Situs ini memiliki dukungan terbatas untuk browser Anda. Sebaiknya beralih ke Edge, Chrome, Safari, atau Firefox.

Gunakan kode FREESHIP untuk pesanan di atas IDR 90.000

Hai Nona! Unduh aplikasi pelacak menstruasi kami untuk iOS & Android untuk memahami lebih baik tentang siklus menstruasi kamu.

Dampak Tidak Mengeluarkan Sperma Terlalu Lama untuk Kesehatan Pria

Dampak Tidak Mengeluarkan Sperma Terlalu Lama untuk Kesehatan Pria

Setelah melewati fase pubertas, seorang laki-laki memperoleh kemampuan untuk mengalami ejakulasi, yaitu melepaskan sel sperma dan cairan mani dari organ genitalnya. Kejadian ini umumnya terjadi ketika seorang pria merasakan rangsangan seksual, entah itu saat melakukan aktivitas seksual atau masturbasi. Muncul pertanyaan, apakah terdapat konsekuensi jika seorang pria tidak mengalami ejakulasi dalam jangka waktu yang panjang? Mari kita telusuri jawabannya secara lebih rinci di bawah ini.

Proses Ejakulasi pada Pria

Klimaks dari rangkaian kejadian pelepasan sel sperma dan cairan mani dari sistem reproduksi pria dikenal sebagai ejakulasi. Proses ini terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama, atau emisi, melibatkan pemindahan sperma dari tempat penyimpanannya (epididimis) ke saluran berongga yang melewati penis, membawa bersama sperma dan urine melalui uretra.

Ketika pria mengalami rangsangan atau stimulus yang memicu ereksi, cairan pra-ejakulasi akan dikeluarkan. Umumnya, cairan ini tidak mengandung sperma. Selanjutnya, tahap kedua ejakulasi terjadi ketika cairan semen yang mengandung sperma bergerak melalui uretra dan dikeluarkan dari ujung penis.

Proses menuju ejakulasi pada pria dibantu oleh testosteron, hormon yang dihasilkan oleh testis atau buah zakar. Organ ini menghasilkan jutaan sperma setiap hari sebagai bagian dari proses reproduksi.

Ejakulasi dan Dampaknya terhadap Kesehatan Pria

Pada dasarnya, menunda ejakulasi dalam jangka waktu yang panjang diketahui tidak merugikan bagi kesehatan pria. Menurut beberapa sumber, ada klaim bahwa risiko terkena kanker prostat lebih tinggi pada pria yang jarang atau tidak pernah mengalami ejakulasi. Walaupun demikian, perlu dicatat bahwa hubungan ini tidak sepenuhnya disebabkan oleh frekuensi ejakulasi itu sendiri. Beberapa kasus kanker prostat juga terjadi pada pria yang sering mengalami ejakulasi. Oleh karena itu, keterkaitan antara kedua faktor ini baru sebagian terungkap melalui data epidemiologi, dan belum ada pemahaman yang menyeluruh mengenai mekanisme yang mendasarinya.

Oleh karena itu, bagi mereka yang belum menikah, tidak perlu cemas. Tidak ada keharusan untuk rutin berejakulasi demi menjaga kesehatan. Lebih baik, arahkan energi seksual kamu ke dalam aktivitas positif lainnya dan upayakan menjaga kesehatan melalui pola makan dan gaya hidup sehat. Sebaliknya, bagi yang telah menikah, kamu dapat menyalurkan kebutuhan seksual dengan pasangan hidup kamu.

Rutin Ejakulasi Belum Tentu Bisa Cegah Kanker Prostat

Rutin melakukan ejakulasi tidak selalu dapat menjadi tindakan pencegahan yang efektif terhadap kanker prostat. Mayoritas kanker prostat merupakan jenis keganasan yang disebut adenokarsinoma, berasal dari sel-sel yang menghasilkan cairan menyerupai lendir.

Beberapa orang yang mengidap kanker prostat mungkin tidak menunjukkan gejala pada awalnya. Namun, ketika kanker telah tumbuh atau menyebar, penderita dapat mengalami sejumlah keluhan, antara lain:

  • Gangguan pada proses buang air kecil, seperti keluarnya urine yang lambat atau lemah.
  • Kebiasaan buang air kecil yang sering terjadi di malam hari (nokturia).
  • Adanya darah dalam urine.
  • Masalah disfungsi ereksi.
  • Nyeri yang terlokalisasi di pinggul, punggung, dan area tulang lainnya. Gejala ini umumnya muncul setelah kanker menyebar atau menyebar ke bagian tubuh lainnya.
  • Kelemahan pada tungkai dan kaki, yang dapat disebabkan oleh penyebaran tumor yang menekan sumsum tulang belakang.

Lantas pertanyaannya, apakah benar bahwa pria yang secara rutin mengalami ejakulasi dapat mengurangi kemungkinan terkena kanker prostat?

Menurut suatu penelitian, pria yang sering mengalami ejakulasi tampaknya memiliki risiko lebih rendah terkena kanker prostat. Penelitian ini melanjutkan penyelidikan sebelumnya yang menyimpulkan bahwa pria yang mengalami ejakulasi 21 kali atau lebih setiap bulan mungkin memiliki risiko kanker prostat yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang hanya mengalami ejakulasi 4 hingga 7 kali per bulan. Namun, perlu diingat bahwa hasil penelitian ini belum dapat dianggap sebagai acuan yang pasti. Bahkan, beberapa penelitian lain memberikan pernyataan yang berbeda.

Karena itu, tak perlu cemas apabila tidak mengalami ejakulasi dalam waktu yang lama. Sejauh ini, belum ada konfirmasi ilmiah yang menunjukkan bahwa absennya ejakulasi dalam jangka waktu tertentu dapat berdampak negatif pada kesehatan pria.

Sumber:

https://www.klikdokter.com/info-sehat/kanker/ejakulasi-secara-rutin-benarkah-bisa-cegah-kanker-prostat

https://www.halodoc.com/artikel/sering-ejakulasi-dapat-cegah-kanker-prostat-benarkah

https://www.alodokter.com/komunitas/topic/kesehatan-reproduksi9249a0

Tinggalkan komentar

Use coupon code WELCOME10 for 10% off your first order.

Keranjang

Selamat! Pesanan Anda memenuhi syarat untuk pengiriman gratis Spend Rp 200.000 for free shipping
Tidak ada lagi produk yang tersedia untuk dibeli

Keranjang Anda saat ini kosong.