Alat kontrasepsi merupakan pilihan utama bagi pasangan suami-istri yang ingin menunda kehamilan. Penggunaan alat kontrasepsi ini terbukti efektif dalam mencegah kehamilan. Namun, tidak semua pasangan merasa nyaman dengan cara ini. Sebagian dari mereka memilih untuk melakukan ejakulasi di luar vagina, yang dikenal sebagai metode senggama terputus atau coitus interruptus.
Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah ejakulasi di luar vagina dapat menyebabkan kehamilan? Meskipun cara ini dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kehamilan, namun risikonya tetap ada.
Karena, ejakulasi yang dilakukan di luar vagina tidak sepenuhnya menjamin bahwa kehamilan tidak akan terjadi. Bahkan masih ada kemungkinan dapat memperoleh hasil positif saat melakukan tes kehamilan menggunakan test pack. Oleh karena itu, penting bagi pasangan untuk memahami bahwa meskipun cara ini mungkin tampak sebagai alternatif, namun masih tetap ada potensi untuk hamil.
Mari simak penjelasan lengkapnya dalam artikel berikut ini.
Mengenal Proses Terjadinya Kehamilan
Proses terjadinya kehamilan pada wanita diawali dengan fase ovulasi. Apa itu ovulasi? Ovulasi adalah proses lepasnya sel telur dari folikel. Makanya, proses ini sering disebut sebagai masa subur wanita, yang umumnya terjadi di dua minggu sebelum haid berikutnya datang. Sel telur yang lepas dari folikel akan terus bergerak menuju tuba falopi. Setibanya di bagian ini, telur akan berdiam dan menunggu untuk dibuahi oleh sel sperma.
Baca Juga: Apakah Menelan Sperma Dapat Menyebabkan Kehamilan?
Kesempatan terjadinya kehamilan akan lebih besar jika terjadi penetrasi penis ke dalam vagina. Sel sperma yang dilepaskan di dalam vagina bisa bertahan selama empat hingga lima hari di dalam tubuh wanita, hingga akhirnya bertemu dengan sel telur dan terjadi pembuahan. Proses terjadinya kehamilan ini melibatkan berbagai faktor yang kompleks, termasuk kesehatan reproduksi kedua pasangan serta timing yang tepat.
Setelah pembuahan terjadi, zigot yang terbentuk akan mulai membelah dan berkembang menjadi embrio saat bergerak menuju rahim. Proses ini memakan waktu sekitar 5-7 hari.
Ketika embrio sudah berada di dalam rahim, ia akan menempel pada dinding rahim. Di sinilah proses kehamilan sudah mulai sangat terlihat. Karena, hormon-hormon tertentu, seperti human chorionic gonadotropin (hCG), mulai diproduksi untuk mendukung perkembangan embrio dan mencegah menstruasi.
Baca Juga: 5 Makanan Alami Untuk Memperbanyak Sperma
Lantas, Apa Bisa Hamil Meski Sperma Dikeluarkan Di luar?
Metode coitus interuptus atau yang lebih dikenal sebagai metode pull out merupakan salah satu kontrasepsi alami tanpa membutuhkan banyak biaya. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa metode ini sebenarnya memiliki tingkat kegagalan yang berkisar 3-4%. Tentunya ini merupakan angka yang relatif tinggi jika dibandingkan dengan berbagai metode kontrasepsi lainnya.
Kegagalan dalam penggunaan metode ini seringkali berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kehamilan meskipun sperma sudah dikeluarkan di luar vagina. Hal ini dapat terjadi karena sejumlah faktor yang terjadi selama hubungan seksual, diantaranya yakni:
1. Keluarnya Cairan Ejakulasi Saat Penetrasi
Saat penetrasi terjadi, pria dapat mengeluarkan cairan pre-ejakulasi yang seringkali tidak mereka sadari. Meskipun cairan ini tampak seperti pelumas alami, sebenarnya di dalam cairan tersebut mengandung sperma yang bisa menyebabkan kehamilan. Maka dari itu, penting bagi kedua pasangan untuk memahami bahwa setiap momen penetrasi itu memiliki potensi menjadi kehamilan.
2. Berhubungan Intim Pada Masa Subur
Cairan ejakulasi yang masuk ke dalam saluran reproduksi wanita sebelum masa ovulasi dapat meningkatkan peluang terjadinya kehamilan secara signifikan. Pada masa ovulasi, sel telur yang matang siap untuk dibuahi, dan jika cairan ejakulasi yang mengandung spermatozoa berada dalam lingkungan tersebut, kemungkinan terjadinya fertilisasi menjadi lebih tinggi.
Karena selama periode subur, kualitas dan jumlah sperma yang berada di dalam saluran reproduksi juga berperan penting. Spermatozoa dapat bertahan hidup dalam lendir serviks yang subur, sehingga meskipun ejakulasi terjadi beberapa hari sebelum ovulasi, peluang untuk bertemu dengan sel telur tetap ada.
Baca Juga: Berikut Ciri-Ciri Sperma Tidak Subur yang Bikin Sulit Hamil & Cara Mengatasinya
3. Jumlah Air Mani yang Keluar
Hanya diperlukan satu sel sperma yang masuk untuk menjadi hamil. Apabila cairan mani yang keluar sangat banyak, maka akan meningkatkan terjadinya kehamilan. Hal ini disebabkan oleh konsentrasi sperma yang lebih tinggi dalam air mani, yang berpotensi meningkatkan peluang fertilisasi.
Selain itu, penting untuk dicatat bahwa meskipun ejakulasi terjadi di luar vagina, risiko kehamilan tetap ada. Cairan pre-ejakulasi, yang dapat mengandung sperma, bisa keluar saat penetrasi.
4. Ketepatan Waktu Saat Menarik Penis
Efektivitas metode ini sangat bergantung pada keterampilan dan waktu penarikan penis dari vagina. Ketepatan waktu yang tepat saat melakukan penarikan adalah kunci utama untuk mengurangi resiko hamil.
Penarikan yang terlambat atau kurang sempurna dapat meningkatkan kemungkinan sperma mencapai sel telur, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan.
Walaupun demikian, banyak orang yang memilih metode berhubungan seks tanpa ejakulasi di dalam vagina karena berbagai alasan yang meliputi:
- Biaya yang lebih terjangkau.
- Tidak melibatkan penggunaan hormon.
- Fleksibilitas untuk melakukannya kapan saja dan di mana saja.
Selama berhubungan seks, seorang pria akan menarik penisnya dari vagina sebelum mencapai ejakulasi atau saat merasa akan ejakulasi. Ejakulasi kemudian dilakukan di luar vagina dengan hati-hati, untuk menghindari tumpahan ke vulva wanita.
Penting bagi pria yang memilih metode ini untuk memahami respon tubuh mereka dengan baik, termasuk kapan orgasme dan ejakulasi akan terjadi. Dengan pemahaman ini, Anda dapat menentukan waktu yang tepat untuk menarik penis dari vagina.
Untuk penjelasan lebih lanjut tentang mimpi basah, simak video tentang “Sudah Keluar Di Luar Kok Masih Bisa Hamil” berikut ini.
Penyebab Kehamilan Meski Sperma Dikeluarkan di Luar
Kehamilan dapat terjadi meskipun pasangan mengeluarkan sperma di luar vagina saat berejakulasi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang perlu dipahami dengan baik.
Berikut adalah penjelasan mengenai kemungkinan terjadinya kehamilan dalam situasi tersebut:
1. Cairan Pra Ejakulasi Mengandung Sperma
Banyak orang beranggapan bahwa sperma hanya terdapat dalam air mani yang dikeluarkan saat ejakulasi. Namun, hal ini tidak sepenuhnya benar. Cairan pra ejakulasi, yang mulai diproduksi ketika penis mengalami ereksi, juga dapat mengandung sperma. Oleh karena itu, meskipun penis ditarik sebelum ejakulasi, peluang kehamilan tetap ada.
2. Pria Tidak Selalu Bisa Mengontrol Ejakulasi
Teknik penarikan penis tidak akan efektif jika pria tidak dapat mengontrol waktu ejakulasi dengan baik. Ketidakpastian mengenai kapan orgasme akan terjadi dapat mempengaruhi keberhasilan metode ini.
Jika pria tidak menyadari tanda-tanda ejakulasi, maka risiko kehamilan menjadi lebih tinggi. Dalam konteks ini, pria berperan penting dalam menentukan keberhasilan metode tersebut.
3. Sperma Masuk ke Dalam Vagina Secara Tidak Sengaja
Meskipun sperma dikeluarkan di luar vagina, kehamilan juga dapat terjadi jika cairan pra ejakulasi atau ejakulasi mengenai area sekitar vagina. Misalnya, jika pasangan mengeluarkan cairan tersebut di area perut dan kemudian terdapat kontak dengan vagina melalui jari, ada kemungkinan sperma dapat masuk ke dalam vagina. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun langkah pencegahan diambil, risiko kehamilan tetap ada.
Memahami faktor-faktor ini sangat penting bagi pasangan yang ingin mencegah kehamilan. Meskipun metode penarikan dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menghindari kehamilan, penting untuk diingat bahwa tidak ada metode yang 100% efektif. Oleh karena itu, jika pasangan ingin menghindari kehamilan, disarankan untuk mempertimbangkan metode kontrasepsi lain yang lebih dapat diandalkan.
Baca Juga: 5 Tips Ampuh Agar Hamil Anak Laki-Laki
Cara Agar Sperma Tidak Masuk Ke Dalam Vagina
Apabila Anda dan pasangan ingin menjaga kehamilan tetap terhindar, penting untuk memilih metode kontrasepsi yang tepat. Meskipun metode menarik penis sebelum ejakulasi bisa menjadi pilihan, namun metode ini memiliki tingkat keberhasilan yang rendah, sehingga tidak dapat diandalkan sepenuhnya untuk mencegah kehamilan.
Sebaiknya, pasangan yang benar-benar ingin menghindari kehamilan sebaiknya mempertimbangkan metode kontrasepsi yang lebih efektif, seperti penggunaan kondom selama berhubungan seksual. Meskipun Anda mungkin telah menggunakan alat kontrasepsi lain seperti pil KB atau IUD, penggunaan kondom tetap dianjurkan, karena kondom dapat mencegah sperma masuk ke vagina dan membuahi sel telur.
Ketika berhubungan suami istri dan ingin mengurangi risiko kehamilan, Anda dapat memperhatikan beberapa hal berikut:
- Pastikan penggunaan kondom dengan benar.
- Hindari pasangan mengeluarkan cairan ejakulasi di sekitar area vagina.
- Jika pasangan mengeluarkan cairan ejakulasi di tubuh, seperti di area dada, segera bersihkan untuk mencegah cairan tersebut mengalir ke vulva.
- Pertimbangkan penggunaan pil KB darurat jika kondom tidak sesuai atau pasangan tidak menyukainya.
Jika Anda berencana untuk menunda kehamilan atau ingin menghindari kehamilan, pertimbangkan penggunaan metode kontrasepsi yang andal, seperti IUD atau spiral. Dengan tingkat efektivitas mencapai 99,9%, ini akan memberikan Anda dan pasangan rasa aman yang besar dalam hubungan seksual.
Sumber:
https://hellosehat.com/seks/tips-seks/metode-ejakulasi-di-luar-masih-bisa-hamil/
https://www.ibupedia.com/artikel/kehamilan/bisakah-hamil-meski-sperma-dikeluarkan-di-luar
https://skata.info/article/detail/1395/sperma-keluar-di-luar-apa-bisa-hamil
https://www.klikdokter.com/gaya-hidup/seks/ejakulasi-di-luar-vagina-tetap-berpotensi-hamil-kok-bisa?
Tinggalkan komentar