Selama masa remaja, tubuh anak akan mengalami berbagai perubahan yang mencakup perubahan fisik, emosi, dan perkembangan seksual yang disebut sebagai pubertas. Pada umumnya, pubertas pada anak perempuan dimulai antara usia 8 hingga 13 tahun. Proses ini ditandai dengan pertumbuhan payudara, peningkatan tinggi badan, serta pertumbuhan rambut halus di daerah kemaluan dan ketiak. Salah satu tanda penting dari pubertas adalah munculnya menstruasi pertama, yang seringkali membuat orang tua merasa khawatir karena dianggap sebagai gejala utama.
Penyebab Menstruasi Pertama Terlambat
Menstruasi pertama atau menarche pada setiap perempuan umumnya terjadi pada waktu yang berbeda-beda. Beberapa mungkin mengalaminya lebih awal daripada yang lain, sementara yang lain mungkin mengalaminya lebih lambat dibandingkan dengan teman sebaya mereka. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan keterlambatan menstruasi, termasuk:
1. Stres yang Berlebihan
Keterlambatan menstruasi pertama bisa dipicu oleh faktor stres. Saat stres menghampiri, hormon reproduksi dan hormon kesuburan dapat terganggu, yang akhirnya mengakibatkan menstruasi pertama datang dengan lebih lambat. Stres ini seringkali muncul selama masa pubertas akibat berbagai masalah seperti konflik keluarga, tugas sekolah yang menumpuk, atau pertengkaran dengan teman-teman.
2. Kelebihan atau Kekurangan Berat Badan
Berat badan yang tidak seimbang, baik kelebihan maupun kekurangan, dapat mempengaruhi keseimbangan hormon yang berperan dalam kesuburan. Kelebihan berat badan seringkali disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik atau asupan kalori yang berlebihan, sementara kekurangan berat badan dapat berkaitan dengan gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia.
3. Faktor Keturunan
Faktor keturunan juga memiliki dampak signifikan. Jika dalam keluarga ada yang mengalami keterlambatan menstruasi pertama, seperti ibu atau kakak perempuan, kemungkinan hal serupa dapat terjadi pada anak atau saudara perempuan lainnya.
4. Olahraga Berlebihan
Berolahraga adalah kegiatan yang sangat bermanfaat bagi tubuh, termasuk dalam menjaga keseimbangan hormon kesuburan. Meskipun begitu, bagi seorang gadis yang terlalu intensif dalam berolahraga, seperti atlet, bisa mengakibatkan onset menstruasinya terlambat.
Ini disebabkan oleh tingginya aktivitas fisik yang dapat menguras banyak kalori dan mengurangi kadar lemak dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat menghambat produksi hormon kesuburan.
5. Minum Obat atau Ramuan Herbal
Ada beberapa jenis pengobatan yang dapat mempengaruhi hormon kesuburan, seperti antidepresan, kemoterapi, dan obat alergi. Selain itu, ramuan herbal seperti jamu juga memiliki potensi dampak serupa. Jika anak kamu mengalami keterlambatan menstruasi dan sedang mengkonsumsi jamu, disarankan untuk menghentikan konsumsi tersebut. Selain itu, jika anak kamu sedang menjalani pengobatan akibat penyakit tertentu dan menstruasi tidak kunjung datang, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
Selain faktor-faktor tersebut, ada beberapa penyakit lain yang dapat menyebabkan keterlambatan menstruasi pertama, seperti sindrom polikistik ovarium, sindrom Turner, atau hipopituitarisme. Semua hal ini perlu diperhatikan untuk menjaga kesehatan reproduksi anak kamu.
Cara Mengatasi Menstruasi Pertama yang Terlambat
Merasa cemas karena putri kamu belum mengalami menstruasi pertamanya adalah hal yang lumrah. Namun, tak perlu khawatir berlebihan, sebab terdapat beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk merangsang timbulnya menstruasi pertama pada anak kamu:
- Menjalani rutinitas olahraga yang cukup dengan contohnya adalah berjalan selama setengah jam setiap hari.
- Menerapkan pola makan yang sehat.
- Memastikan ia tidur cukup, yakni minimal 8 jam per malam.
- Menjaga asupan air putih yang mencukupi dengan setidaknya 8 gelas per hari.
- Mengelola stres dengan efektif.
Keterlambatan datang bulan pada remaja yang tidak diperhatikan dapat berpotensi menghadirkan masalah serius, seperti infertilitas, nyeri pada area panggul, risiko osteoporosis, dan bahkan penyakit jantung dan pembuluh darah. Tetapi tak perlu khawatir, dengan perawatan yang tepat, semua risiko ini dapat diminimalkan. Jika anak kamu berusia lebih dari 15 tahun namun belum mengalami menstruasi, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan yang sesuai.
Sumber:
Tinggalkan komentar