimitis adalah kondisi medis yang memerlukan perhatian serius. Gejala utama meliputi peradangan pada epididimis, nyeri pada area testis, pembengkakan, dan kemerahan di sekitar skrotum. 

Dalam beberapa kasus, dapat disertai demam dan nyeri saat berkemih. Segera konsultasikan ke dokter jika kamu mengalami gejala ini, karena penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Baca Juga: Menangani Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Penyebab epididimitis umumnya disebabkan karena infeksi, baik bakteri maupun virus. Infeksi menular seksual, seperti gonore dan klamidia, sering ditemukan pada pria muda yang aktif secara seksual. Namun, infeksi non-seksual juga dapat terjadi akibat infeksi saluran kemih atau penggunaan kateter.

Untuk mencegah epididimitis, penting untuk menjaga kebersihan diri, menggunakan pelindung saat berhubungan seksual, dan menghindari perilaku seksual berisiko. Kesadaran akan kesehatan reproduksi sangat penting dalam mengurangi risiko terkena epididimitis dan penyakit menular seksual lainnya. Dengan penanganan yang tepat dan langkah pencegahan yang baik, kualitas hidup pria dapat terjaga dengan optimal.

Penyebab Epididimitis

Epididimitis adalah peradangan pada epididimis yang umumnya disebabkan oleh infeksi yang menyebar dari organ-organ di sekitarnya, seperti saluran kemih, prostat, dan kandung kemih. Infeksi ini paling sering disebabkan oleh bakteri, meskipun virus juga dapat menjadi penyebab. Salah satu faktor risiko utama adalah infeksi menular seksual, termasuk klamidia dan gonore, yang lebih umum terjadi pada pria dengan banyak pasangan seksual.

Pada pria berusia di atas 40 tahun, epididimitis sering kali disebabkan oleh aliran urine yang retrograde, dimana urine mengalir kembali ke arah yang tidak semestinya atau oleh bakteri Escherichia Coli yang berasal dari sistem pencernaan. 

Sementara itu, pada pria usia muda yang belum mengalami pubertas, penyebabnya bisa terkait dengan trauma, aktivitas fisik yang berulang, atau komplikasi dari infeksi gondongan. Jika terdapat infeksi menular seksual pada kelompok usia ini, perlu diwaspadai kemungkinan pelecehan seksual.

Baca Juga: Infeksi Saluran Kemih (ISK):Pengertian, Gejala, Pencegahan

Selain infeksi, epididimitis juga dapat disebabkan oleh beberapa kondisi non-infeksi, antara lain:

  • Cedera di area selangkangan.
  • Pembesaran prostat.
  • Refluks urine, yang sering terjadi saat berhubungan seksual dengan kandung kemih yang penuh.
  • Torsio testis.
  • Penyakit autoimun seperti sarkoidosis.
  • Penggunaan kateter urine dalam jangka panjang.
  • Efek samping obat seperti amiodarone.
  • Komplikasi pasca-operasi pada organ genital.
  • Infeksi tuberkulosis, meskipun ini jarang terjadi.

Mengingat kompleksitas penyebabnya, penting untuk melakukan pemeriksaan medis yang tepat untuk diagnosis dan penanganan yang efektif.

Gejala Epididimitis

Penyebab utama epididimitis adalah infeksi, baik dari bakteri maupun virus

Epididimitis adalah peradangan pada epididimis yang dapat menimbulkan berbagai gejala pada pria. Berikut adalah beberapa gejala yang umum ditimbulkan:

  • Pembengkakan Skrotum: Skrotum dapat mengalami pembengkakan, terasa hangat, nyeri saat disentuh, dan mungkin menunjukkan perubahan warna menjadi kemerahan.
  • Nyeri Testis: Rasa nyeri pada testis, terutama saat disentuh, adalah salah satu gejala utama yang perlu diwaspadai.
  • Darah dalam Sperma: Kehadiran darah dalam cairan sperma dapat menjadi indikator adanya masalah yang lebih serius.
  • Nyeri saat Berkemih: Pengidap sering merasakan nyeri saat buang air kecil, disertai dengan peningkatan frekuensi buang air kecil yang tidak diiringi rasa lega.
  • Benjolan di Sekitar Testis: Terkadang, terdapat benjolan akibat penumpukan cairan di area testis.
  • Cairan Abnormal dari Ujung Penis: Pengeluaran cairan abnormal dari ujung penis, yang seringkali berkaitan dengan infeksi menular seksual, patut diperhatikan.
  • Nyeri saat Ejakulasi atau Berhubungan Seksual: Rasa sakit yang dirasakan saat ejakulasi atau saat berhubungan intim bisa menjadi tanda adanya masalah.
  • Nyeri pada Perut Bawah: Gejala lain yang mungkin muncul adalah nyeri di perut bagian bawah atau sekitar panggul.
  • Pembesaran Kelenjar Getah Bening: Pembesaran kelenjar getah bening di area pangkal paha juga bisa terjadi.
  • Demam: Meskipun jarang, demam bisa menyertai gejala ini.

Apabila gejala tidak kunjung membaik dalam waktu lebih dari enam minggu atau muncul kembali, maka kondisi ini dapat dianggap sebagai epididimitis kronis. Pada fase kronis, gejala cenderung muncul secara bertahap dan memerlukan penanganan medis yang lebih intensif.

Langkah Pengobatan Epididimitis

Pengobatan epididimitis bertujuan untuk mengatasi infeksi dan meredakan gejala yang menyertainya. Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan:

1. Konsumsi Obat-obatan

Jika epididimitis disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik seperti ceftriaxone, doxycycline, atau levofloxacin. Penggunaan antibiotik ini biasanya berlangsung selama 1–2 minggu. 

Apabila infeksi terkait dengan penyakit menular seksual, pasangan pasien juga perlu menjalani pengobatan serupa. Umumnya, pasien akan merasakan perbaikan dalam waktu 2–3 hari setelah memulai pengobatan. 

Namun, sangat penting untuk menyelesaikan seluruh resep antibiotik meskipun gejala telah mereda. Setelah masa pengobatan selesai, pemeriksaan lanjutan ke dokter diperlukan untuk memastikan bahwa infeksi telah sepenuhnya hilang. Selain antibiotik, dokter mungkin juga meresepkan obat pereda nyeri dan radang seperti ibuprofen atau paracetamol.

2. Tindakan Operasi

Jika terjadi pembentukan nanah di epididimis, dokter akan melakukan prosedur bedah untuk mengeluarkan nanah tersebut. Dalam kasus epididimitis yang lebih serius, tindakan pengangkatan saluran epididimis (epididymectomy) mungkin diperlukan. Operasi juga dapat dilakukan untuk memperbaiki kelainan pada saluran kemih yang dapat memicu terjadinya epididimitis.

3. Perawatan Mandiri

Untuk mendukung proses penyembuhan, pasien disarankan melakukan beberapa langkah perawatan mandiri di rumah, antara lain:

  • Memposisikan kaki lebih tinggi dari badan saat berbaring untuk mengurangi tekanan pada skrotum.
  • Menggunakan celana yang memberikan dukungan pada skrotum.
  • Mengompres skrotum dengan es batu yang dibalut kain bersih.
  • Menghindari pengangkatan beban berat.
  • Menunda hubungan intim hingga kondisi benar-benar pulih.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, diharapkan proses penyembuhan dapat berlangsung lebih optimal.

Tindakan Pencegahan Epididimitis

Epididimitis adalah peradangan pada epididimis yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Meskipun tidak semua kasus dapat dicegah, ada beberapa tindakan pencegahan penyakit epididimitis yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terkena penyakit ini.

1. Menggunakan Kondom Saat Berhubungan

Selain mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, kondom juga berfungsi sebagai pelindung yang efektif terhadap infeksi menular seksual (IMS), termasuk yang dapat menyebabkan epididimitis. Epididimitis adalah peradangan pada epididimis, yang bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau bahkan akibat trauma.

Dengan menggunakan kondom, kita dapat mengurangi risiko terpapar patogen penyebab IMS, yang seringkali menjadi faktor pemicu terjadinya epididimitis. Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang menyadari betapa seriusnya dampak dari IMS, dan bagaimana kondisi ini dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi jangka panjang.

2. Menjalani Sirkumsisi

pria yang disunat memiliki risiko lebih rendah terkena epididimitis

Selain itu, menjalani sirkumsisi (sunat) juga telah terbukti dapat mengurangi risiko infeksi, termasuk infeksi saluran kemih dan penyakit menular seksual. Sirkumsisi adalah prosedur bedah yang melibatkan pengangkatan kulup penis, dan penelitian menunjukkan bahwa pria yang disunat memiliki risiko lebih rendah terkena epididimitis, yaitu peradangan pada epididimis yang dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan.

3. Menjaga Kebersihan Area Genital

Kebersihan pribadi adalah aspek penting dalam menjaga kesehatan, terutama kebersihan genital. Membersihkan area genital secara rutin tidak hanya membantu menjaga kesegaran, tetapi juga mencegah berbagai masalah kesehatan yang dapat muncul akibat kurangnya kebersihan. 

Salah satu kondisi yang dapat timbul akibat kebersihan yang kurang baik adalah Epididimitis, yaitu peradangan pada epididimis yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri. Untuk mencegah masalah ini, penting untuk membersihkan area genital dengan sabun yang lembut dan air bersih setiap hari. 

Selain itu, setelah menggunakan toilet, pastikan untuk membersihkan dudukan toilet dengan desinfektan agar terhindar dari bakteri yang dapat berpindah ke area genital. Penggunaan pakaian dalam yang berbahan katun dan tidak terlalu ketat juga dapat membantu menjaga sirkulasi udara dan mencegah kelembaban berlebih, yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri.

4. Mendapatkan Vaksin TBC

Terakhir, jangan lupa untuk mendapatkan vaksinasi yang diperlukan, termasuk vaksinasi untuk mencegah infeksi tuberkulosis yang dapat memicu masalah kesehatan reproduksi. 

Vaksin TBC sangat penting, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi terpapar kuman Mycobacterium Tuberculosis. Infeksi ini tidak hanya dapat mempengaruhi paru-paru, tetapi juga dapat menyebabkan komplikasi serius seperti epididimitis, yaitu peradangan pada epididimis yang dapat mengganggu fungsi reproduksi pria.

Epididimitis sering kali disebabkan oleh infeksi yang menyebar dari bagian lain tubuh, dan infeksi TBC merupakan salah satu penyebab yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu, mendapatkan vaksin TBC tidak hanya melindungi diri dari infeksi paru-paru, tetapi juga berperan dalam menjaga kesehatan sistem reproduksi.

Tonton penjelasan tentang “Epididimitis, Radang Saluran Sperma Yang Mengintai Pria!!” dalam video dibawah ini

Epididimitis pada dasarnya merupakan kondisi yang dapat diobati dengan mudah. Penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter begitu merasakan gejala. Pengobatan yang cepat dan tepat dapat mencegah komplikasi serius, termasuk masalah kesuburan. Selama proses pengobatan, pastikan untuk mengkonsumsi obat sesuai petunjuk dokter dan tidak melewatkan kunjungan pasca pengobatan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa infeksi telah sepenuhnya teratasi.

Sumber:

https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-epididimitis 

https://www.alodokter.com/epididimitis 

https://www.halodoc.com/kesehatan/epididimitis?srsltid=AfmBOopVfTIqfYmBcpYlf1ZX9k7evWyA4XZ0P96bVgfRXhKIskv2olQ4 

https://bocahindonesia.com/epididimitis-gejala-penyebab-komplikasi-caramengobati/

Tinggalkan komentar

Use coupon code WELCOME10 for 10% off your first order.

Keranjang

Selamat! Pesanan Anda memenuhi syarat untuk pengiriman gratis Spend Rp 200.000 for free shipping
Tidak ada lagi produk yang tersedia untuk dibeli

Keranjang Anda saat ini kosong.