Situs ini memiliki dukungan terbatas untuk browser Anda. Sebaiknya beralih ke Edge, Chrome, Safari, atau Firefox.

Gunakan kode FREESHIP untuk pesanan di atas IDR 90.000

Hai Nona! Unduh aplikasi pelacak menstruasi kami untuk iOS & Android untuk memahami lebih baik tentang siklus menstruasi kamu.

The History of menstrual pads by Nona Woman

Sejarah Pembalut Menstruasi

Oleh Vinka (translated by Chuurur R)

Hai Nona-Nona, Sebagai seorang wanita, Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan produk menstruasi yang dikenal sebagai pembalut wanita dan manfaatnya. Pembalut menstruasi juga memiliki sejarah panjang dalam dunia ini. Sama seperti Nona-Nona, anugerah menstruasi sudah ada pada diri setiap perempuan sejak zaman dahulu.

Tapi, apakah Nona-Nona mengetahui bagaimana mereka mengatasi darah menstruasi yang keluar terus-menerus pada saat itu? Tidak seperti sekarang dimana pembalut menstruasi sudah hadir dalam berbagai bentuk dan varian yang aman dan nyaman ketika digunakan, perempuan di zaman dahulu harus menangani darah menstruasi dengan bahan seadanya.


Zaman Kuno sampai Abad Pertengahan

Figure 1: Contoh spons yang dapat dimanfaatkan untuk membuat tampon pada zaman dahulu

Masa menstruasi bagi perempuan pada zaman dahulu seperti masa yang sangat mengerikan dimana ketika menstruasi, kondisi tubuh dan emosi sedang tidak stabil namun, mereka harus menghadapi keadaan sosial yang menganggap menstruasi sebagai hal yang tabu, beracun, dan dikucilkan selama masa menstruasi. Belum lagi, ancaman kesehatan karena bahan yang mereka gunakan untuk menampung atau menyerap darah menstruasi patut untuk dipertanyakan kebersihannya.

Catatan tertulis tentang benda yang dimanfaatkan untuk menampung darah menstruasi telah ada sejak abad ke-10. Dapat dengan mudah ditebak bahwa cara yang paling umum adalah menggunakan potongan kain, namun, ternyata ada loh yang menggunakan kulit hewan, papyrus, lumut, spons, kertas, dan lain-lain. Dikutip langsung dari Historia, penemuan dokumen kuno di kota kecil di Tunisia, yang ditulis oleh S.D. Goitein dalam A Mediterranean Society,. , mencatat bahwa pada dekade kedua abad ke-11, pembalut menjadi komoditas perdagangan di laut tengah yang dibuktikan dari tagihan pemesanan barang yang ditemukan.

Penggunaan kain, kapas, dan spons sebagai benda yang digunakan untuk menampung/menyerap darah menstruasi akhirnya menjadi hal yang umum pada saat itu hingga diperdagangkan dalam bentuk produk menstruasi berbentuk celemek, sabuk yang menopang kain yang menampung darah menstruasi, tampon, hingga berlanjut pada menstrual cup generasi pertama pada 1867 dimana bahan dan bentuknya belum minimalis dan nyaman seperti sekarang. Sayangnya, pembelian produk menstruasi pada saat itu tidak terlalu diminati karena menstruasi masih dianggap hal yang tabu sehingga perempuan malu ketika membelinya dan juga beberapa produk hanya dapat diakses oleh kalangan atas.

Abad ke-20: Pembalut Sekali Pakai

Figure 2: Contoh produk pembalut dari jaman perang dunia pertama

Pada Perang Dunia I, karena keterbatasan persediaan kapas pada saat itu, para perawat berinovasi untuk membuat pembalut luka sekali pakai untuk mengatasi pendarahan para prajurit. Pembalut luka tersebut terbuat dari tanaman Sphagnum Moss. Selain mudah didapat, murah (pada zamannya) dan memiliki kemampuan penyerapan yang baik, tanaman tersebut juga memiliki sifat anti bakteri. Hal tersebut menjadi dasar inovasi untuk produk Cellucotton, pada 1918. Produk tersebut dikeluarkan oleh Kimberly-Clark dan berganti nama menjadi Kotex pada 1920 dengan model sabuk elastis. Nama Kotex sendiri berasal dari kata “Cot-tex” kepanjangan dari cotton-like texture yang berarti texture seperti kapas. Sayangnya, produk tersebut baru dapat di terima di pada 1926 dan menjadi pembalut sekali-pakai berbasis selulosa pertama yang berhasil dipasarkan secara massal.

Figure 3: Kotex adalah pembalut sekali pakai pertama di dunia

Abad ke-21: Pembalut Aman, Nyaman, dan Ramah Lingkungan

Figure 4: Tempat pembuangan sampah penuh pembalut plastik

Saat ini banyak sekali produk pembalut menstruasi dengan berbagai variasi, meskipun aman dan nyaman, beberapa zat yang terkandung dalam pembalut ternyata cukup berbahaya seperti plastik, pewangi, lem, klorin, dan pemutih karena dapat menyebabkan iritasi hingga kanker. Selain itu, pembalut pada umumnya terbuat dari plastik yang membuatnya sulit terurai di lingkungan dan memerlukan ratusan tahun untuk menghilang. kandungan klorin dari proses pemutihan kapas dapat menyebabkan pencemaran pada air dan tanah.

Untungnya, Nona akan segera launching produk pembalut menstruasi organik loh! Selain aman karena bebas bahan kimia berbahaya dan nyaman ketika digunakan, pembalut menstruasi dari Nona memiliki keunggulan ramah lingkungan karena terbuat dari kapas organik yang teruji klinis kebersihannya. Tunggu kedatangannya ya Nona-Nona!

Untuk melihat lebih banyak jenis pembalut menstruasi sejak abad terdahulu, cek video yang satu ini!

 

Baca lebih lanjut tentang kesehatan wanita

Sumber:

Sumber Foto:

  • Period in Culture
  • Paragram.id
  • National Geographic
  • Menstrual Cup Reviews

Tinggalkan komentar

Use coupon code WELCOME10 for 10% off your first order.

Keranjang

Selamat! Pesanan Anda memenuhi syarat untuk pengiriman gratis Spend Rp 200.000 for free shipping
Tidak ada lagi produk yang tersedia untuk dibeli

Keranjang Anda saat ini kosong.