Sperma yang tidak subur bisa jadi salah satu penghalang untuk mendapatkan momongan. Masalah ini kerap kali disebabkan oleh faktor genetik atau gaya hidup yang kurang sehat yang dapat menurunkan jumlah sperma.
Nah, untuk mengenali seperti apa ciri-ciri sperma yang tidak subur dan bagaimana cara mengatasinya, yuk simak artikel ini sampai selesai!
Beragam Ciri Sperma Pria yang Tidak Subur
Salah satu tanda utama pria yang mengalami masalah kesuburan adalah ketika sel sperma yang diproduksinya kesulitan untuk membuahi sel telur di rahim wanita. Ini yang sering menjadi penyebab wanita sulit hamil.
Baca Juga: 5 Makanan Alami Untuk Memperbanyak Sperma
Nah, untuk mengetahui apakah sperma kamu subur atau tidak, kamu perlu menjalani analisis semen. Tes ini akan membantu mengevaluasi kesehatan sperma dan air mani kamu. Berikut beberapa ciri sperma yang tidak sehat:
1. Jumlah Sel Sperma Terlalu Sedikit
Dalam kondisi normal, seorang pria seharusnya mengeluarkan semen yang mengandung lebih dari 15 juta sel sperma per mililiter. Jika jumlahnya di bawah angka ini, bisa jadi itu tanda bahwa sperma kamu tidak dalam kondisi baik.
Bahkan, ada yang mengalami azoospermia, yaitu kondisi di mana semen tidak mengandung sel sperma sama sekali. Ini jelas mengurangi peluang untuk memiliki anak karena tidak banyak sperma yang bisa bersaing menuju sel telur.
Secara kasat mata, semen dengan jumlah sperma yang sedikit biasanya tampak lebih encer dan kurang lengket dibandingkan yang normal. Jadi, jika kamu merasa ada yang tidak beres dengan kesuburan kamu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
2. Terdapat Kelainan Morfologi Sel Sperma
Sel sperma yang sehat memiliki morfologi yang ideal, dengan kepala berbentuk lonjong dan ekor yang panjang. Namun, tidak jarang kita menemukan sel sperma yang mengalami kelainan, baik pada bentuk kepala, ekor, maupun bagian lainnya.
Setiap pria cenderung memproduksi sperma dengan variasi bentuk, dan dalam beberapa kasus, jumlah sperma abnormal dapat mencapai tingkat yang setara dengan sperma normal.
Meskipun hal ini merupakan fenomena yang umum, penting untuk dicatat bahwa fungsi sel sperma yang sehat tetap menjadi kunci dalam proses reproduksi. Sayangnya, identifikasi kelainan morfologi ini tidak dapat dilakukan secara visual. Oleh karena itu, pemeriksaan mikroskopis menjadi langkah yang krusial untuk menentukan proporsi sel sperma normal dibandingkan dengan yang abnormal.
3. Pergerakan Sperma yang Tidak Optimal
Kemampuan sel sperma untuk bergerak dengan lincah adalah kunci dalam proses pembuahan, di mana sperma harus dapat berenang maju melalui mulut rahim dan mencapai tuba falopi. Ketidakmampuan atau rendahnya motilitas sperma menjadi indikator penting dari kesehatan reproduksi pria.
Berkurangnya kelincahan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kelainan bawaan pada organ reproduksi, infeksi, cedera, hingga komplikasi pasca-operasi atau kelainan pada testis.
Analisis semen memberikan gambaran yang jelas mengenai persentase sperma yang memiliki kemampuan bergerak maju. Secara umum, jika kurang dari 40% dari total sel sperma dalam air mani menunjukkan motilitas yang baik, maka hal ini dapat menjadi indikasi adanya masalah kesuburan.
Baca Juga: Apakah Dampak Terlalu Sering Mengeluarkan Sperma Bagi Tubuh?
4. Air Mani Memiliki pH Terlalu Asam
Penting untuk memahami perbedaan antara air mani dan sperma. Air mani adalah cairan berwarna putih yang dikeluarkan saat ejakulasi, sedangkan sperma adalah sel reproduksi pria yang terkandung di dalamnya. Fungsi utama air mani adalah melindungi dan memberikan lingkungan yang mendukung bagi sel sperma.
Kesehatan air mani sangat dipengaruhi oleh tingkat keasaman atau pH-nya. Idealnya, pH air mani berkisar antara 7,2 hingga 8,2, yang menunjukkan sifat basa. Ketika pH air mani terlalu asam, hal ini dapat menjadi indikator adanya masalah pada kualitas sperma.
Kondisi ini berpotensi menyulitkan pasangan untuk hamil, karena lingkungan yang asam dapat merugikan sel sperma dan mengurangi kemampuannya untuk membuahi sel telur.
5. Perubahan Warna Air Mani
Air mani yang sehat umumnya memiliki warna putih pekat atau kelabu. Jika kamu mengamati bahwa warna air mani kamu tampak lebih pudar atau bahkan tembus pandang, hal ini bisa menjadi indikasi bahwa jumlah sperma yang dihasilkan kurang dari normal.
Perubahan warna pada air mani juga dapat menjadi sinyal adanya masalah kesehatan. Misalnya, bercak merah atau kecoklatan dapat menunjukkan adanya perdarahan pada prostat atau kelenjar vesikula seminalis yang berfungsi memproduksi air mani.
Selain itu, air mani yang berwarna kekuningan sebaiknya tidak diabaikan, karena bisa mengindikasikan adanya infeksi prostat, penyakit kuning (jaundice), atau mengalami pencampuran dengan urine.
Tonton penjelasan tentang “Mitos dan Fakta Sperma, Pria Wajib Tahu!” dalam video dibawah ini
Memahami Penyebab Sperma Tidak Subur
Infertilitas pada pria dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang memengaruhi kualitas dan kuantitas sperma. Berikut ini adalah beberapa penyebab utama yang perlu diperhatikan:
1. Gangguan Produksi Sperma
Masalah dalam produksi sperma yang sehat merupakan penyebab paling umum dari infertilitas pria. Sperma yang dihasilkan mungkin tidak matang, memiliki bentuk yang abnormal, atau mengalami kesulitan dalam berenang.
Dalam beberapa kasus, pria dapat mengalami oligospermia atau bahkan azoospermia. Berbagai kondisi seperti ini dapat disebabkan oleh faktor berikut ini, antara lain:
- Infeksi atau Peradangan: Infeksi virus, seperti gondongan pasca-pubertas, dapat merusak produksi sperma.
- Gangguan Hormon: Masalah pada kelenjar hipofisis dapat mengganggu keseimbangan hormon yang diperlukan untuk produksi sperma.
- Faktor Kekebalan: Beberapa pria dapat membentuk antibodi yang menyerang sperma mereka sendiri.
- Lingkungan dan Gaya Hidup: Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebihan, penggunaan ganja atau steroid, serta paparan racun dapat berdampak negatif pada kesuburan.
- Penyakit Genetik: Kondisi seperti fibrosis kistik atau hemokromatosis dapat memengaruhi produksi sperma.
2. Adanya Masalah di Area Genital
Adanya hambatan pada saluran genital dapat menghalangi aliran air mani. Ini bisa disebabkan oleh kelainan genetik, cacat lahir, infeksi menular seksual, atau jaringan parut akibat operasi sebelumnya. Pembengkakan pembuluh darah di skrotum juga dapat menjadi faktor penyebab sperma tidak subur.
3. Faktor Lain
Disfungsi ereksi atau ejakulasi dini dapat berkontribusi pada masalah kesuburan. Selain itu, penyakit hati atau ginjal, serta pengobatan untuk gangguan kejang, juga dapat mempengaruhi kemampuan reproduksi pria.
Selain itu, Pria dengan riwayat berikut juga lebih rentan mengalami sperma tidak subur:
- Peradangan pada prostat atau infeksi genital di masa lalu.
- Cedera atau torsi testis.
- Pubertas yang terlalu dini atau terlambat.
- Paparan suhu tinggi pada area genital.
- Riwayat perbaikan hernia.
Cara Membedakan Sperma Subur dan Sperma Tidak Sehat
Analisis sperma dan semen merupakan langkah penting dalam menilai kesehatan reproduksi pria. Prosedur ini melibatkan pengambilan sampel sperma ke dalam botol khusus, yang kemudian akan dianalisis oleh petugas laboratorium.
Dalam proses ini, petugas akan memeriksa beberapa faktor kunci, termasuk jumlah, motilitas, morfologi, kekentalan, dan warna sperma. Dan diantara ciri sperma yang subur ditandai oleh jumlah sel sperma yang normal, yaitu sekitar 15 juta spermatozoa per mililiter air mani. Jika jumlah sperma berada di bawah angka tersebut, maka dapat diindikasikan bahwa kondisi sperma tidak sehat.
Dalam beberapa kasus, air mani bahkan dapat tidak mengandung sperma sama sekali, yang dikenal sebagai azoospermia. Berikut adalah lima indikator utama untuk membedakan antara sperma subur dan tidak sehat:
1. Perhatikan Jumlah sperma
Indikator pertama yang perlu diperhatikan adalah jumlah sperma dalam air mani saat ejakulasi. Sperma yang dianggap subur memiliki jumlah minimal 15 juta spermatozoa per mililiter air mani. Jika jumlahnya di bawah angka tersebut, ada kemungkinan sperma berada dalam kondisi tidak sehat.
Dalam beberapa kasus, air mani bahkan bisa tidak mengandung sperma sama sekali, yang dikenal sebagai azoospermia. Jumlah sperma yang rendah dapat menghambat peluang untuk membuahi sel telur, sehingga penting untuk melakukan pemeriksaan jika menemukan gejala ini.
Baca Juga: Oligospermia: Definisi, Penyebab, Pengobatan
2. Morfologi Sperma
Morfologi atau bentuk sperma juga menjadi indikator penting dalam menilai kesehatan sperma. Sperma yang sehat umumnya memiliki kepala berbentuk oval dan ekor yang panjang, yang mendukung mobilitasnya.
Sebaliknya, sperma yang tidak sehat mungkin memiliki bentuk kepala yang tidak normal dan ekor yang pendek. Meskipun ejakulasi dapat menghasilkan sperma dengan variasi morfologi, selama proporsi sperma yang sehat lebih banyak daripada yang tidak sehat, kondisi ini masih dianggap normal.
3. Motilitas Sperma
Motilitas atau kemampuan bergerak dari sperma adalah aspek penting lainnya. Untuk mengetahui motilitas, diperlukan pemeriksaan laboratorium, karena tidak dapat dilihat secara kasat mata. Sperma yang sehat akan bergerak aktif dan cepat, sedangkan sperma yang tidak sehat cenderung minim pergerakan.
Jika lebih dari 60 persen sperma dalam sampel menunjukkan motilitas yang buruk, ini dapat menandakan rendahnya tingkat kesuburan pria. Agar peluang kehamilan meningkat, setidaknya 40 persen dari sperma harus memiliki motilitas yang baik.
4. Tekstur Air Mani
Kekentalan air mani juga berperan dalam menilai kesehatan sperma. Air mani yang encer bisa jadi menandakan jumlah sperma yang rendah. Selain itu, sperma yang tidak subur biasanya memiliki tekstur yang kurang lengket.
Namun, kekentalan air mani bukanlah satu-satunya penentu kesuburan, karena dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kadar cairan dalam tubuh. Jika air mani selalu encer saat ejakulasi, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
5. Warna Air Mani
Warna air mani saat ejakulasi juga dapat menjadi indikator kesehatan sperma. Air mani yang sehat umumnya berwarna putih keabuan, menandakan kadar sperma yang memadai. Sebaliknya, sperma yang tidak sehat mungkin tampak lebih bening dan transparan. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat mengenai kesehatan sperma, pemeriksaan di laboratorium sangat dianjurkan.
Mengenali ciri-ciri sperma yang tidak sehat bukan hal yang mudah, karena kamu tidak dapat secara langsung melihat jumlah, bentuk, atau motilitas sel sperma. Untuk itu, sangat penting melakukan tes kesuburan pria, terutama jika kamu dan pasangan telah berusaha menjalani program hamil selama satu tahun tanpa hasil.
Dengan melakukan tes kesuburan ini dapat memberikan wawasan yang diperlukan untuk memahami kesehatan reproduksi kamu dan pasangan untuk membantu menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam meningkatkan peluang untuk mendapatkan momongan.
Sumber:
https://hellosehat.com/kehamilan/kesuburan/tanda-pria-tidak-subur/
https://www.halodoc.com/artikel/catat-begini-cara-membedakan-sperma-subur-dengan-tidak-sehat
Tinggalkan komentar