Banyak wanita mungkin pernah mengalami gejala seperti keputihan, gatal, kemerahan, atau nyeri pada area kewanitaan. Gejala-gejala ini dapat menjadi petunjuk awal adanya masalah kesehatan pada organ reproduksi wanita. Jika Anda mengalami hal-hal tersebut, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Konsultasi ini penting untuk menjalani pemeriksaan mendalam dan menerima pengobatan yang sesuai guna merasa lebih baik.
Penyakit Kelamin yang Sering Terjadi Pada Wanita
1. Klamidia
Klamidia seringkali berkembang pada wanita lebih daripada pria. Ini disebabkan oleh infeksi bakteri bernama chlamydia trachomatis, yang umumnya menyebar melalui hubungan seksual. Yang lebih mengkhawatirkan, infeksi ini dapat ditularkan dari ibu ke bayi yang baru lahir.
Tanda-tanda klamidia tidak selalu langsung terlihat, mungkin muncul beberapa minggu setelah infeksi. Gejalanya meliputi keluarnya cairan dari vagina dan perdarahan yang tak biasa saat menstruasi.
Untuk menjaga kebersihan vagina, pilihlah pembersih yang mengandung povidone-iodine. Pembersih ini tidak hanya membantu menjaga keseimbangan bakteri di vagina, tetapi juga melindungi dari potensi infeksi.
2. Gonore (Kencing Nanah)
Gonore adalah infeksi bakteri yang dapat ditularkan melalui kontak seksual atau paparan cairan tubuh terinfeksi. Umumnya terdeteksi dalam cairan vagina. Gonore juga bisa menular dari ibu ke anaknya.
Gejalanya seringkali samar pada awalnya, bisa tertukar dengan infeksi vagina atau saluran kemih. Tanda-tanda umum gonore termasuk rasa nyeri atau perih saat buang air kecil, serta keluarnya cairan seperti nanah dari vagina atau penis.
Namun, jika tidak diobati, infeksi ini bisa merembet ke organ panggul wanita dan menyebabkan gejala lebih serius, seperti perdarahan vagina, rasa sakit pada perut bagian bawah, demam, dan ketidaknyamanan saat berhubungan seksual.
3. Kista Bartholin dan Bartholinitis
Kista Bartholin adalah pembengkakan pada kelenjar Bartholin di dekat mulut vagina. Kelenjar ini memproduksi pelumas alami saat berhubungan seksual. Sumbatan pada saluran kelenjar ini bisa menyebabkan penumpukan cairan dan pembengkakan. Kista Bartholin biasanya teridentifikasi dengan adanya benjolan dekat vagina. Seiring waktu, ini bisa menyebabkan peradangan (bartholinitis) dan infeksi.
Jika terinfeksi, kista Bartholin dapat memunculkan gejala seperti ketidaknyamanan saat berjalan atau duduk, nyeri saat berhubungan seksual, keluarnya nanah dari benjolan, dan demam.
4. Sifilis
Sama seperti klamidia, sifilis juga dapat muncul tanpa gejala yang jelas pada wanita. Dibutuhkan hingga 90 hari setelah infeksi agar gejala muncul. Jika terdeteksi dini, sifilis bisa diobati dengan lebih mudah dan mencegah kerusakan permanen. Namun, jika dibiarkan tanpa pengobatan, sifilis bisa merusak otak, sistem saraf, dan organ lainnya, termasuk jantung.
Agar terhindar dari berbagai penyakit kelamin pada wanita yang disebutkan di atas, penting bagi Anda untuk selalu menjalani hubungan seks yang aman dengan mengenakan kondom, setia pada satu pasangan seksual, dan menjalani vaksinasi HPV. Tindakan-tindakan ini memiliki peranan vital karena seringkali penyakit kelamin pada wanita tidak menunjukkan gejala yang mencolok, bahkan gejala baru bisa muncul ketika kondisi sudah memburuk.
Sumber:
https://hellosehat.com/seks/penyakit-menular-seksual/penyakit-kelamin-pada-wanita/
https://www.alodokter.com/mengenali-penyakit-kelamin-wanita-dan-gejala-gejalanya
Tinggalkan komentar