Setiap orang pasti pernah mengalami stres. Beberapa penyebabnya sangat beragam, mulai dari permasalahan sehari-hari, permasalahan kerjaan, hingga percintaan.
Stres sendiri merupakan suatu kondisi dimana tubuh menunjukkan reaksi terhadap peristiwa yang terjadi sehari-hari. Stres dibagi menjadi dua kategori, yaitu stres ringan dan stres berat. Jika seseorang mengalami stres ringan, biasanya itu cenderung bersifat positif, karena dengan hal tersebut, seseorang dapat belajar akan suatu hal. Stres ringan masih dalam kategori mudah dikontrol dan ditangani. Sedangkan stres berat, biasanya cukup mengkhawatirkan. Stres berat biasanya akan berdampak pada kesehatan tubuh.
Jika dibandingkan antara laki-laki dan perempuan, yang cukup sering mengalami stres biasanya adalah perempuan. Hal itu dikarenakan perempuan lebih banyak menggunakan sisi emosionalnya dibandingkan dengan laki-laki.
Kondisi stres yang cukup sering terjadi, bahkan dalam kurun waktu yang cukup panjang, akan dapat mengganggu kesehatan tubuh, khususnya terhadap siklus menstruasi. Beberapa perempuan mungkin kurang paham, bahwa stres dapat mempengaruhi menstruasi.
Lalu bagaimana stres dapat mempengaruhi siklus menstruasi?
Bagaimana Stres Mempengaruhi Menstruasi?
Siklus menstruasi yang lancar dapat menggambarkan menstruasi yang terjadi secara teratur setiap bulannya. Siklus menstruasi yang normal umumnya terjadi antara 28 hingga 32 hari. Namun, beberapa perempuan memiliki siklus yang berbeda, semua tergantung pada kondisi tubuh masing-masing.
Terdapat berbagai faktor yang membuat siklus menstruasi tidak lancar, salah satunya adalah karena stres. Mungkin kita pernah mendengar bahwa siklus menstruasi yang tidak lancar sering dikaitkan dengan tingkat stres yang tinggi.
Mengapa hal itu dapat terjadi?
Pada saat stres terjadi, tubuh mengalami ketidakseimbagan. Hal ini dikarenakan, saat stres, tubuh dapat memproduksi hormon kortisol, dan hormon inilah yang menyebabkan ketidakseimbangan tersebut. Hormon kortisol ini dapat
mempengaruhi ovarium, sehingga menyebabkan siklus menstruasi yang lebih pendek.
Melansir dari artikel Everyday Health, bahwa stres memiliki peran untuk menekan hipotalamus. Hipotalamus sendiri merupakan kelenjar pada otak yang berfungsi mengontrol sistem hormon hipofisis. Hipofisis merupakan salah satu kelenjar pada tubuh yang berfungsi mengendalikan kelenjar tiroid, adrenal, dan ovarium.
Pada kondisi ini, hal pertama yang terjadi adalah ovarium mengalami disfungsi, sehingga menyebabkan pada produksi estrogen, ovulasi, hingga proses reproduksi yang lainnya. Dalam hal ini hormon estrogen menjadi bagian yang paling penting. Hal itu dikarenakan, hormon estrogen membantu tubuh perempuan untuk membangun lapisan rahim serta mempersiapkan tubuh untuk kehamilan. Dan jika ovarium tidak berfungsi dengan baik, maka akan menimbulkan banyak dampak bagi tubuh perempuan, seperti siklus menstruasi yang tidak berjalan lancar.
Penyebab Lain Menstruasi Tidak Normal
Selain disebabkan tingkat stres yang tinggi, ternyata ada beberapa hal yang menyebabkan menstruasi tidak berjalan lancar. Beberapa hal tersebut, sebagai berikut:
- Obesitas
- Penggunaan alat kontrasepsi
- Penurunan berat badan secara ekstrim
- Melakukan olahraga yang cukup ekstrim
Memang tidak mudah mengetahui seratus persen apakah stres memang dapat mempengaruhi menstruasi. Namun, stres bukanlah kondisi yang positif. Jika seseorang mengalami stres, maka jangan membiarkan rasa atau pikiran stres berlarut-larut.
Stres yang terjadi dalam kurun waktu yang panjang, dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan, salah satunya siklus menstruasi yang tidak normal. Jika kamu memiliki riwayat gangguan reproduksi dan lainnya, maka segera komunikasikan dengan dokter yang kamu percaya.
References:
https://www.orami.co.id/magazine/pengaruh-stres-terhadap-menstruasi https://www.halodoc.com/artikel/benarkah-stres-datangkan-menstruasi-lebih-cepat https://www.alodokter.com/efek-berbahaya-bila-kamu-stres-sebelum-hamil
Tinggalkan komentar